Rindu adalah segenggam kata yang kita punya, ia hadir begitu saja tentang sajak yang tak lagi bisa dicerna.
Namun rindu bukan lagi kosa kata dalam bendahara kata, karena aku kini memiliki hari-hari kita.
Sembap mata tak lagi ada dalam diary rahasia, karena hadirmu kini adalah niscaya. Katamu, takdir kita mungkin memang tak bisa bersama, engkau kini menikmati hari-harimu dan dengan bujuk kau berkata "kau pun nanti begitu"
Entah "nanti" kapan yang kau maksud sampai kini pun aku tak tahu. Pemilik Cinta pada berlapis-berlapis harapku menyertainya, menyertai tiap lisan yang masih terjaga untuk tetap meminta dalam rahasia.
Kitapun menderma bahagia dalam memandanginya, memandangi cinta yang tumbuh dalam bahagia pada rafa. Kini, tak akan lagi membahas tentang rasa, kita sudah cukup bahagia dengan hadirnya cinta yang kita punya. Renyah tawa penuh juta rasa menghadiri sukma dalam suka, ia mengejawantah menjadi simpul-simpul pesona.
Engkau bahagia
Aku bahagia
Bahagia adalah kita, meski katamu tak mesti bersama, namun kataku kita harus tetap bersama, jika bukan dalam raga namun setidaknya dalam rasa.
Iya kan? :)
-diles delta dalam harap yang tetap menyertainya-
0 komentar:
Posting Komentar