Mengeja Taat dalam sabar

"Aku lelah berada dalam kondisi ini, aku ingin hidup normal" katamu malam ini.

Kita terlupa pada kisah kesabaran yang menyerah, yang Allah sendirilah penulis naskahnya, dan diperankan langsung oleh umat terbaikNya, nabi Ayyub AS.

Sakitnya kita, sulitnya kita, baru secuil dari ujian kesabaran yang dihadapi nabi Ayyub. Lalu, kau masih tak tau malu berkata, "itu nabi, sedangkan saya bukan nabi" semoga tak pernah lisan maupun akal kita mengucapkannya.

Tentang normal, bukankah normal bagi orang-orang beriman adalah penuh uji?maka ini normal bagimu, karena Allah memilihmu, memilihmu untuk sejenak merasakan posisi bagaimana nabi Ayyub dahulu, memilihmu untuk tetap mendekat dalam taat, memilihmu agar cintaNya semakin kau rasa penuh cinta.

Baca kembali firmanNya..
Fashbir shobron jamiila...
Bersabarlah sayang, bersabar dengan kesabaran yang baik :)

Semoga taat mewujud nyata.
Love you sista :*

*2 Ramadhan dengan penuh cinta :)


Luka dan Suka, dalam balutan cintaNya

Semesta mengikuti rencana, Ia yang Maha Kuasa
Untukmu yang berlumur luka, ada cinta dalam dekap nyata
CintaNya,yang mengalahkan segala luka
Kembalilah padaNya, dalam rasa suka maupun terluka
-langit sya'ban dalam cintaNya-

***
Luka tak hanya milik kita, kalau kau mau membuka mata, ada banyak manusia yang jika kau dengarkan lukanya, kau tak akan sanggup berkata.
Kau sebut luka, dan kau jelaskan ia dalam derai air mata. Seakan engkau terlupa pada cintaNya.
Berkali-kali kau sebut cinta, namun tak jua kau datang padaNya. Pantas saja lukamu semakin menganga, kau yang tak menyembuhkannya. Kau benamkan dirimu dalam langit putus asa.

Kata-kata cintamu basi, kau bilang cinta, kau bilang kau terluka, tapi kau malah menjauh dariNya, hingga luka pun semakin terluka..

Lupakah kau akan nikmat Allah yang tak hentinya mengalir, di detik ini berapalah lagi nikmat yang mau kau hitung?tak terserap dengan baik kah perkataanNya padamu?
Nikmat mana duhai diri, nikmat mana lagi yang kau dustakan??
Ketika engkau mendapat apa yang kau minta,
Ketika engkau berbahagia atas segala suka,
Satu persatu, perlahan dan pasti

Allah kabulkan permintaanmu dengan caraNya, sebab hanya Ia yang tau, sebaik apa hal yang kau pinta untuk tetap kau punya...

Macam rupa takdirNya

Bismillahirrahmanirrahim...

Maha hebat Allah menciptakan manusia bermacam rupa, dengan segala kisah, baik suka maupun duka. Bermacam rupa, bermacam rasa, bermacam kata dan bermacam uji dan coba.

Macam praduga pun hadir pada setiap putaran bumi yang mengelilingi kehidupan kita. Ketika catatanNya tak sebaik pinta kita, semoga tak ada kecewa padaNya.
Pada Dia yang memberikan segala cinta dengan Rahman dan RahimNya.

Bermacam rupa ciptaanNya, pun bermacam rupa takdir pilihanNya, tak ada serupa meski bersaudara dalam rahim. Jika seperti itu, pantaskah kita menyibukan diri dengan takdir selain kita? Melupakan bahagia yang pada nyatanya Allah lengkapkan pada takdir kita, duh manusia...

Kau menjadi hebat, ketika berhasil berjalan sesuai dengan catatan takdirNya. Meski beberapa kali, saat sudah hebat melalui takdir kepahitan, Allah akan putarkan kisah kita dulu pada orang lain. Hingga kita pun seperti kembali merasakan sakit dan derita. Bahagiakan saja dirimu, dengan hamdallah dan bahagia yang kau punya. Karena nyatanya kau berhasil melewati masa itu.

Lihat tegaknya dirimu kini, kalau bukan karena cintaNya, kau tak akan setangguh dan sehebat ini..

Salam :)

Menikmati pahatan takdirMu (kembali)

Bismillahirrahmanirrahim..

Rabb, masihkah aku mampu untuk tetap menjalani pahatan takdirMu dengan senyum yang seakan tidak ada luka yang menganga..

Rabb, aku masih menerka-nerka tentang maksudMu yang berkali-kali Kau uji aku tentang sebuah kepastian..

Rabb, bolehkah dititik ini aku menyerah?aku seakan tidak peduli lagi, berkali-kali aku merasa bagai menemukan pintu, namun tak jua ku temukan kuncinya...

Rabb, inikah sesungguhnya ujianMu? ketika aku hilang harapan..
Ketika aku berputus asa dari rahmatMu, padahal aku tahu bahwa kau sungguh Maha Rahman..

Rabb, terlalu berbahayakah hingga Kau tak jua mengizinkan aku untuk membuka pintu???

Ampuni atas segala pertanyaan cerewetku, aku bagai penagih hutang, padahal Kau telah membayarnya dengan sesuatu yang jauh lebih baik dari yang ku minta..

Rabb, ujianMu aku terima, mohon tetap dampingi aku bahkan ketika orang-orang terdekat nampak tidak peduli..

Mohon dengan sangat
Mohon dengan sangat
Mohon dengan sangat

Senja dalam kata

Bismillahirrahmanirrahim...

Senja yang ku habiskan bersamamu, entah mengapa begitu kering dan datar, ada tatap lelah yang kau hadirkan dalam sukma senyummu.
Tak bahagiakah kau cinta? hingga senyummu sulit ku rengkuh..
Meski begitu, banggaku padamu karena peluh tak jua menjadi keluh, padahal aku tau, jarak ini mengisyaratkan usiamu..
Ya usia yang tak lagi  kuat menopang kaki untuk menyusuri jalan penuh debu ini..
Ah pantas saja, tak ku dapati senyum itu, menahan perih pada kaki yang tak bisa lagi kau ajak kompromi...

Ma, senja yang menggantung haru pada sudut mataku...
Semakin ku sadari, bahwa jalanmu melemah, hingga pada langkahku yang biasa kau panggil aku
Tunggu...
Katamu membuatku perih...

Ma, harapku semoga kau tak lelah mengikuti langkahku..
Perjalanan ini memang jauh, namun aku akan tetap berjalan perlahan untuk menggandeng tanganmu agar kau mengiringi langkahku
Tak peduli seberapa sering kau meminta untuk menjeda langkah kita...

Dan ketika dipenghujung jalan ini, kau yang tiba-tiba bersandar lelah pada punggungku membuatku semakin haru...
Ma, punggung ku ini akan selalu siap menopang lelahmu, bersandarlah tanpa rasa takut ...


*senja dalam kisah kita, 20 Juni 2014

merevisi penjagaan :)

Bismillahirrahmanirrahim

Mengawali tulisan ini, saya mau minta maaf terhadap segenap laki-laki atas dzon saya selama ini ke mereka. Sepanjang perjalanan mengajar, saya selalu mengajak siswi-siswi saya agar bisa menjaga diri dari rayuan teman lelaki sebaya mereka, jangan "menjual diri" kepada mereka hanya karena bermodal "i love you". Saya pernah memergoki seorang remaja usia 14 tahun sedang bermesraan, dari yang saya lihat, perempuannya hanya berdiam diri, sedangkan laki-laki yang "bergerilya" pada tubuh dan wajah si perempuan, hingga saya mendekati mereka dan bilang "dek, jangan percaya dengan i love you dia". Spontan mereka kaget, wajah si perempuan terlihat minta tolong, sedangkan wajah lelaki tampak kesal dengan gangguan saya. Dari sini saya bertambah yakin bahwa saya harus menjaga perempuan-perempuan dari "jualan" para lelaki. Semangat menjaga yang luar biasa saya buktikan dengan terus mengajak siswi-siswi saya untuk hati-hati, karena menurut saya, perempuan selalu jadi korban, ditambah saya sering mengamati siswa laki-laki yang pembicaraannya mengarah ke hal porno, dan bercerita tentang "pengalaman" mereka dengan pacarnya masing-masing.

Hingga suatu hari, saya mengambil pelajaran dari kisah siswa saya, seorang laki-laki yang beda dari siswa saya yang lain. Konseling dia kali ini mengenai masa lalunya, diawali dengan tujuan dia berpacaran. Pacaran dan memiliki hubungan dengan lawan jenis bagi dia murni hanya untuk "menjaga" perempuan yang menjadi pacarnya, menjaga dengan tidak menyentuh dan menjaga dari laki-laki lain. Hingga suatu tragedi yang membuat dia memutuskan untuk tidak pacaran lagi *semoga dia istiqomah*.

Saya ingat ekspresi dan redaksi ketika dia bercerita.

Ka, tujuan aku pacaran untuk menjaga pacar aku, tapi ternyata dia yang gak bisa menjaga diri dia dan aku. Saat aku duduk, tiba-tiba dia duduk dipangkuan aku, dan mulai buka bajunya. Kak aku takut. Saat itu, aku gemeteran dan menghempas tubuh dia ke samping dan aku buang muka. Aku langsung ajak dia pulang, selesai anterin dia aku langsung pulang ke rumah. Sampai rumah, aku langsung nangis ketakutan dan besoknya aku ketemu dia untuk minta putus, aku bilang ke dia "kamu ga malu menyerahkan tubuh kamu ke aku, yang padahal belum tentu jadi suami kamu??kamu ga malu, ketika malam pertama nanti, suami kamu baru tau bahwa ternyata kamu udh ga perawan lagi?? Kita putus aja ya". Semenjak peristiwa itu, aku gak mau pacaran lagi kak, karena buat apa? Niat aku untuk menjaga tapi ternyata dia yang gak menjaga.

Mendengar ini, saya takbir dalam hati berkali-kali, tiba-tiba selintas banyangan nabi Yusuf ketika digoda oleh zulaikha (meskipun saya tak mau terlalu menyamakan). Dia diam meminta tanggapan saya, dan refleks saya bertanya "gimana sih pola asuh orang tua kamu dalam mendidik kamu". Bukan tanpa alasan saya bertanya seperti ini, karena seperti yang kita tahu, nabi Yusuf bisa menjaga dirinya dari godaan Zulaikha karena teringat dengan pesan ayahnya, pesan itu begitu melekat hingga mampu mengalahkan godaan. Tapi dari jawaban dia, saya kaget, karena ternyata dia besar dari keluarga yang keras, yang tak pernah membiarkan dia bermain dengan teman-teman sebaya, yang selalu pergi meninggalkan dia yang dititipkan pada neneknya.

Ah Masyaa Allah, kalau Allah yang menjaga, maka siapapun pasti akan terjaga, dengan pola asuh yang baik ataupun yang tak baik.

Ada satu lagi hikmah yang saya ambil dari kisahnya, bahwa laki-laki pun bisa jadi korban. Selama ini saya fokus mengajak siswi saya agar mengabaikan segala rayuan laki-laki, tetapi lupa untuk mengajak mereka menjaga kesucian mereka. Karena ternyata kesucian inilah yang terpenting dari setiap wanita. Dan saya pun terlupa untuk juga mengajak siswa saya agar bisa menjaga dirinya dari fitnah seorang wanita. Peristiwa ini, mengajak saya untuk merevisi pandangan-pandangan buruk saya, bahwa laki-laki maupun perempuan, semuanya harus terjaga, harus menjaga, dan harus dijaga.

Jalan Allah untuk menjaga itu sungguh luar biasa, jalan yang bukan hanya untuk yang mengalami, tapi juga jalan penjagaan untuk saya yang mendengar kisahnya agar semakin menjaga siswa maupun siswi saya, mereka berhak kita jaga :)

Jagalah Allah dihatimu, niscaya Allah akan menjagamu.

Apa yang sudah kita lakukan???

Bismillahirrahmanirrahim..
Rabu, 18 Juni 2014, ketika Dolly ditutup

Bu Risma sudah membuat sikap untuk menutup tempat lokalisasi, bahkan beliau sudah berpamitan dengan keluarganya jika terjadi sesuatu padanya. Seperti yang kita tahu, tempat lokalisasi itu didukung oleh para preman, yang tidak setuju dengan penutupan tempat tersebut, maka wajar jika bu Risma sudah "berpamitan" dengan keluarganya. Sangat kagum dengan bu Risma, meski ada yang bilang kalau ini skenario, ah husnudzon saya, ini memang skenario, skenarionya Allah, karena tiap kita memang sedang menjalankan peran yang sudah Allah gariskan. Menutup lokalisasi, artinya menyelamatkan bangsa, berapa lama sudah tempat itu berdiri??? berapa generasi sudah yang mewariskan perzinahan di sana?? 

Imam syafi'i pernah berujar "jauhkanlah diri-diri kalian dari yang haram, niscaya istri-istri kalian akan menjaga diri-diri mereka untuk mahramnya.
Jauhilah oleh kalian apa-apa yang tidak pantas bagi seorang muslim.
Sesungguhnya perbuatan zina adalah hutang, jika engkau meminjamnya.
Bayarannya diambil dari keluargamu maka ketahuilah.
Siapa saja yang berzina, ia akan dizinai walaupun bersembunyi di dalam rumah.
Jika engkau seorang yang cerdik, maka pahamilah!"

Zina adalah hutang yang akan diambil dari keluargamu, bagaimana ini tidak terjadi, jika perzinahan menjadi tontonan yang biasa bagi anak-anak di sana, sampai terekam diotak, hingga besarpun di sana. Mata rantai ini harus terputuskan, dan bu Risma berani memutus ini, semoga langkah baik untuk memperbaiki generasi.

Melihat bu Risma, kemudian berkaca pada diri sendiri. Apa yang sudah saya lakukan untuk mengurangi maksiat dimuka bumi? jika melihat orang-orang yang bermesraan di depan umum pun tak peduli. Dianugerahi taman kota yang luas dekat dengan rumah membuat saya bahagia sekaligus berduka. Betapa maksiat tersuburkan di sana. Ada rasa takut, ketika saya harus bermain ke sana, karena saya tahu, saya tak bisa hanya diam melihat kemaksiatan, tapi disisi lain, saya takut dan bahkan tak peduli, duh.

Hingga suatu hari, saya tertampar dengan kalimat kakak saya "kalau mereka gak malu untuk berbuat seperti itu, harusnya kita lebih tidak malu untuk menegur mereka yang tak tahu malu". 

Apa yang sudah kita lakukan? jika di sana bu Risma sedang berusaha keras menutup tempat zina yang besar, semoga kita di sini juga membantu beliau untuk menutup tempat zina-zina yang kecil. Menutup kesempatan bagi mereka yang bermesraan di ruang publik. Tak ada alasan lagi, karena jika dibiarkan, maka akan semakin besar.

Tegur mereka dengan cara yang baik, ajak mereka kepada jalan kebenaran, sebelum mereka terlalu jauh melangkah dalam usianya, dalam kemaksiatan. Bawa mereka kembali, dengan teguran kecil kita disaat mereka sedang bermesraan. Semoga ini bentuk peduli, hingga anak-anak kita terselamatkan dari bahaya ini.

permintaan sederhanamu, mama

Malam 17 Juni 2014..

Ma, malam ini aku menanti kepulanganmu, dengan degup yang tak menentu pada waktu yang terus terpacu. Malam, yang tanpa hadirmu pada kepulanganku sore ini membuatku begitu termangu, ah segala resah pun aku bawa pergi sebab ku tau engkau bersama mahrommu..

Ma, namun ada pikir lain yang hadir di lingkar otakku, ketika malam ini resah yang terlalu sebab menunggumu, bagaimana resahmu tiap waktu yang kau habiskan untuk menunggu kehadiranku???

Keaktifanku dimulai ketika SMA, bergabung di OSIS dan ROHIS yang sama kita tahu, mengorbankan banyak waktu. Dulu, kau pun begitu, dengan wajah setia dengan doa terpanjatkan menanti kepulanganku, yang jauh melebihi batas waktu.
Hingga kuliah yang ku lalui pun juga meninggalkanmu.
Ah mama, aku tak ingin kau merasa ternomorduakan dari aktifitas harianku, maafkan jika dalam masa pencarian jati diriku, malah pergi dan jarang bersamamu. Wajah cemasmu, yang menyambut kehadiranku di rumah cukuplah sebagai teguran agar tak meninggalkanmu lagi. Ma, tapi maaf, anakmu ini sungguh tak tahu waktu, hingga lagi dan lagi membawa kecemasan untukmu, sampai akhirnya, raut cemas tak cukup untuk mengutarakan cemasmu, kau pun meminta waktuku..
Waktu untuk bersamamu...


Ma, malam ini, aku tersadar bahwa jauh darimu adalah kepahitan, pahit yang ku reguk dengan candu karena terlalu bernafsu dengan kesibukanku dulu..

Ma, malam ini aku tersadar, permintaanmu yang sederhana mengapa begitu sulit untuk ku kabulkan, padahal kata orang militansi ku tak diragukan, aku mampu mendaki gunung tanpa ketakutan, namun tetap di rumah tak kunjung ku lakukan..

Ma, malam ini aku tersadar, betapa cintamu sungguh agung, besar dan tiada tepi..

Ma, kini aku ragu, masihkah kau bahagia karena sudah memilikiku???

***

Istirahatlah, mama ga mau kamu sakit, mohon dengarkan..

***

Berlalu tanpa hirauan

Wanita-wanita langit

Rangkuman materi wanita-wanita langit oleh ust Bendri Jaisyurrahman

Cara mudah wanita menuju surga
Amalan utama wanita langit..
1.sholat 5waktu
2.Puasa ramadhan
3.Menjaga kemaluan
4.Taat suami

*buah dr empat amalan ini -» wanita yg mampu menahan diri dan syahwatnya

Perempuan standar langit mampu mengalahkan emosi syahwatnya, yang mengunggulkan logika ketika mencintai

Menjadi wanita terbaik dr yg baik..
Hr.ahmad
"Sebaik2 wanita di surga adl "maryam binti imran, khadijah binti kuwailid, fatimah binti muhammad, dan asiyah binti muzahim"

Ciri2nya
1. Menjaga kesucian (menjaga diri dr pengaruh buruk lingkungan)
Suci beda dg perawan, suci berkaitan dg adab islam..
2. Mendukung kenabian zamannya.
Maryam -> nabi isa (anaknya)
Khadijah -> nabi muhammad (suaminya)
Fatimah -> nabi muhammad (ayahnya)
Asiyah -> nabi musa (orang lain)

°nabi zaman ini mungkin tidak ada, tp karakter kenabian yg bs dimunculkan
1. Ahli ilmu -ulama pewaris nabi-
*laki2 hebat bukan laki2 multi talent, tp dia yg ahli dlm bidangnya seperti kholid bin walid dg ahli strategi perang, abdullah bin masud ahli penghafal qur'an tp tdk ahli dlm strategi perang, hudzaifah ahli bidang intelijen,dll
*wanita mulia bukan yg berharap menjadi pemeran utama, tetapi ia yg selalu mendukung lelaki hebat meskipun orang lain melupakan namanya
2. Jiwa iqomatuddin (42:13)
°cetaklah anak, suami, ayah atau anak orang lain(murid) untuk menjadi lelaki hebat.

By @diles_delta

Istikhoroh cinta :)

Kita berpura-pura ceria pada cerita yg nyatanya tak membuat bahagia...
Memaksa diri, menjadi palsu untuk suatu hal yg tak biasa...
Pikirku, ini terlalu...
Jangan berlebihan, kita sama sekali tidak tahu, Allah lah Yang Maha Tahu...
Tanya padaNya, pinta petunjukNya, percayalah 
ada bahagia yg lagi hadir tanpa malu-malu...

Jomblo Mulia?? Masaaaa???

Jomblo Mulia?????

Minggu, 08 Juni 2014 semalam, saya seakan melupakan rutinitas malam saya tiap pekan, nonton MTGW, hehehe... kenapa?? Karena bagi saya, nonton MTGW itu seperti mencharge keimanan saya selain aktifitas pekanan, bahkan pernah merasa bakda nonton MTGW ruhiyah saya serasa terisi. Tapi tidak untuk malam tadi, saya kecewa. Ah mungkin ini cara Allah untuk mengingatkan saya agar tidak menjadikan selain Rosulullah sebagai tauladan. Apa sebab saya kecewa???

Saya memang tidak menonton dari awal pembahasan tema ini, selain itu saya juga tidak terlalu fokus menyimak karena sedang asyik main dengan dua keponakan yang membahagiakan. Tapi selingan saya mendengar ketika sesi curhat, pencurhat itu bercerita kalau dia takut akan zina mata(entah bagaimana redaksi ceritanya), tetapi mendengar ini, pak MT malah tertawa, sepertinya dia tidak paham dengan maksud zina mata ini. Melihat dia tertawa, ada rasa sesak dihati saya, seolah pak MT menghina ajaran dan perkataan Rosulullah tentang zina mata ini (mohon maaf jika saya berlebihan). Kemudian beliau menganalogikan

“berarti saat kamu memandang semua wanita yang ada di sini, artinya kamu sedang berzina?sedang selingkuh?” *kurang lebih seperti itu pernyataan beliau.

Semangat saya untuk menikmati acara ini tiba-tiba menghilang dengan kekecewaan, terlebih ketika si pencurhat bercerita meminta orang yang menyukai dan disukai dia untuk istikhoroh, kemudian pak MT seperti meremehkan lagi dengan berkata

“kamu istikhoroh, dia istikhoroh, trus kalo gak nyambung gimana???”

Padahal bagi saya, langkah istikhoroh adalah langkah yang tepat untuk menemukan cinta. Teringat ucapan seorang ustadz “jika kamu jatuh cinta, jadikan cinta itu cinta segitiga, antara kau, Allah, dan dia. Minta sama Allah untuk menunjukan apakah dia layak untukmu”

Selanjutnya, pak MT merevisi definisi pacaran, “kamu gak pacaran, tapi kamu pernah gak menyatakan cinta dan keseriusan sama dia??”

“sudah pak?”kata pencurhat.

“kalau sudah itu artinya pacaran, jangan mengartikan pacaran sebagai selalu berduaan, nempel terus, dsbnya”

Ah entahlah, dibagian ini jawaban pak MT semakin tidak saya suka, bahkan ada perasaan takut dari diri saya, setelah pulang dari acara tersebut, si pencurhat akan bersemangat untuk pacaran dengan adanya perizinan dari pak MT. Padahal kalau yang saya tangkap dari cerita itu, dia menyukai perempuan tapi tidak ingin pacaran (semoga benar apa yang saya simpulkan).

Setelah sesi ini, saya sudah tidak bersemangat nonton, dan berazzam acara ini gak akan jadi acara wajib bagi saya lagi, hehehehe...

Maaf ya pak MT, saya telah lancang menyuarakan ini, siapalah saya ini hingga sok nya menyalahi dengan tulisan ini, ini hanya curahan hati saya.

Bagi saya, seorang jomblo bisa menjadi mulia jika aktifitasnya tidak disibukan oleh pencarian pasangan semata, apalagi jika mengait-ngaitkannya dengan “analogi sandal jepit” yang selalu berdua beriringan. Karena, jika berdua hanya membuat kita menjadi rendah dan diinjak-injak, maka untuk apa??

Kalau kata ajo, meski jomblo, jadilah seperti bendera yang berada di tiangnya, sendiri, namun dihormati. Analogi yang pas, hehe makasih ajo J

Ah iya, ada pertanyaan menggelitik dari saya tentang istilah jomblo mulia ini, saya sering mendengar seorang yang jomblo dengan bangganya berkata:

“saya adalah jomblo mulia” atau dengan makna yang sama “saya adalah single terhormat”

Yang jadi pertanyaan, siapa yang menilai mulia? Siapa yang menilai terhormat? Tersebab apa dinilai mulia? Tersebab apa dinilai terhormat?? Karena mulia dan terhormat bukanlah sebuah pengakuan, dua kata ini adalah sebuah penilaian, penilaian yang bukan dari pribadi melainkan dari orang lain yang menilai.
Boleh saja sih mengaku mulia, tapi orang lain mengakuinya juga gak yaaa???hehehhe


Salam J
btw, mohon diluruskan jika ada yang salah dalam tulisan saya ini

Saya bukan anak baik

Saya bukan anak baik –episode mengamati siswa(lagi)

Dia, sore ini berteriak dan melempar sesuatu ke arah orang yang lebih tua darinya, bukan teman sebaya yang jelas. Seingat saya, dia itu ketika pertama kali bergabung di sini adalah anak baik, enak diajak bicara, dan kebaikan-kebaikan lainnya. Mungkin saya salah, karena ketika saya bilang “dulu kamu baik deh” semua yang mendengar langsung meralat. Ah tapi saya tetap berkeyakinan bahwa dulu dia anak baik. Hingga...

“saya gak pernah baik kak” ujarnya.

“ih kak, mana pernah dia baik?” temannya menimpali.

“tapi setidaknya kamu berpeluang untuk kembali jadi anak baik lagi kan?” jawab saya dengan sedikit nada meminta.

“gak kak, gak bisa”

“saya yakin kamu punya peluang untuk itu”.

***
Sering menemukan seorang remaja yang saya yakin adalah anak yang baik, tapi lupa untuk menjadi baik, entah karena banyaknya orang-orang di sekitar lingkungannya yang memberi cap mereka sebagai “anak nakal” hingga konsep diri mereka pun berubah jadi negatif atau karena faktor lain yang membuat mereka enggan untuk menjadi baik. Maka, sebagai orang yang sering ditemuinya juga, berharap tidak menambahkan keyakinan pada dirinya bahwa dia memang “anak nakal”, apa yang bisa kita lakukan untuk merevisi konsep dirinya??cukup yakinkan bahwa dia(siswa-siswa kita) adalah anak baik, sederhana kan???

Bantu yaaa...

***
Ya Allah, mohon jaga mereka yaa, disaat aku tak mampu menjaga mereka J

Meremaja

Siapa bilang jadi remaja itu mudah???kita yang pernah melewatinya pun pasti tau, bahwa masa remaja adalah masa-masa paling berbahaya bagi perjalanan hidup kita, masa yang selalu dibayangi kegalauan. Saya bersyukur telah melalui masa remaja dengan SELAMAT, Alhamdulillah J

Tulisan ini bukan membahas bagaimana seorang Aldiles Delta Asmara melalui masa remajanya, bukaaannn banget, malu ah, ga usah dibahas lagi. Tapi tulisan ini tentang konsul-konsul dari siswa saya yang kebanyakan REMAJA.

Benar-benar seorang remaja sangat membutuhkan bantuan, apalagi untuk urusan perasaannya. Sudah dibimbing saja mereka masih galau, kalut, kasakkusuk, bimbang, melow dan rasa-rasa yang diambang semuanya, apalagi jika tidak dibimbing, yang bahaya jika mereka dibimbing orang-orang yang salah L

Ayo yang merasa pernah jadi remaja, mari sama-sama selamatkan masa remaja dengan jadi teman cerita bagi mereka, meski kadang jenuuuuhhhh, membosankan, dan ngeselin pake banget karena yaaa itu, udah dibilangin teteep aja. Tapi tetap, yang mereka butuhkan adalah cinta..

Jika mereka galau karena cinta, maka kita buat mereka kuat juga karena cinta. Ajak mereka untuk sama-sama merevisi tiap definisi cinta yang mereka punya.

Suatu hari:

“kaaakkk, orang yang aku cintai ternyata dekat dengan temen curhat akuu, rasanya sakit kaaakkk”katanya.

“waw, kalau gitu, yang kamu rasakan mungkin bukan cinta, hanya sekedar ingin menguasai dan memiliki”kataku.

“kenapa begitu kak??emang cinta itu apa sih kak?”

“cinta adalah kekuatan, yang mengubah malas menjadi rajin, mengubah resah jadi  terarah, cinta yang tanpa tersakiti dan menyakiti, cinta yang tanpa hitung menghitung. Tiba-tiba saja kamu bersemangat menjalani hidup, karena ada cinta yang mengalir dalam sanubari, seperti misal cintamu pada Illahi, yang membuatmu tau diri, berharap syurga karena perjumpaan diri”

“aaaa kakaaakk, aku jatuh cinta sama definisi cinta kakak, tapi aku gak bisa seperti ituu”

***

Kadang memang, dari mereka justru kita bisa merevisi kembali segala arti, dari mereka menemukan kekuatan yang ingin dibagi, agar mereka tak selamanya lemah, tak selamanya resah, dan tak selamanya menjadi pribadi tak tau arah. Lain waktu, ketika kau lihat mereka sudah bangkit, ada saja lagi dan lagi yang akan membuat mereka kembali jatuh, kembali terpuruk, hingga memanggilmu kembali. Jangan pernah bosan mendampingi mereka, karena bisa jadi justru kesabaran kitalah yang mereka ingin teladani.

***

“kak, makasih yaaa, udah bantu saya menyelesaikan semua ini, meski saya sadar siiihh, kakak cuma cermin saya, tapi itu bantu saya banget kak”


Jarak beratus kilo meter

Aku, dalam jarak beratus kilo meter, memandangmu tanpa lelah...
Memandang dg mata yg lain, bukan mataku, bukan pula pandangan langsung..
Aku, yang dalam jarak beratus kilo meter, memandangmu dengan doa, dengan tangan menengadah penuh harap, serta kata beruraian mesra penuh permintaan..
Hadirmu...


Aku, yang dalam jarak beratus kilo meter, memandang semu tanpa jemu..
Mengulang kenangan, mengungkit tiap kata, kemudian mengejawantahkan menjadi elegi rindu...

Rabb penuh Kasih pun bertanya, nikmat mana lagi yg membuatmu ragu?
Ragu pada nikmat penciptaan dan nikmat kebersamaan, denganmu...

Pada kata yang tak terbentur duka, ketika senja urung menyapa, kau tetap ada..

Cukuplah kita bertanya pada Allah, tak perlu pada semesta, tentang suatu masa yang kita nanti bersama...
Dia, memiliki jawaban atas segala pinta.

Aku, dalam jarak beratus kilo meter, ah masihkah sejauh itu?
Semoga tidak
*catatan tanggal 6 Mei ketika dila belum ada niat ke Jakarta :)

Aku anak siapa??????

Episode aku anak siapa??? -terinspirasi dr cerita nobita pagi ini-

Suatu masa, pada jejak kehidupan kita, tak lagi peluk mesra yang kita dapat dari keluarga. Kemarahan, pukulan, tak ada penghargaan lebih sering menemani dibanding sapa ramah dari penghuni yang katanya rumah syurga. Dan kita pun terselip tanya, "anak siapa kah kita?Hingga tak tersisa sedikit kasih dan cinta untuk kita"

Andai, tiap anak dibekali mesin waktu seperti doraemon, tentu mereka akan melakukan apa yang nobita lakukan ketika pertanyaan ini muncul. Mengulang kembali masa, ketika kelahiran kita adalah hari-hari bahagia untuk orang tua kita, agar kita sama-sama menyadari bahwa dalam tiap kelahiran kita, ada harap yang menggunung tinggi lahir dari orang tua kita, dan agar orang tua pun mengingat bahwa mereka pernah berjanji untuk selalu membahagiakan dan menyertai tumbuh kembang anak-anaknya, yaitu kita.

***
"Aku sih udah biasa dipukul kak, pake sapu, pake iket pinggang, pake besi juga pernah, aku udah gak peduli dengan rasa sakit itu kak"kata mu suatu hari

"Mama itu gak pernah peduliin aku kak, aku benci ada di rumah"

"Mama dan bapak, selalu mengurung aku di dalam kamar waktu aku kecil"

"Kak, aku mau jauh dari keluarga"
***

Keluh kesah mereka, para siswa

Diberdayakan oleh Blogger.

Copyright © / Mendidik Mencintai

Template by : Urang-kurai / powered by :blogger