Kisah Perjalanan


Bismillahirrohmanirrohim..

Malam terakhir di tempat masa kecilmu. Betapa aku menyadari bahwa kau hidup dalam lingkungan dan pengasuhan yang amat baik. Masing-masing anggota keluarga saling bahumembahu penuh bantu dalam lelahpenat saudaranya, masing-masing jiwa saling bantu dalam menciptakan bahagia untuk saudaranya. Masing-masing anggota memiliki rasa yang warna-warni namun membentuk menjadi lukisan rasa yang indah. Meski ada yang nun jauh di sana, tetap ada peduli dalam sambungan kata berwujud doa.

Bersama dalam tawa renyah, ramai cerita, tanggap rasa. Aaahh aku bahagia berada di tengah mereka. Yang berlomba satu sama lainnya untuk menciptakan bahagia. Pantas saja, dalam empat bulan perjalanan kita, selalu ada kisah tentang "Bapak, Ibu, Mas Po, Mbak Nia, Mbak Atun, Mbak Yul, Mbak Nur, Mbak Uci, Shabur, yang memerankan kisah antara keluarga dan pasar yang hanya senin kamis, antara keluarga dan mushola-mushola yang terbangun, antara keluarga dan kisahkasih masa kecilnya, antara keluarga dan penjagaan serta pengasuhan bapak terhadap anak-anaknya, antara keluarga dan hikmah-hikmah yang mengiringi sukaduka dalam waktu bersama."

Hei mas cinta, betapa mas beruntung Allah takdirkan tumbuh dalam keluarga ini, dan betapa aku beruntung Allah perkenankan mencicipi rasa yang utuh di sini. Membentuk warna bahagia sebuah keluarga setelah sekian lama berbahagia dengan keluargaku, kini dengan warna baru keluargamu, masyaa Allah.


Semoga cinta yang mengikat dalam doa, semoga silaturrahim yang terjalin dalam rasa-rasa syukur bahagia, semoga Allah kumpulkan keluargaku, keluarga mas, dan anak keturunan kita dalam surgaNya.

Aamiin.

*mama saja tampak bahagia ikut serta dalam keriuhan keluarga ini, apalagi aku mas. Makasih ya, sudah ajak aku ke tempat mas tumbuh besar penuh cinta di sini*

-Aldiles Delta Asmara-
Gunung Tiga, Tulang Bawang, Lampung. Sumatera (yang penuh rasa Jawa)

*ditulis ketika masih di rumah mbak Uci, rabu malam 1 Juni 2016

Bapak, itu kamu Mas


Nak, bapakmu bapak terbaik yang dengan sabar mendampingi umma saat posisi lemah umma mengandungmu. Bersabar menyiram tiap muntahan umma, bersabar mendampingi umma makan, bahkan bersabar memenuhi inginnya umma.

Bapakmu bapak terbaik, yang selalu bersedia meringankan kewajiban umma. Mencuci baju atau piring, merapikan tempat tidur, melipat pakaian, dan lainnya.

Bapakmu bapak terbaik, yang sangat berupaya untuk membahagiakan umma, sebelum atau ketika kamu ada di rahim umma. Bapak terbaik yang selalu siap sedia menangkap rona sedih dari wajah umma, kemudian mengubahnya jadi senyum ceria.

Bapakmu bapak terbaik nak, bapak terbaik. Dan semoga akan tetap seperti itu dalam kebaikan Allah, yang menuntun umma menjadi umma yang terbaik dan kamu menjadi anak yang terbaik. Bapakmu bapak terbaik, dia menjadi perantara Allah, yang akan mengajarkan kita menjadi hamba terbaik.

-Aldiles Delta Asmara-
Saat kau berusia 5 pekan dalam kandungan Umma

Diberdayakan oleh Blogger.

Copyright © / Mendidik Mencintai

Template by : Urang-kurai / powered by :blogger