Syukuri Takdirmu

Ada seorang rakyat yang iri dengan Presidennya. Berkata dia, "enak ya jadi presiden, gak perlu kena macet, selalu di kawal, ke luar negeri gratis."

Namun apa kata presiden.. "enak jadi rakyat biasa saja, tak perlu bertanggung jawab dengan ratusan juta manusia." (klo presidennya bener) :p

Ada yang berkata "enak ya jadi artis, terkenal dan populer."

Berkata artis.. "enak ya jadi orang biasa, banyak waktu luang, gak perlu khawatir aib terbongkar"

Ada siswa SMA berkata.. "kalo jadi mahasiswa enak, gak ribet di kasih PR kayak SMA"

Mahasiswa berkata.. "aaaa kangen masa SMA, saat bisa kumpul dan masih santai"

Dan ada seorang ibu rumah tangga berkata.. "enak yaa kalau bekerja, gak merepotkan suami, punya penghasilan sendiri"

Tengoklah ibu-ibu yang bekerja.. "enaknya jadi ibu rumah tangga, bisa seharian mengurus rumah, mendidik anak dan dekat dari hati ke hati."

Ada seorang yang belum menikah berkata "mau nikaahh, iri sama yang udah nikah."

Dan yang menikah pun ada lagi keluhannya..

Lalu jika begini terus, akan sampai kapan kita mau mensyukuri takdir?

Lelah memang menghadapi hidup yang ternyata ada hidup yang kita rasa lebih baik dari hidup kita, padahal kita sama sekali tidak tahu, hanya sok tahu bahwa hidup si dia lebih indah dibandingkan hidup saya. Mengapa begitu??tanyakan pada hatimu ^^

Benarkah bahwa kehidupan dia yang kita inginkan benar-benar lebih baik dibandingkan hidup kita??Nyatanya, tetap saja dia bertemu dengan masalah yang mungkin kalau diberikan ke kita tak kan sanggup memikulnya.. Ketika kau merasa bahwa takdirnya lebih baik darimu, maka mungkin saat itu juga dia merasa bahwa takdirmu lebih baik darinya..Lantas, masih kah kita ingin menjadi diri orang lain?

Allah menitipkan takdir kita memang tidak pernah sama satu dengan yang lainnya, tidak dengan siapapun, bahkan dengan saudara yang bersama sejak rahim. Kau tau bahwa Allah Maha Tahu mana yang terbaik, ada takdirmu dan ada takdir ku, yang mungkin diantaranya ada takdir kita, itu bukan berarti takdir kita sama kan?

Seperti halnya aku dengan dila, saudari tercinta yang bersama sejak rahim. Takdir kami berbeda, sangat berbeda. Tapi apakah kami saling iri? Tidak!
Karena bagi kami, membersamai takdir antara kami itu lebih membahagiakan dibanding mendurhakai takdir masing-masing. Begitulah hakikatnya kan?

Jika yang kau inginkan adalah suatu kebahagiaan, maka bukan iri pada takdir orang lain lah sebagai jawabannya. Jawaban dari kebahagiaan yang kau inginkan ada dihatimu, silaturrahim lah dengannya dan lihat bahwa bahagiamu tercipta justru ketika kamu mensyukuri takdirmu sendiri, ada pada hati yang mensyukuri takdir. Ada pada hati yang sama berbahagia menemani saudarinya dalam menjalankan takdir bahagianya.. coba saja, dan kau akan temukan kebahagiaan itu.



****

Terima kasih Allah, Kau telah menakdirkan aku sebagai ibu rumah tangga justru disaat aku belum menjadi "ibu rumah tangga" yang sesungguhnya. Mengasuh satu lagi amanah yang Kau titipkan melalui rahim saudari kembar ku, merasakan betul jadi ibu meski bukan dari rahim sendiri..

Terima kasih Allah telah menyertakan aku dalam takdir bahagia yang kau beri untuk saudari kembar ku..

Dan dengan kemurahan hatiMU, terimalah syukurku..

Diberdayakan oleh Blogger.

Copyright © / Mendidik Mencintai

Template by : Urang-kurai / powered by :blogger