Allah,
sepatutnya menjadi yg pertama bagi kita utk melampiaskan keluh,
Bukan
jalan keluar terakhir setelah jalan2 lain tak berujung..
Allah, semestinya Ia menjadi pijakan ketika menentukan langkah.
Bukan ketika kau tersesat baru setelah itu bertanya, akan ke mana melangkah??
Allah, adalah engkau yg memasrahkan pada awal perjuangan,
Bukan pada kekalahan baru berkata "pasrah"
Allah, semesta cinta Kau hadirkan di tengah gurun sahara keistiqomahan, sepatutnya Engkau kami jadikan sebagai bekal awal yang kami bawa dalam perjalanan ini
Bukan tetes-tetes akhir dari bekal yang baru kami ditengok ketika kami kehausan
Allah, ampuni kami yang kembali padaMu dalam titik lemah kami
Allah, padaMu bermuara doa dan cinta
Aku menitipkan rasa pada sebuah citacita..
Ah ini bukan lagi tentang rasa, dia adalah asa..
Asa yang menggantung dan perlahan terbang tinggi di Langit cintaNya..
Menembus cakrawala seolah-olah ingin menghapus segala jarak yang membentang antara
Jakarta-Samarinda
Ya, rindu bukan lagi tentang sebuah rasa..
Tapi kini ia berubah menjadi sebuah asa..
Sebuah citacita..
Cita yang kau dan aku berharap sama..
Agar tak ada lagi jarak kita..
Jakarta-Samarinda
Sudahlah, aku rindu..
Bahkan ketika aku tak dapat mendefinisikannya :'(
Bumi adalah tempatku menapak jejak..
Menulis adalah tempatku menapak rasa..
Cirebon 091113
***
"Mengapa kamu menulis?" tanyanya suatu hari.
"Karena menulis adalah rasa, dan rasa terungkap lewat tulisan yang menjelma dari sebuah kata-kata"
"Mengapa tidak menulis sebuah fiksi?"tanya yang lainnya.
"Karena tak ada rasa"
Sesederhana itu :)
Ketika rasa tak terucap dengan kata
Ketika rasa tak terungkap dengan raga
Ketika rasa bahkan tak terwakilkan dengan linangan air mata
Maka apakah yang dapat mewakilkannya??
"Menulislah dengan rasamu"
Tulislah dengan Tulus
Tuluslah dalam Tulis
Sore dengan
disaksikan petir yang bersautan dan hujan yang merintih meneduhkan, mama
berucap dengan lembut namun langsung terdengar oleh semesta..
Bertambahnya kesempatan hidup di bumiMu, hari demi hari, waktu demi waktu benar-benar membuat ku bersyukur. Banyak sekali makna dan kesempatan yang sudah saya dapat, terlebih sebuah nikmat. Nikmat dalam mencintaiMu dan mencintai hambaMu -saudara yang Allah pertemukan di jalanNya-
Ada satu lagi nikmat, yang semakin hari semakin nikmat saja, yaitu mensyukuri takdirMu, dan mengikhlaskan takdir yang sudah Kau pahat sedemikian rupa untukku, hambaMu yang manis (kata mama saya manis). Berjalan, dan menentukan tujuan tak ada sedikitpun ragu, karena hambaMu yang manis ini sangat yakin bahwa KemahatahuanMu tak pernah meleset sedetik pun, sedikitpun, maka adakah celah bagiku meraguMu?
Rinduku berada dilima waktu,
Rinduku berada dilima waktu
Rinduku berada dilima waktu,
Rinduku berada dilima waktu,
Aku tak ingin Juni berakhir, masihkah Juni akan melukiskan bahagia dengan tinta yang kulukiskan bersamamu? ataukah Juni adalah waktu ketika kau dan aku berkata dengan sedikit perlahan bahwa "waktu kita hampir habis" ??
Aku yakin Sang Maha Cinta tak akan membiarkan kita sendiri, sendiri dengan kerinduan yang menyesak dengan tangis dan keikhlasan tak terbedakan lagi..
Maka sampai saat ini, aku takkan melepaskan doaku untuk tetap bersama dengan bahagiamu dipenghujung waktu penantianku..
Ketika kau bilang, "tolong jangan menangis karena kepergianku"
Maafkan karena tak bisa mewujudkan mimpimu, dan aku hanya mampu menjawab "kau bisa meminta ikhlasku, tapi sungguh air mata ini jangan kau minta juga, sebab inilah yang menguatkanku tentang keikhlasan yang kau bawa..
Padamu cinta..
Ku titipkan malam yang gemericik syahdu dengan isak kecil tak terdengar..
Padamu cinta..
Malam menyaksikan bahwa cintamya luar biasa, sungguh..
Sesal ketika baru mengetahui bahwa betapa kau luar biasa memiliki cinta..
Menjelang kepergianmu, wasiat cinta kau sampaikan pada istrimu yang Allah jadikan ia sebagai ibu kami..
Kau bilang apa?? ah Robbi, mengapa baru ku dengar pesan cintanya??
Haru biru datang menyelinap sampai aku yakin ia tak mau pergi..
Kau berpesan padanya "jaga anak kita, wujudkan mimpi-mimpi mereka, selalulah di samping mereka"
Kalimat cintamu, yang kau titipkan pada semesta yang berhembus bersama angin kesedihan dari istrimu, ibu kami..
Dan malam ini..
Detik dalam waktu menjadi saksi akan kisah yang sungguh membuatku bangga memilikimu..
Menjalani takdir sebagai anakmu..
Dan aku yakin bahwa segala kata dalam tiap kalimat tak akan cukup untuk menggambarkan cintamu
Karena cintamu luar biasa, bukan lagi sederhana seperti yang aku duga..
Bahkan cinta menjelang kepergianmu menemui kehidupan abadi bersamaNya..
Berparagraf doa akan terus terucap untuk bahagiamu..
Duhai Allah, jaga ayahku dengan sebaik-baik penjagaanMu..
Cintai ia, cintai ia, cintai ia..
Jika kesholehan ini menjadi bahagiamu di dekatNya..
Maka janjiku atas nama cinta,
Menjadilah anak soleh yang akan membawamu menuju bahagia dikeabadian..
Menjadi muslimah yang menjaga dan terjaga
Dan kelak akan menjadi ibu bagi anak-anak yang soleh..
Insya Allah..
Terima kasih atas cintamu duhai cinta, ayah..
Penghujung Mei 2013
Ketika detik berkisah tentang 7 tahun kepergianmu
Ada seorang rakyat yang iri dengan Presidennya. Berkata dia, "enak ya jadi presiden, gak perlu kena macet, selalu di kawal, ke luar negeri gratis."
Namun apa kata presiden.. "enak jadi rakyat biasa saja, tak perlu bertanggung jawab dengan ratusan juta manusia." (klo presidennya bener) :p
Ada yang berkata "enak ya jadi artis, terkenal dan populer."
Berkata artis.. "enak ya jadi orang biasa, banyak waktu luang, gak perlu khawatir aib terbongkar"
Ada siswa SMA berkata.. "kalo jadi mahasiswa enak, gak ribet di kasih PR kayak SMA"
Mahasiswa berkata.. "aaaa kangen masa SMA, saat bisa kumpul dan masih santai"
Dan ada seorang ibu rumah tangga berkata.. "enak yaa kalau bekerja, gak merepotkan suami, punya penghasilan sendiri"
Tengoklah ibu-ibu yang bekerja.. "enaknya jadi ibu rumah tangga, bisa seharian mengurus rumah, mendidik anak dan dekat dari hati ke hati."
Ada seorang yang belum menikah berkata "mau nikaahh, iri sama yang udah nikah."
Dan yang menikah pun ada lagi keluhannya..
Lalu jika begini terus, akan sampai kapan kita mau mensyukuri takdir?
Lelah memang menghadapi hidup yang ternyata ada hidup yang kita rasa lebih baik dari hidup kita, padahal kita sama sekali tidak tahu, hanya sok tahu bahwa hidup si dia lebih indah dibandingkan hidup saya. Mengapa begitu??tanyakan pada hatimu ^^
Benarkah bahwa kehidupan dia yang kita inginkan benar-benar lebih baik dibandingkan hidup kita??Nyatanya, tetap saja dia bertemu dengan masalah yang mungkin kalau diberikan ke kita tak kan sanggup memikulnya.. Ketika kau merasa bahwa takdirnya lebih baik darimu, maka mungkin saat itu juga dia merasa bahwa takdirmu lebih baik darinya..Lantas, masih kah kita ingin menjadi diri orang lain?
Allah menitipkan takdir kita memang tidak pernah sama satu dengan yang lainnya, tidak dengan siapapun, bahkan dengan saudara yang bersama sejak rahim. Kau tau bahwa Allah Maha Tahu mana yang terbaik, ada takdirmu dan ada takdir ku, yang mungkin diantaranya ada takdir kita, itu bukan berarti takdir kita sama kan?
Seperti halnya aku dengan dila, saudari tercinta yang bersama sejak rahim. Takdir kami berbeda, sangat berbeda. Tapi apakah kami saling iri? Tidak!
Karena bagi kami, membersamai takdir antara kami itu lebih membahagiakan dibanding mendurhakai takdir masing-masing. Begitulah hakikatnya kan?
Jika yang kau inginkan adalah suatu kebahagiaan, maka bukan iri pada takdir orang lain lah sebagai jawabannya. Jawaban dari kebahagiaan yang kau inginkan ada dihatimu, silaturrahim lah dengannya dan lihat bahwa bahagiamu tercipta justru ketika kamu mensyukuri takdirmu sendiri, ada pada hati yang mensyukuri takdir. Ada pada hati yang sama berbahagia menemani saudarinya dalam menjalankan takdir bahagianya.. coba saja, dan kau akan temukan kebahagiaan itu.
****
Terima kasih Allah, Kau telah menakdirkan aku sebagai ibu rumah tangga justru disaat aku belum menjadi "ibu rumah tangga" yang sesungguhnya. Mengasuh satu lagi amanah yang Kau titipkan melalui rahim saudari kembar ku, merasakan betul jadi ibu meski bukan dari rahim sendiri..
Terima kasih Allah telah menyertakan aku dalam takdir bahagia yang kau beri untuk saudari kembar ku..
Dan dengan kemurahan hatiMU, terimalah syukurku..
Wisuda yaaa??cita-cita yaa??? kerja keras juga...
Untukmu yang masih dirahasiakan Allah
Kau tahu, sabar itu menjadi sulit kala menanti hadirmu
Ada ketergesaan yang menyergap, menghitung hari, menghitung waktu menghitung tiap menit saat kau diperkenankan hadir mengisi hari-hari ini.
Diperkenan Allah, untuk memberi bahagia
Mencipta menjadi selaksa rindu saat tak bertatap dalam rasa dan raga.
Aaah aku semakin rindu
Semakin rindu meski kini kita belum jua bertemu
Menantimu, membuatku menjadi manusia tak tahu waktu
Berlebihankah?biarlah karena mereka tak merasakan ada harubiru dalam kalbu
Berharap kau bahagia saat bertemuku,
Menyambutku dengan tangis kemenanganmu
Yang dengan tangismu kami tahu, bahwa kau pun tak sabar dalam penantian ini
Untukmu yang kini masih berada dalam rahim ummi mu
Titipkan salam kami pada Penjagamu yang memiliki sebaik-baiknya penjagaanNya padamu
Berceritalah pada Nya, bahwa kau pun rindu untuk segera bertemu dengan kami
Agar Dia pun meridhoi perjumpaan kita di bumi
Sehatlah nak, ummi, abi, umma mu serta semua yang ada di sini
Menanti dengan doa yang terus terpanjat agar kelak kau bahagia memiliki kami
Untukmu bahagia kami
^_^
Aku ingin menulis, menulis apa saja yang terjadi pada hari-hari kita..
Tentangku, tentangmu, tentang dia yang belum aku ketahui bahkan tentang kita.
Tentang perjalanan hidup kita dalam mengisi kebersamaan ini.
Hari ini kau bertanya, mana yang aku sukai,
Engkau selesai sidang kemudian pergi menyusul yang halal bagimu,
Atau aku lebih menyukai jika sidangmu diundur agar kepergianmu diundur?
Tahukah kau? tak ada yang lebih membahagiakan selain melihatmu bahagia
Jika kebersamaanmu dengannya mencipta bahagia untukmu,
Maka aku memilih itu
Memilih melepasmu untuk menjemputnya membangun kebahagian baru.
Dan tentangku, aku akan tetap seperti ini.
Membahagiakan wanita mulia yang rahimnya kita huni dulu,
Membahagiakan wanita mulia yang bahagianya pun sangat membahagiakan
Aku akan di sini, membangun dikit demi sedikit mimpi dan harapan yang tak pernah putus.
Meski kami berharap bahwa kau..suatu hari nanti membersamai dengan jarak tentang kebahagiaan ini.
Ah ya, kebahagiaan ini akan tetap aku perjuangkan.
Terima kasih cinta
Mencintaimu bahkan ketika merasa harus melepasmu.