Aku mulai mengais makna sabar, ketika hari-hari berubah menjadi hari penantianmu untuk pulang.
Aku mulai mengais makna "dukung suamimu" ketika sedih, namun tak boleh sedih jadi satu dalam detik yang sama.
Aku mulai mengais makna menanti, saat waktu terasa lama, saat waktu tak ubahnya bagai sorot mata sayu melakukan aktivitas berulang dan berulang
Aku mengais makna syukur, saat sabarpun harus ku daki, ketika lelahmu dalam makna yang nyata sedang lelahku dalam makna menantimu.
Aku mulai mengais makna, agar waktu tak terbuang sia-sia. Dalam detak upaya kita bersama menuju surgaNya.
Aku hanya mulai takut pada kekosongan yang bisa jadi menyeretku dalam lembah dosa karena tak berbuat apa.
Aku harus apa?
Bukan tak mensyukuri peranku.
Bukan pula sebab tak bersabar pada pilihanku.
Hanya saja, hasrat ingin bermanfaat kembali mengusikku.
Harus ku sampaikan pada siapa?
-Aldiles Delta Asmara-
11Agust2016
0 komentar:
Posting Komentar