Jomblo
Mulia?????
Minggu, 08 Juni
2014 semalam, saya seakan melupakan rutinitas malam saya tiap pekan, nonton
MTGW, hehehe... kenapa?? Karena bagi saya, nonton MTGW itu seperti mencharge
keimanan saya selain aktifitas pekanan, bahkan pernah merasa bakda nonton MTGW
ruhiyah saya serasa terisi. Tapi tidak untuk malam tadi, saya kecewa. Ah mungkin
ini cara Allah untuk mengingatkan saya agar tidak menjadikan selain Rosulullah
sebagai tauladan. Apa sebab saya kecewa???
Saya memang
tidak menonton dari awal pembahasan tema ini, selain itu saya juga tidak
terlalu fokus menyimak karena sedang asyik main dengan dua keponakan yang
membahagiakan. Tapi selingan saya mendengar ketika sesi curhat, pencurhat itu
bercerita kalau dia takut akan zina mata(entah bagaimana redaksi ceritanya),
tetapi mendengar ini, pak MT malah tertawa, sepertinya dia tidak paham dengan
maksud zina mata ini. Melihat dia tertawa, ada rasa sesak dihati saya, seolah
pak MT menghina ajaran dan perkataan Rosulullah tentang zina mata ini (mohon
maaf jika saya berlebihan). Kemudian beliau menganalogikan
“berarti saat
kamu memandang semua wanita yang ada di sini, artinya kamu sedang
berzina?sedang selingkuh?” *kurang lebih seperti itu pernyataan beliau.
Semangat saya
untuk menikmati acara ini tiba-tiba menghilang dengan kekecewaan, terlebih
ketika si pencurhat bercerita meminta orang yang menyukai dan disukai dia untuk
istikhoroh, kemudian pak MT seperti meremehkan lagi dengan berkata
“kamu
istikhoroh, dia istikhoroh, trus kalo gak nyambung gimana???”
Padahal bagi
saya, langkah istikhoroh adalah langkah yang tepat untuk menemukan cinta. Teringat
ucapan seorang ustadz “jika kamu jatuh cinta, jadikan cinta itu cinta segitiga,
antara kau, Allah, dan dia. Minta sama Allah untuk menunjukan apakah dia layak
untukmu”
Selanjutnya, pak
MT merevisi definisi pacaran, “kamu gak pacaran, tapi kamu pernah gak
menyatakan cinta dan keseriusan sama dia??”
“sudah pak?”kata
pencurhat.
“kalau sudah itu
artinya pacaran, jangan mengartikan pacaran sebagai selalu berduaan, nempel
terus, dsbnya”
Ah entahlah,
dibagian ini jawaban pak MT semakin tidak saya suka, bahkan ada perasaan takut
dari diri saya, setelah pulang dari acara tersebut, si pencurhat akan
bersemangat untuk pacaran dengan adanya perizinan dari pak MT. Padahal kalau
yang saya tangkap dari cerita itu, dia menyukai perempuan tapi tidak ingin
pacaran (semoga benar apa yang saya simpulkan).
Setelah sesi
ini, saya sudah tidak bersemangat nonton, dan berazzam acara ini gak akan jadi
acara wajib bagi saya lagi, hehehehe...
Maaf ya pak MT,
saya telah lancang menyuarakan ini, siapalah saya ini hingga sok nya menyalahi
dengan tulisan ini, ini hanya curahan hati saya.
Bagi saya,
seorang jomblo bisa menjadi mulia jika aktifitasnya tidak disibukan oleh pencarian
pasangan semata, apalagi jika mengait-ngaitkannya dengan “analogi sandal jepit”
yang selalu berdua beriringan. Karena, jika berdua hanya membuat kita menjadi
rendah dan diinjak-injak, maka untuk apa??
Kalau kata ajo,
meski jomblo, jadilah seperti bendera yang berada di tiangnya, sendiri, namun
dihormati. Analogi yang pas, hehe makasih ajo J
Ah iya, ada
pertanyaan menggelitik dari saya tentang istilah jomblo mulia ini, saya sering
mendengar seorang yang jomblo dengan bangganya berkata:
“saya adalah
jomblo mulia” atau dengan makna yang sama “saya adalah single terhormat”
Yang jadi
pertanyaan, siapa yang menilai mulia? Siapa yang menilai terhormat? Tersebab apa
dinilai mulia? Tersebab apa dinilai terhormat?? Karena mulia dan terhormat
bukanlah sebuah pengakuan, dua kata ini adalah sebuah penilaian, penilaian yang
bukan dari pribadi melainkan dari orang lain yang menilai.
Boleh saja sih
mengaku mulia, tapi orang lain mengakuinya juga gak yaaa???hehehhe
Salam J
btw, mohon diluruskan jika ada yang salah dalam tulisan saya ini
0 komentar:
Posting Komentar