Aku, dalam jarak beratus kilo meter, memandangmu tanpa lelah...
Memandang dg mata yg lain, bukan mataku, bukan pula pandangan langsung..
Aku, yang dalam jarak beratus kilo meter, memandangmu dengan doa, dengan tangan menengadah penuh harap, serta kata beruraian mesra penuh permintaan..
Hadirmu...
Aku, yang dalam jarak beratus kilo meter, memandang semu tanpa jemu..
Mengulang kenangan, mengungkit tiap kata, kemudian mengejawantahkan menjadi elegi rindu...
Rabb penuh Kasih pun bertanya, nikmat mana lagi yg membuatmu ragu?
Ragu pada nikmat penciptaan dan nikmat kebersamaan, denganmu...
Pada kata yang tak terbentur duka, ketika senja urung menyapa, kau tetap ada..
Cukuplah kita bertanya pada Allah, tak perlu pada semesta, tentang suatu masa yang kita nanti bersama...
Dia, memiliki jawaban atas segala pinta.
Aku, dalam jarak beratus kilo meter, ah masihkah sejauh itu?
Semoga tidak
Memandang dg mata yg lain, bukan mataku, bukan pula pandangan langsung..
Aku, yang dalam jarak beratus kilo meter, memandangmu dengan doa, dengan tangan menengadah penuh harap, serta kata beruraian mesra penuh permintaan..
Hadirmu...
Aku, yang dalam jarak beratus kilo meter, memandang semu tanpa jemu..
Mengulang kenangan, mengungkit tiap kata, kemudian mengejawantahkan menjadi elegi rindu...
Rabb penuh Kasih pun bertanya, nikmat mana lagi yg membuatmu ragu?
Ragu pada nikmat penciptaan dan nikmat kebersamaan, denganmu...
Pada kata yang tak terbentur duka, ketika senja urung menyapa, kau tetap ada..
Cukuplah kita bertanya pada Allah, tak perlu pada semesta, tentang suatu masa yang kita nanti bersama...
Dia, memiliki jawaban atas segala pinta.
Aku, dalam jarak beratus kilo meter, ah masihkah sejauh itu?
Semoga tidak
*catatan tanggal 6 Mei ketika dila belum ada niat ke Jakarta :)
0 komentar:
Posting Komentar