Bicara toleransi, saya adalah hamba Allah yang paling tidak toleran. Ets tapi ini tentang dunia maya saja kok. Saya bukan termasuk pengemis followback dalam tiap akun sosmed yang saya punya, karena bagi saya, memfollow adalah meminta manfaat, jadi kalau saya tidak difollow, artinya saya tidak bermanfaat, tapi saya akan tetap follow dia, siapapun orangnya, jika saya rasa akun tersebut manfaat buat diri saya.
Banyak yang bilang, suka-suka si pemilik akun yaa mau posting apapun di 'rumah' mayanya. Artinya suka-suka saya juga untuk memilih siapa yang layak singgah di beranda 'rumah' saya. Jika kedapatan si pemilik akun selfie dengan benar-benar muka dan dimain-mainkan, maka mohon maaf, tombol unfoll selalu jadi pilihan. Termasuk jika akun tersebut namanya alay, atau bahkan seringnya curhat dan 'buang sampah' doank (padahal ini curhat ^^v ). Yang begitu saja langsung saya unfoll apalagi jika akun menghina Islam, memposting hal-hal yang Allah murkai, mengadu domba, dan kejahatan-kejahatan yang serius plusss kalau akun tersebut selalu komen dengan komen yang tidak beradab. Maaf.
Saya teringat pesan seorang teman yang bilang "ini akun lo, lo berhak ngapain aja, jangan buka keran, terlebih dari lawan jenis"
Jadi maaf kalau yang tiba-tiba tidak menemukan nama saya dalam daftar followers kalian. Hehe, sok keren kan saya? Emang.
Begitupun dengan dunia perpesanan. Tanpa ragu, saya akan mengklik tombol left pada tiap grup yang bagi saya ga manfaat, cuma haha hihi.
Jadi maaf betul, leftnya saya, unfollnya saya, unfriendnya saya, tidak semata-mata karena saya benci. Hanya sekadar menjaga hati, karena jika bukan diri sendiri yang jaga, siapa lagi? Silaturrahim akan tetap berjalan dengan jalur pribadi dan pertemuan langsung, insyaa Allah. Karena mengunfollow, unfriend, dan left bukan berarti memutus silaturrahim, semoga tidak ada prasangka setelah ini.
Mohon maaf atas ketidaktoleran ini.
-Aldiles delta asmara-
0 komentar:
Posting Komentar