Suatu hari umma membaca tentang kisah seorang ibu yang rindu untuk menyusui anaknya secara langsung sambil mendekap penuh cinta, ia hanya mampu memandang anaknya dari balik kaca, hingga Allah memisahkan mereka.
Semenjak itu umma tersadar, bahwa menyusuimu adalah nikmat yang tinggi, kesempatan yang agung, dan kebahagiaan yang sejati.
Umma semakin menikmati tiap 'tangisan'mu meminta ASI. Umma semakin bersyukur karenanya. Umma bertekad tak akan menyiakan 2 tahun kesempatan ini, sambil membisikkan betapa Allah Maha Baik pada kita.
Suatu hari umma membaca, bahwa banyak orang tua yang mengeluh karena anak yg sudah besar tapi masih makan disuapin, kemudian tulisan itu memaparkan penyebabnya, bahwa fitrahnya anak pada bayi adalah menyuap sendiri, orang tua yang membiasakan anak untuk terus disuapin, hingga kebiasaan. Dengan kata lain, orang tualah yang merusak fitrah anak karena tidak membiasakan anak menyuap sendiri sejak dini. Umma sedih membacanya, umma bercerita pada abah sambil sedikit menangis "apakah aku umma yang merusak fitrah Syamil??"
Tetapi umma teringat akan sebuah nasehat dari ami Bendri dan Ayah Irwan, bahwa tak ada yang namanya pakar parenting, karena semua orang tua adalah pakar parenting bagi anak-anaknya. Bukan kah semua yang umma pilih untukmu berdasarkan ilmu? Bukan karena katanya katanya. Lalu apa yang patut umma sedihkan??
Duhai Syamil, meski kini umma masih meraba, gaya parenting manakah yang akan menyelamatkan umma dan abah dari api neraka??
Tapi anakku, umma dan abah punya doa, yang dengannya kami selalu berharap agar Allah bimbing kami dalam mengasuh, agar tiap pilihan dalam mengasuhmu adalah karenaNya bukan karena tokoh itu dan ini.
Tumbuhlah dalam ketaatan, duhai Syamil Adam Syahid...
#SyamilAdamSyahid
#tulisanDiles
#SyahiDileSyamil
#merendaKeluarga
Posted by
Aldiles Delta