5 tahun yang lalu


6 juli 2011
Hari ini 5 tahun yang lalu, aku memandangimu yang kini berjuang untuk hidupmu yang baru.
Hari ini 5 tahun yang lalu, bukan hanya kau yang berjuang, kami pun begitu, berjuang untuk bahagiamu, entah bahagiamu yang mana, bersama kami atau bersamaNya..
Hari ini 5 tahun yang lalu, ku lihat kau sedang tertidur dengan tarikan napas naik turun, tanpa baju kau kenakan seperti tidurmu saat lalu, dan kau lihat?tak ada yag tak berjaga disampingmu.
Hari ini 5 tahun yang lalu, kata mereka aku tegar, karena tidak ada air mata yang tertumpah melepasmu, padahal hati ini perih, kosong, remuk, rusak, tercabik-cabik, kusut dan segala macam kegundahan luar biasa menyelimutiku melihatmu telah rapi dibalut baju barumu.
Hari ini 5 tahun yang lalu, tak ada kata perpisahan, tak ada pesan-pesan yang kau titipkan pada kami agar tetap menjalani hidup tanpa cintamu, meski tetap dengan cintaNya, meninggalkan kami dengan air mata yang menganak sungai, laut dan samudra.
Hari ini 5 tahun yang lalu, 3 hari sebelum genap usiaku 16 tahun dan aku sudah harus belajar hidup tanpamu, walau ku rasa itu belum cukup untukku..
Hari ini 5 tahun yang lalu, sebelum nafasmu benar-benar turun aku lihat ada yang menggenang dibalik matamu, dan itu semakin membuatku pilu.
Hari ini 5 tahun yang lalu, kami ridho dengan takdir kami, melepasmu yang akan segera bertemu dengan kekasihmu Yang Paling Setia, mengantar ke rumah barumu, menjalankan kehidupan tanpa kami, dan kami tanpamu.
Hari ini 5 tahun yang lalu, ku bisikkan kata yang dulu sering aku ucapkan saat bersamamu, sebelum nafasmu benar-benar turun, sebelum air itu menggenang di matamu:
dedek cinta ayah selamanya..

RASULULLAH S.A.W. DAN PENGEMIS YAHUDI BUTA



Di sudut pasar Madinah Al-Munawarah seorang pengemis Yahudi buta hari demi hari apabila ada orang yang mendekatinya ia selalu berkata "Wahai saudaraku jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya kalian akan dipengaruhinya". Tapi walau begitu, setiap pagi Rasulullah s.a.w. mendatanginya dengan membawa makanan, dan tanpa berkata sepatah kata pun Rasulullah s.a.w. menyuap makanan yang dibawanya kepada pengemis itu walaupun pengemis itu selalu berpesan agar tidak mendekati orang yang bernama Muhammad. Rasulullah s.a.w, dan ini terjadi hingga menjelang Nabi Muhammad s.a.w.  wafat. Setelah kewafatan Rasulullah s.a.w. tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu. 
Suatu hari Abubakar r.a sahabatnya Rosulullah, berkunjung ke rumah anaknya Aisyah r.ha. Beliau bertanya kepada anaknya, "Anakku adakah sunnah kekasihku yang belum aku kerjakan", Aisyah r.ha menjawab pertanyaan ayahnya, "Wahai ayah engkau adalah seorang ahli sunnah hampir tidak ada satu sunnah pun yang belum ayah lakukan kecuali satu sunnah saja". "Apakah itu?", tanya Abubakar r.a. Setiap pagi Rasulullah s.a.w. selalu pergi ke ujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang berada di sana", kata Aisyah r.ha. 
Ke esokan harinya Abubakar r.a. pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikannya kepada pengemis itu. Abubakar r.a mendatangi pengemis itu dan memberikan makanan itu kepada nya. Ketika Abubakar r.a. mulai menyuapinya, si pengemis marah sambil berteriak, "Siapakah kamu ?". Abubakar r.a menjawab, "Aku orang yang biasa". "Bukan !, engkau bukan orang yang biasa mendatangiku", jawab si pengemis buta itu. Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut dengan mulutnya setelah itu ia berikan pada ku dengan mulutnya sendiri", pengemis itu melanjutkan perkataannya. 
Abubakar r.a. tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu, aku memang bukan orang yang biasa datang pada mu, aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah s.a.w. Setelah pengemis itu mendengar cerita Abubakar r.a. ia pun menangis dan kemudian berkata, benarkah demikian?, selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia.... Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat dihadapan Abubakar r.a. 
*****
Waaaww, Rosulullah S.A.W benar-benar mulia ya teman-teman, beliau rela berbagi pada seorang pengemis yang selalu menghina dirinya, setiap hari loh, tanpa lelah, dan tidak juga memberi secara asal-asalan, tetapi Rosulullah memberi dengan tidak menyulitkan sama sekali pengemis buta tersebut, luar biasa yah. Selain itu, Rosulullah melakukan hal baik tersebut tanpa ingin orang lain atau bahkan pengemis itu tahu bahwa dirinya adalah orang yang selama ini selalu pengemis hina, Rosulullah melakukan hal tersebut dengan ikhlas, tulus, dan tanpa kesal pada pengemis tersebut, apa jadinya ya kalau Rosulullah pada awal pertemuannya dengan pengemis sudah memberi tahu bahwa dirinya adalah Muhammad  yang selama ini pengemis hina??hmm, bisa kita bayangkan, pengemis itu pasti langsung menolak kehadiran Rosulullah. Luar biasa yah Rosulullah, kita jadi punya seseorang yang bisa dijadikan teladan niyh, kali ini tentang keikhlasan, tunggu kisah yang lainnya yah.

Sumber: http://tanbihul_ghafilin.tripod.com/1001kisahteladan4.htm

untuk anakku


Assalamualaikum nak, apa kabarmu?? Kemarin malam ibu bermimpi tentangmu, ah belum, belum menjadi engkau anakku. Bunda bermimpi bunda sedang mengandungmu, dari ayah yang dalam mimpi bunda, belum pernah bunda lihat sebelumnya. Taukah kau nak, bunda bahagiaaaaa sekali mengandungmu, walau bunda pun merasakan sakit yang luar biasa, tetapi bunda sangat menikmati hari-hari bersamamu ada dalam perut bunda. Selalu bunda mengelusmu dengan cinta, makan dengan makanan yang paling baik agar kau menjadi anak yang terbaik, dan terus memperbaiki diri bunda agar nantinya kau bangga memiliki bunda sepertiku, yang nantinya kau ceritakan pada teman-temanmu bahwa kau memiliki bunda yang luar biasa, begitu juga harapan bunda agar kau kelak menjadi anak yang luar biasa.
Anakku, tapi sayang, bahagia bunda baru sebatas mimpi. Ya, pagi itu bunda terbangun, dan kecewa tentunya karena ternyata itu hanya mimpi bunda, dan bunda sadar sepenuhnya bahwa mungkin memang belum waktunya kau berada di perut bunda, karena bertemu dengan ayahmu pun bunda juga belum. Tapi yang perlu kau ketahui, walau bunda baru merasakannya dalam mimpi, bunda sangat bahagia, sampai sekarang bunda masih merasakan sedang mengandungmu, dan memejamkan mata membayangkan jika kau benar-benar ada di rahim bunda nak.
Doakan bunda yah anakku, biar segara Allah pertemukan dengan ayahmu, hingga kelak Allah benar-benar sudi menitipkan
mu pada bunda, dalam rahim bunda, dan dibesarkan dalam rumah yang penuh cinta dari bunda dan ayahmu. Doakan yah anakku sayang.

Dari bundamu yang tak sabar ingin segera berjumpa denganmu..

* 26 Desember 2011

pertannyaan aneh


Dileeesss..dila nikah ya??diles kapan nyusul dila??
Ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang saya tahu akan saya terima dan akan selalu saya dapatkan begitu dila memutuskan untuk menikah, sangat yakin bahwa pertanyaan ini akan selalu ditanyakan oleh orang-orang yang tidak tahu perjalanan hidup seorang dila dan diles. Redaksi di atas masih lebih halus nadanya, saya pernah mendapati berbagai macam redaksi, penekanan dan gaya bertanya setiap orang yang ditujukan pada saya, akan saya uraikan satu-satu betapa lucunya mereka.
“diles lu keduluan dila noh..lo kapan nikah?”
Begitu saya mendapatkan pertanyaan ini, saya jadi geli sendiri, ni orang maksa banget nanyanya, saya juga lebih dulu tahu kali kalo dila dah mau nikah, emang penting gitu dia kasih tau saya kalau saya keduluan dila. Bahkan yang bikin saya makin kaget, ternyata orang yang sama ini juga bertanya pada dila dengan pertanyaan yang justru lebih menyakitkan redaksinya, begini kira-kira
“dikandungan bareng sampe gede barengan, kok lo nikah duluan siyh? Dil lo kok kagak setia ma si diles,ckckckck”
Saya nilai ini terlalu berlebihan, apa kaitannya jika saya kembar, kemudian dila nikah duluan, dan ditambah ada cap tidak setia yang ditujukan pada dila. Waawww, saya kan bukan pasangannya dila, kami hanya dua orang manusia yang ditakdirkan dalam rahim yang sama, dan hidup selalu berdampingan, bukan berarti kami harus memaksa Allah untuk menentukan takdir yang sama toh untuk kami, lalu apa jadinya dila bersalah jika dila menikah duluan dibanding saya??hmmm saya rasa lebih baik istighfar  untuk semua orang yang pernah mengajukan pertanyaan, atau bahkan bertanya dalam hati tentang penilaian setia, tidak setia seseorang yang kembar.
Ada juga yang bertanya, “diles cepetan nikah, nyusul dila ya”
Ini lagi, saya siyh menanggapi dengan cuek permintaan ini, wong yang menyediakan dana menikah bukan dia, lah kenapa jadi dia yang repot meminta saya untuk segera menikah, kecuali kalau dia bilang “diles ini ada dana untuk biaya nikah, diles segera nikah ya”. Nah ini baru boleh deh, saya akan dengan semangat menjalankannya, hehe ^^
Sudah selesai kah pertanyaan-pertanyaan itu??hanya seputar itu kah pertanyaannya??ooo ternyata enggak loh, bukan hanya redaksi “kapan nyusul” yang saya terima, tapi ada juga redaksi yang bikin saya tersinggung berat sampai merasa terzholimi dengan redaksi yang ditujukan pada saya.
“diles nikahnya gak barengan aja sama dila, kan biar irit biaya walimah gitu”
Dan saya berikan jawaban atas pertanyaan yang dia ajukan, tetapi saya justru kaget dengan pernyataannya dia setelah ini..
“alasan, bilang aja gak ada yang mau”
Jleb, nusuk banget pernyataannya, tapi saya justru heran dengan yang mengajukan pernyataan ini, dia gak takut gitu yah kalau malaikat justru bilang “begitu juga denganmu”, kan setiap perkataan itu sesungguhnya balik ke diri sendiri, dan gak takut gitu yah saya yang merasa terzolimi ini berdoa balik untuk keburukan dia, tapi untungnya saya terlanjur sadar untuk tidak membalas kata-kata buruknya. Yah biarlah, abaikan saja dirinya, toh dia juga tidak tahu apa-apa tentang perjalanan yang sudah saya lalui, kalau masalah gak ada yang mau, hmmm saya mah yakin berat banyak yang mau sama saya (wew PD bener), kalau kata kakak saya niyh,
“yang mau sama dedek mah banyak, dedek mau nikah besok malem ajo cariin juga pasti ada yang bersedia, tapi kan bukan hanya soleh yang pantes buat dedek, ada hal lain yang harus terpenuhi untuk jadi suami dedek dan itu kita harus selektif, gak asal pilih”
Saya yakin lah ini bukan hanya kata-kata penghibur buat saya, dan saya juga yakin diantara orang-orang yang membaca tulisan ini adalah mereka yang pernah atau terbersit keinginan untuk mendaftar, hehehehe. Tapi gak perlu juga kan saya uraikan satu-satu siapa aja yang mencoba untuk mendaftarkan dirinya, eeeaaa, hahhaha..
Mencoba husnudzon dengan segala pertanyaan juga sudah, misalnya berpikir bahwa memiliki saudara-saudara yang sangat perhatian pada saya, tapi tidak adakah kata-kata yang bisa dikatakan lebih baik pada saya??saya sangat bahagia dengan perkataan teman saya, walau pada intinya sama, meminta saya untuk segera menyusul dila, tapi dia rangkai dengan suatu kata-kata yang indah.
“waah dila nikah yah, semoga diles cepat menyusul dila yaaa”
Dan untuk pernyataan ini, saya aminkan banyak-banyak. Lebih baik mengeluarkan perkataan seperti ini kan? Jadi doa buat saya dan jadi doa juga buat yang mengatakannya. Waahh saya bahagia banget deh setiap semua orang yang kenal dengan saya dan dila, yang tahu dila menikah dan dia mengatakan hal yang baik ini, hmmm bisa terijabah sepertinya.
Saya frustrasi dengan ucapan-ucapan saudara-saudari saya??kadang-kadang, tapi gak lama-lama kok, karena setelah beberapa saat saya justru jadi menertawakan mereka yang bertanya, lah aneh bener yak, bertanya kok pada saya yang juga tidak tahu jawabannya kapan saya akan menikah, kalau boleh saya mengintip catatannya Allah siyh saya intip deh, tapi kan gak Allah kasih, cuma Allah saja yang tahu, trus kalau ada yang bilang, tapi itu kan tergantung usahanya diles juga. Iya saya sangat paham kalau itu juga tergantung usaha saya, tapi kan kalian tidak paham dan tidak tahu apa yang sudah saya usahakan, dan saya juga gak bisa donk mendikte Allah bahwa saya juga harus menikah bersama dila atau tidak terlalu jauh dari dila, itu kan sepenuhnya hak Allah. Saya juga kan maunya SETEPATNYA bukan SECEPATNYA.
Oke, sudah paham kan kenapa kadang-kadang ada orang-orang yang smsnya gak saya balas, chat via YM dan facebooknya gak saya tanggapi, pertanyaan kalian hampir sama siyh, gak kreatif, hehehe.
Sekian dulu tulisan dari saya, silakan buat teman-teman yang mau minta maaf atau yang mau berdiskusi lagi, hahaha...

Catatan:
 kalau kata HTR, terkadang memang harus berterima kasih pada orang-orang yang telah membuatmu patah hati, karena itu (mungkin) kau jadi penulis.
Yap, terima kasih ya teman-teman, saudara-saudariku, karena pertanyaan aneh kalian, karena ucapan menyakitkan kalian, jadilah tulisan panjang ini, ini adalah tulisan yang paling panjang yang pernah saya tulis. ^__^

mencoba memaknai

katamu aku tak mengerti..
padahal aku sedang mencari arti, mencari definisi yang tak ku jumpai pada kamus tebal beberapa centi
katamu cobalah memahami,
menurutku cobalah untuk memaknai, tentang perpisahan diri atau berpisahnya dua hati

hei kau menangis??untuk apa??untuk kepedihanku kah??
tak pernahkah ku sampaikan padamu bahwa tangismu justru yang membuat pedih ini makin perih..
sudahlah, kau tak perlu iri, apalagi simpati..
yang ku butuhkan hanya waktu berdiam diri, sampai batas waktu yang telah ku tentukan nanti..

senyummu sudah menjelma menjadi mentari bagi hati yang sebentar lagi mati..
berharaplah agar Allah selalu membersamai
perjalanan ini..
dimanapun kita berada kini..
sampai nanti..

*sudut gelap mata hati

Diberdayakan oleh Blogger.

Copyright © / Mendidik Mencintai

Template by : Urang-kurai / powered by :blogger