Dileeesss..dila nikah ya??diles kapan nyusul dila??
Ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang saya tahu akan saya terima
dan akan selalu saya dapatkan begitu dila memutuskan untuk menikah, sangat
yakin bahwa pertanyaan ini akan selalu ditanyakan oleh orang-orang yang tidak
tahu perjalanan hidup seorang dila dan diles. Redaksi di atas masih lebih halus
nadanya, saya pernah mendapati berbagai macam redaksi, penekanan dan gaya
bertanya setiap orang yang ditujukan pada saya, akan saya uraikan satu-satu
betapa lucunya mereka.
“diles lu keduluan dila noh..lo kapan nikah?”
Begitu saya mendapatkan pertanyaan ini, saya jadi geli sendiri, ni
orang maksa banget nanyanya, saya juga lebih dulu tahu kali kalo dila dah mau
nikah, emang penting gitu dia kasih tau saya kalau saya keduluan dila. Bahkan yang
bikin saya makin kaget, ternyata orang yang sama ini juga bertanya pada dila
dengan pertanyaan yang justru lebih menyakitkan redaksinya, begini kira-kira
“dikandungan bareng sampe gede barengan, kok lo nikah duluan siyh? Dil
lo kok kagak setia ma si diles,ckckckck”
Saya nilai ini terlalu berlebihan, apa kaitannya jika saya kembar,
kemudian dila nikah duluan, dan ditambah ada cap tidak setia yang ditujukan
pada dila. Waawww, saya kan bukan pasangannya dila, kami hanya dua orang
manusia yang ditakdirkan dalam rahim yang sama, dan hidup selalu berdampingan,
bukan berarti kami harus memaksa Allah untuk menentukan takdir yang sama toh
untuk kami, lalu apa jadinya dila bersalah jika dila menikah duluan dibanding
saya??hmmm saya rasa lebih baik istighfar
untuk semua orang yang pernah mengajukan pertanyaan, atau bahkan
bertanya dalam hati tentang penilaian setia, tidak setia seseorang yang kembar.
Ada juga yang bertanya, “diles cepetan nikah, nyusul dila ya”
Ini lagi, saya siyh menanggapi dengan cuek permintaan ini, wong
yang menyediakan dana menikah bukan dia, lah kenapa jadi dia yang repot meminta
saya untuk segera menikah, kecuali kalau dia bilang “diles ini ada dana untuk
biaya nikah, diles segera nikah ya”. Nah ini baru boleh deh, saya akan dengan
semangat menjalankannya, hehe ^^
Sudah selesai kah pertanyaan-pertanyaan itu??hanya seputar itu kah
pertanyaannya??ooo ternyata enggak loh, bukan hanya redaksi “kapan nyusul” yang
saya terima, tapi ada juga redaksi yang bikin saya tersinggung berat sampai
merasa terzholimi dengan redaksi yang ditujukan pada saya.
“diles nikahnya gak barengan aja sama dila, kan biar irit biaya
walimah gitu”
Dan saya berikan jawaban atas pertanyaan yang dia ajukan, tetapi
saya justru kaget dengan pernyataannya dia setelah ini..
“alasan, bilang aja gak ada yang mau”
Jleb, nusuk banget pernyataannya, tapi saya justru heran dengan
yang mengajukan pernyataan ini, dia gak takut gitu yah kalau malaikat justru
bilang “begitu juga denganmu”, kan setiap perkataan itu sesungguhnya balik ke
diri sendiri, dan gak takut gitu yah saya yang merasa terzolimi ini berdoa
balik untuk keburukan dia, tapi untungnya saya terlanjur sadar untuk tidak
membalas kata-kata buruknya. Yah biarlah, abaikan saja dirinya, toh dia juga
tidak tahu apa-apa tentang perjalanan yang sudah saya lalui, kalau masalah gak
ada yang mau, hmmm saya mah yakin berat banyak yang mau sama saya (wew PD
bener), kalau kata kakak saya niyh,
“yang mau sama dedek mah banyak, dedek mau nikah besok malem ajo
cariin juga pasti ada yang bersedia, tapi kan bukan hanya soleh yang pantes
buat dedek, ada hal lain yang harus terpenuhi untuk jadi suami dedek dan itu
kita harus selektif, gak asal pilih”
Saya yakin lah ini bukan hanya kata-kata penghibur buat saya, dan
saya juga yakin diantara orang-orang yang membaca tulisan ini adalah mereka
yang pernah atau terbersit keinginan untuk mendaftar, hehehehe. Tapi gak perlu
juga kan saya uraikan satu-satu siapa aja yang mencoba untuk mendaftarkan
dirinya, eeeaaa, hahhaha..
Mencoba husnudzon dengan segala pertanyaan juga sudah, misalnya
berpikir bahwa memiliki saudara-saudara yang sangat perhatian pada saya, tapi
tidak adakah kata-kata yang bisa dikatakan lebih baik pada saya??saya sangat
bahagia dengan perkataan teman saya, walau pada intinya sama, meminta saya
untuk segera menyusul dila, tapi dia rangkai dengan suatu kata-kata yang indah.
“waah dila nikah yah, semoga diles cepat menyusul dila yaaa”
Dan untuk pernyataan ini, saya aminkan banyak-banyak. Lebih baik mengeluarkan
perkataan seperti ini kan? Jadi doa buat saya dan jadi doa juga buat yang
mengatakannya. Waahh saya bahagia banget deh setiap semua orang yang kenal
dengan saya dan dila, yang tahu dila menikah dan dia mengatakan hal yang baik
ini, hmmm bisa terijabah sepertinya.
Saya frustrasi dengan ucapan-ucapan saudara-saudari
saya??kadang-kadang, tapi gak lama-lama kok, karena setelah beberapa saat saya
justru jadi menertawakan mereka yang bertanya, lah aneh bener yak, bertanya kok
pada saya yang juga tidak tahu jawabannya kapan saya akan menikah, kalau boleh
saya mengintip catatannya Allah siyh saya intip deh, tapi kan gak Allah kasih, cuma
Allah saja yang tahu, trus kalau ada yang bilang, tapi itu kan tergantung
usahanya diles juga. Iya saya sangat paham kalau itu juga tergantung usaha
saya, tapi kan kalian tidak paham dan tidak tahu apa yang sudah saya usahakan,
dan saya juga gak bisa donk mendikte Allah bahwa saya juga harus menikah
bersama dila atau tidak terlalu jauh dari dila, itu kan sepenuhnya hak Allah. Saya
juga kan maunya SETEPATNYA bukan SECEPATNYA.
Oke, sudah paham kan kenapa kadang-kadang ada orang-orang yang
smsnya gak saya balas, chat via YM dan facebooknya gak saya tanggapi,
pertanyaan kalian hampir sama siyh, gak kreatif, hehehe.
Sekian dulu tulisan dari saya, silakan buat teman-teman yang mau
minta maaf atau yang mau berdiskusi lagi, hahaha...
Catatan:
kalau kata HTR, terkadang
memang harus berterima kasih pada orang-orang yang telah membuatmu patah hati,
karena itu (mungkin) kau jadi penulis.
Yap, terima kasih ya teman-teman, saudara-saudariku, karena
pertanyaan aneh kalian, karena ucapan menyakitkan kalian, jadilah tulisan
panjang ini, ini adalah tulisan yang paling panjang yang pernah saya tulis. ^__^
overall, sedang dibukakan lagi satu sandiNYa, tentang taqdir.
BalasHapus: bahwa dua manusia, yang lahir di saat yang sama, dari rahim yang sama, belum tentu juga akan tertaqdir menemukan pasangan hidupnya di saat yang sama, juga kaan ? B-)
#apaadah