Hujan turun malam tadi.
Tapi itu hanya 'katanya', kata teman-temanku yang meluapkan bahagia karena kehadiranmu.
Pekan baru, Medan, Bekasi, bahkan Jakarta.
Katanya, hujan turun..
Meski sekejap, namun mengobati rindu akan harumnya tanah basah.
Lagi-lagi hanya katanya.
Sebab ia tak singgah di depan rumah.
Menyirami basahnya tanah.
Mengobati jiwa-jiwa yang resah.
Meredam jiwa yang telanjur marah.
Kamu kemana?
Mengapa tak mampir malam tadi di depan rumah.
Aku sudah menyebut-nyebut namamu saking rindunya.
Daun yang kering, tanah retak, keran yang tak kunjung mengeluarkan air, tumpukan-tumpukan baju kotor, rusaknya mesin air adalah bukti, bahwa aku teramat merindumu.
Aku semakin bersemangat meminta hadirmu pada Robb kita, dengan sedikit merajuk, memohon-mohon agar Ia izinkan kau bermain-main di depan rumahku.
Meski bukan malam tadi, semoga malam ini.
-Aldiles Delta Asmara-
Pojok Jakarta Timur dalam rindu yang membuncah pada hujan.
0 komentar:
Posting Komentar