Biarkan doa tetap rahasia, mengangkasa menuju langit cinta yang Ia persembahkan untuk kita. Melewati duka, menerbangkan asa dalam sumpah serapah yang tertahan agar tetap berada di jalanNya. Doa yang tetap rahasia, menembus dinding kemustahilan bagi siapa saja yang percaya. Menatap dalam manja tangan-tangan lelah yang menyatu seolah ia berkata "akan aku hapus duka, dan ku sampaikan pada Ia, agar tak membiarkanmu menyesaki rasa".
Biarkan doa tetap rahasia, seperti kau merahasiakan segala rasamu yang kau bilang belum waktunya, iya kan? Doa yang rahasiapun tak melulu tentang rasa yang belum waktunya, bahkan ketika kau sudah menemukan waktunya, ku harap doa mu tetap sama, masih rahasia. Rahasia yang hanya kau dan Rabbmu saja yang tahu. Rahasia yang tak akan pernah menjadi hidangan bagi publik lainnya.
Beruntunglah kamu, sebab doamu masih rahasia. Merahasiakan segala harap, merahasiakan segala resah, bahkan merahasiakan segala tuntutan yang kau ingin untuk disempurnakan olehnya. Doamu yang rahasia seolah penawar bagi gemuruh yang hadir menyelimuti segala mimpi-mimpi yang sampai kini pun masih mimpi. Merasakan lelah, yang kau balut dengan Lillah. Semoga saja benar lillah, sebab jika lelahmu tanpa Lillah kau hanya seperti orang yang berkilah. Tak sanggup melewati beratnya pundak yang membuatmu semakin lelah.
Maka, berdoalah dalam rahasia, untuk segala duka, untuk segala luka, untuk segala mimpi yang akan membawamu menuju garis-garis khatulistiwa segala peristiwa.
Maka berdoalah ia dalam rahasia, doa yang menukar lelah menjadi bahagia, bahagia yang tercipta karena telah kau sandarkan lelah dalam lillah. KarenaNya, kini tak kau temukan lagi nestapa, ia larut dalam butir-butir senyum hangat yang merongga dalam dada.
Doamu, masih rahasia kan?
@diles_delta dalam pencapaian bahagia
Jika boleh dikatakan terluka, maka aku terluka. Luka yang bukan karena mu, mungkin semacam teguran atau peringatan?mungkin iya, dalam waktu yang tak ada batasnya.
Jika boleh dikatakan rindu, maka aku rindu. Rindu yang telah hadir sebelum kehilanganmu, rindu yang tertanam sejak dulu. Mungkin kau lupa, tapi aku tidak.
Jika boleh dikatakan mendengki, maka aku mendengki. Dengki yang entah kebaikan atau keburukan. Ah, yang ku lupa, tak pernah ada dengki yang baik.
Jika boleh dikatakan tak percaya, maka aku tak percaya. Tak percaya bahwa tak akan ada lagi tempat bagiku, bukan tak akan ada lagi, atau bahkan memang tak pernah ada dari dulu.
Jika boleh dikatakan kecewa, maka aku kecewa. Kecewa yang bukan karenamu, terlebih karena aku. Ya, karena aku. Meski kau tak pernah tahu.
Jika boleh dikatakan tragis, maka ini tragis. Tragis yang melebihi kisah sad ending. Aku tak mau, dan siapa pula yang mau seperti itu?
Jika boleh dikatakan berprasangka, maka aku berprasangka. Prasangka yang kita tahu hanya akan membunuh kekebalan rasa terhadap kita. Prasangka, ya, ku harap begitu.
Hanya sebuah prasangka kan?
Tentang aku, dan catatan burukku.
@diles_delta dalam keabsurdan
Aku baru saja mengintaimu, lewat doa yang mengarah pada sebuah garis yang tanpa tepi.
Aku baru saja menatapmu, dengan mata yang menembus dinding harap pada sebuah pintu yang tercipta dari rasa yang tergugu.
Aku baru saja menantimu, ya baru saja, karena kau baru saja hilang dari harapanku.
Aku baru saja menjumpaimu, pada segenggam hasrat yang kutuangkan kembali dalam mangkuk harapan.
Aku baru saja menyebut namamu, tanpa rasa malu pada Rabb Yang maha Tahu.
Aku baru saja menyapamu, sapa yang hanya aku yang tahu, tidak kamu, tidak juga sekelilingku.
Aku baru saja menjemputmu, menarikmu kembali dalam hadapan sebuah harapan yang semoga tak palsu.
Aku baru saja menyemangatimu, untuk tetapkan langkah pada kebaikan yang membahagiakanmu.
Aku baru saja mempedulikanmu, meski aku tak ingin kau menyadari peduliku.
Aku baru saja merahasiakanmu, pada makhluk yang memang semestinya tak perlu tahu.
Kamu, yaa.. apakah tahu?
-pena yg tanpa gores, 13 September bukan tahun lalu-
Dila udah dua loh, elu dil??
Gue?gue Alhamdulillah semakin kebal menghadapi pernyataan kayak gini, santai aja ah.
Dua tahun loh, setiap bahagia dila selalu dikaitkan dengan saya, hehe yaiyalah karena saya kembarannya.
Tapi makasih ya, berjalannya waktu, semakin sadar bahwa ketetapan Allah lebih mulia dibanding segala perbandingan manusia antara takdir dila dengan takdir diles, bahwa segala keindahan telah tercipta bagi masing-masing kami olehNya. Bahwa tak ada takdir yang sama persisnya meski terlahir bersama sejak rahim.
Bahwa, bahwa, bahwa...
Kau Maha Tahu, sedangkan mereka yang bertanya cummmaa sok tau.
Segala puji teruntukMu duhai Allah Penggenggam Takdir kami.
-hari ke 2 Raisya terlahir di dunia-
Nak, tak bosan aku memandangmu dalam jeda tugas mengajarku.
Ah kamu, betapa menciptakan bahagia yg luar biasa bagi kami, orang2 yg ada di sekelilingmu. Umma akan menceritakan kronologis detik-detik kamu hadir di dunia. Sebagai tanda bahwa, kami begituuu menantimu, dan hadirmu sungguh menakjubkan.
Jam 7 pagi hari tadi, dihari minggu tanggal 7 September 2014, belum ada tanda bahwa ummi akan melahirkanmu. Jam 7, ummi malah minta jalan-jalan ke taman untuk melihat pasar pagi di sekitaran taman. Setelah dari taman, ummi memilih untuk tidur lagi menemani abangmu, rafa.
Jam 9, ummi bangun dan merasa kesakitan yang luar biasa. Kemudian kami pun berbenah untuk segera menuju puskesmas terdekat. Jam10, ummi ditangani oleh bidan di sana. Menurut bidan, ummi sudah pembukaan 3, berdasarkan perkiraan, ummi baru akan melahirkanmu jam 17.00, duh lama sekali ummi merasakan sakit itu.
Ah nak, kau shaliha sekali, kau tidak mau membuat ummimu sakit terlalu lama untuk melahirkan. Jam 11.40 kau pun terlahir atas izin Allah, membuka bahagia menembus cakrawala sakitnya melahirkan, dan membentangkan segala harapan kami. Ya, kau kini telah hadir nak, dengan berat badan yang waw membuat kami terkejut mendengarnya. 3,7 kg untuk terlahir normal dengan panjang 49 itu luar biasa. Padahal kurang dari dua minggu yang lalu beratmu baru saja 3 kg.
Tanpa menunggu lama, tanpa merasakan sakit yang lama, Allah mengizinkanmu segera bertemu ummimu dalam dekap cintanya dan cintaNya.
Kini, berbahagialah karena telah membuat kami bahagia atas hadirmu. Menjelmalah menjadi shaliha yang akan mengantarkan ummi dan abimu menuju surga Allah. Mewujud cintalah, bagi abangmu, rafa, dan bagi kami. Tumbuhlah, dengan ketakwaan padaNya.
Salam penuh cinta, umma mu :*