Dipenghujung Sabtu, 23 April 2016
Menatap rupamu yang telah terlelap. Mencium pipimu dan membisikkan "aku mencintaimu mas". Dan aku tak menyangka ketika ternyata dalam lelapmu, tanpa membuka mata, membalas kata cinta. "Iya sayang, aku juga".
Kemudian aku menangis. Aku pikir mas tak akan menyadarinya, sebab sudah sangat lelap.
Tapi ternyata "dek, kenapa? Mas salah apa?"
Mas sayang, ini bukan tangisan kekesalan seperti hari-hari yang lalu. Tapi ini adalah tangis kesyukuran. Iya mas, betapa aku bersyukur telah Allah pertemukan dan akadnikahkan aku dengan lelaki sepertimu. Syukur yang tak mampu lagi terlampiaskan dengan sekadar "aku cinta" tapi ia menyerupa air mata bahagia. Dalam getar yang sama, memenuhi rongga hingga sesak yang nikmat penuh bahagia.
Mas, aku mencintaimu. Dan ketika aku mencintaimu, semoga itu adalah cinta yang akan membuatku semakin menaati Allah, semakin menjadi hamba yang mencinta dan dicintaiNya, dan semakin mendekat padaNya tanpa jeda. Sebab itu, aku butuh mas dalam menunjukkan ruas jalan menuju Allah.
Genggam tanganku, dan jangan pernah lepas.
-Aldiles Delta Asmara
0 komentar:
Posting Komentar