Wanita tak Selamanya Menunggu

Wanita tak selamanya menunggu, ini bukan tentang mempersilakan seorang wanita untuk mengajukan pilihan, yang kemudian akan diproses dalam jalan kebenaran. Tentang itu, tak perlu dibahaskan? Lagipula, apakah kau berani duhai wanita? :)

Wanita memang tak selamanya menunggu, kadang kau pun harus mengambil sikap, untuk menyudahi apapun yang memporakporandakan hatimu. Bahkan kau bisa berbuat lebih dari itu. Menyatakan dengan tegas pada ia yang tak serius adalah kewajibanmu, kewajiban yang akan melindungi hatimu. Menyatakan dengan tegas bahwa hatimu bukan tanah lapang yang layak untuk dia jadikan tempat bermain, dia, yang tak serius membawamu pada surga nan kekal dengan akad menjadi langkah awal.

Wanita tak selamanya menunggu, karena menunggu adalah kerja bagi orang yang tak punya kerja. Lihat saja mereka-mereka yang menunggu, hanya bisa meratap dalam detik-detik yang semakin menjebak. Masa penyempurnaan takdirmu, jadikan ia sebaik-baik masa, dalam hikmah yang terbentang luas dari pemikiranmu. Hiasi masa itu dengan mencari dan membagi, tentang ilmu yang kau tahu tak berujung.

Wanita tak selamanya menunggu, dia bisa mempersilakan. Mempersilakan ilmu dari pengalaman-pengalaman yang berserakan dari orang sekelilingmu. Tinggal kau petik, kau olah sedemikian rupa dan kau padupadankan ia menjadi sesuatu yang bermakna untuk bekalmu kini dan nanti. Semakin kau persilakan ilmu, semakin kau akan merasa bahwa betapa Maha Besar Allah mengijinkanmu belajar dari pengalaman-pengalaman orang lain.

Wanita tak selamanya hanya menunggu. Kamu tahu tugasmu? Mengkondisikan keluargamu untuk menerima hanya yang menawarkan surga untukmu. Surga nan kekal, surga yang di dalamnya kelak akan Allah jadikan kau bidadari untuk ia. Bukan surga dengan tipu muslihat dalam limpahan harta dan pujian yang membuatmu terpikat. Sudahkah kau lakukan itu duhai wanita?
Kau tahu, rosul kita pernah berkata bahwa memilih wanita disyariatkan karena agamanya. Setidaknya kita adalah wanita-wanita pilihan kan? Artinya, akan banyak yang hadir ke walimu karena agamamu, maka pilihlah pula yang karena agamanya. Sebab itu, kondisikan keluargamu untuk juga menerima hanya yang karena agamanya.

Wanita tak selamanya menunggu, sebab waktu pun tak pernah menunggu. Ia dalam detak sendirimu, tetap akan menyeretmu dalam waktu pertanggungjawaban pada Allah, ketika suatu hari akan ditanya "kau isi apa waktu menunggumu" takutlah jika semua bersaksi bahwa kau hanya menjadi penunggu, tanpa amal yang menyelamatkanmu.

Wanita tak selamanya menunggu. Jemarimu, seret langkahmu, waktumu, Allah ciptakan mereka bukan hanya sekedar untuk menunggu bayang-bayang imaji mu. Membuat karya, mencipta rasa, menjalin mesra bagi anak-anak manusia senampaknya akan membuat pesonamu makin mempesona. Berdayaguna, bagi semesta.

Wanita tak selamanya menunggu, percayalah bahwa kau akan lebih indah tanpa sandi-sandi sepi yang kau pajang dalam dunia mayamu. Sandi yang terlihat mempromosikan diri, nyatanya menistakan diri. Cukup sudah, kini cobalah perbaiki diri dan menata hati agar kau semakin menjadi yang terpilih. Menjadi wanita yang dicemburui bidadari, bukan dengan sandi-sandi.

Wanita tak selamanya menunggu, kau bisa mengenali semakin dalam tentang wanita-wanita kebanggaan Allah, namanya tercatat dan dibanggakan oleh semesta. Mereka mempesona karena kesuciannya, jiwa dan raga. Adalah Asiyah, Maryam, Khodijah, Aisyah, dan Fatimah. Wanita yang namanya melangit, mengambil tempat para bidadari. Menjadilah seperti mereka, tercatat dengan penuh pesona.

Wanita? Sudahkah semakin mempesona?

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Copyright © / Mendidik Mencintai

Template by : Urang-kurai / powered by :blogger