Selalu ada
hikmah dalam tiap perjalanan yang kita lalui bersama. Kali ini tentang baik
sangka, yang kita telaah bersama dalam sempitnya motor dan dinginnya cuaca.
Bismillahirrahmanirrohim.
Apa bekal terpenting
dalam melakukan perjalanan (kehidupan) setelah berdoa? Adalah baik sangka -yang
meski berat-, bahwa selalu ada jalan terbaik dari setiap masalah yang kau
hadapi dalam perjalanan ini. Tugasmu?? Taat.
Allah yang Maha
Tahu, akan memilihkan jalan terbaik untukmu, melalui perantara-perantaraNya.
Kamis, 21 April
2016 saat matahari masih bersembunyi sedangkan penduduk Jakarta telah berlari,
dengan kendaraannya masing-masing. Semua tumpah ruah dalam jalan raya, dengan
emosi yang naik turun mengikuti klakson yang gegap gempita. Macet. Cukup satu
kata yang mewakili keresahan, kekesalan, dan was-was warga Jakarta pagi ini. Hingga
harapan untuk datang lebih awal ke kantorpun pupus sudah.
Gerimis mengandung
hujan, hujan mengandung banjir, dan banjir mengandung macet. Begitu skemanya. Sampai
kita terjebak pada instruksi “putar balik, jalan di depan banjir”.
Apa yang harus
kita lakukan? Dalam hati ada rasa “terobos aja, jangan percaya” tapi disisi
lain, entah siapa yang menggerakkan, kita sepakat untuk mengikuti arahan. Putar
balik. Meski ragu dan istighfar berkali-kali seolah menemukan jalan buntu yang
lebih buntu dari jalanan yang banjir.
Perjalanan keraguan
pun kita akhiri dengan baik sangka, bahwa akan ada ‘sesuatu yang baik’ yang
mungkin tak kita ketahui saat ini untuk kita ketahui setelahnya. Mengikuti arah
melewati segala rintangan, jebakan, dan kesalahan berjamaah dalam perlawanan
arus yang mungkin membahayakan. Hingga kemudian. Taraaaaa…. Allah menyingkap
hikmah dari mencobanya kita dalam baik sangka dan bersabar. Dipilihkan jalan
terbaik, yang bebas banjir dan macet. Motor masuk tol. Ajaib. Dan kita pun
bersyukur berkali-kali sambil tertawa meresapi kemenangan kita sambil berteriak
lantang “hei kapan lagi kita ngendarain motor dalam tol”. Setelah itu, jalan
selalu mulus, Alhamdulillah.
***
Ingat sayang,
hikmah ini semoga bukan hanya untuk hari ini, tapi untuk hari-hari ke depan
perjalanan kita. Bahwa kita memang punya jalan hidup sendiri, yang telah kita
sepakati, yang telah kita pilih, yang bahkan gerak tubuh kita sudah telanjur bergerak
memilih jalan tanpa perintah kita. Tapi semoga selalu ingat, bahwa Allah Maha
Tahu di atas segalanya. Tinggal kita yang memilih, untuk tetap yakin ataukah
ragu pada tiap pilihanNya. Ia yang Maha Tahu akan memilihkan jalan yang amat
terbaik bagi kita, bagi semesta, agar kita selamat, agar kita dipenuhi rahmat. Allah
Maha Baik kan? Tak ada keraguan terhadapNya.
Dan semoga kau
pun mampu mengingat, bahwa perjalanan sesulit apapun, akan terasa mudah jika
kau dan aku saling meringankan beban, menitipkan pada Allah atas segala resah,
gundah, dan gelisah. Kemudian berangkulan mesra seakan berbisik “kita lalui
bersama”.
Tak ada yang
sulit bagi Allah, hanya kadang kita yang mempersulit jika tak ingat padaNya.
Barokallah,
Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmusholihat.
Mari kita
lanjutkan perjalanan menuju surga Allah ya mas, genggam tanganku dan jangan
pernah lepas. J
-Aldiles Delta
Asmara-
Kala berjalan
denganmu
0 komentar:
Posting Komentar