Ketika mengajar kemarin,
ada satu jawaban dari pertanyaan yang saya ajukan yang membuat saya merasa
“kasihan” dengan siswa yang memberi jawaban. Sebenarnya sih saya mengajukan
pertanyaan yang sederhana, yang saya pikir jawaban dari pertanyaan yang saya ajukan
juga sederhana, hanya ya atau tidak. Saya salah, oke akhirnya saya akui itu,
dan akhirnya kasihan sendiri dengan yang menjawab. Saya bertanya pada semua
siswa –bahkan pada setiap siswa yang saya ajar- apakah mereka muslim atau
bukan.
Tidak bermaksud apa-apa,
karena ini terkait dengan materi yang akan saya berikan untuk kelas kali ini.
Biasanya siswa akan menjawab dengan pasti, “iya kak, saya muslim” atau “saya
nasrani kak” dan sebagainya. Berbeda untuk kejadian kali ini di siswa kelas 6,
ketika saya tanyakan hal yang sama, justru siswa tersebut kebingungan “gak tau
deh kak, saya bingung” jawabnya ketika itu. Saya yang mendengarnya pun ikutan
bingung, meski saya sudah menebak bahwa pasti karena perbedaan agama dari kedua
orang tuanya.
Yap tenyata benar, dia
bingung karena papanya muslim sedangkan mamanya nasrani, dan dia diminta
memilih agama mana yang akan dia yakini. Kasihan yah? meski mungkin dia tidak
ingin dikasihani, tapi tetap saya merasa kasihan, yaaa karena sampai usianya
kini yang beranjak 12 tahun dia belum juga memiliki suatu kepastian tentang
agamanya, hal yang penting bagi saya untuk menentukan jati diri.
Saya berpikir, mungkin
ini maksud baik Allah agar kita memilih pasangan hidup yang seaqidah, ini
penting, penting untuk sang anak nantinya. Allah yang Maha Baik tidak ingin
membuat banyak anak yang kebingungan tentang jati diri mereka. Meski pada
nyatanya semua bayi yang pertama kali ditiupkan ruh juga telah bersaksi bahwa
Allah adalah RabbNya, tapi ya ketika mereka terlahir otomatis mereka mengikuti
agama dari orang tuanya.
“Dan ingatlah, ketika
Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah
mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman), ‘Bukankah Aku ini
Tuhanmu?’ Mereka menjawab, ‘Betul Engkau Tuhan kami,kami menjadi saksi.’ (Kami
lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan,
’Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini
(keesaan Tuhan)’.” (Al-a’raf: 172)
Terselip doa untuknya,
kelak jika suatu hari dia sudah memutuskan dan ketika ada yang bertanya lagi
berharap akan dengan bangga dia menjawab “asyhadu bianna muslimuun” “Saksikan,
bahwa aku seorang muslim”
Semoga Allah menjawab
kebingunganmu nak dan menempatkanmu dengan agama yang diridhoiNya...
0 komentar:
Posting Komentar