Tragedi yang mengistirahatkan :)


10 Desember 2012

Pulang ngajar TK jam 12.30 langsung menyentuh laptop karena inget besok hari selasa jadwal kasih revisin sama dosen. Baiklah, dengan semangat merevisi skripsian. Mama minta tolong ke pasar buat beli sesuatu, padahal pas banget niyh, pas ngajar sore, pas kecapean, paaasss pengen istirahat, tapi baiklah mari kita ke pasar :) . Pulang dari pasar udah setengah 4, ada jadwal ngajar di Cikeas jam 19.00. wah harus berangkat jam 5 niyh biar bisa maghrib di sana. Alhamdulillah ternyata motor ajo jadi pengangguran, maka saya pakai untuk ke Cikeas, lumayan irit ongkos 16 ribu. Meskipun sebenarnya mama agak berat melepas saya pergi ke Cikeas dengan motor, tapi tetap nekat. Mungkin saat itu lupa bahwa ridho Allah ridhonya mama :( . Sebelum ke Cikeas, nemenin dila jalan2 bentar, trus lanjut berangkat.

ALLAHU AKBAAAARRR..

Belum jauh dari rumah, menghindari mobil keluar dari perumahan dengan kencangnya, niat ngerem malah kepleset dengan motor sekaligus, kepala terbentur (untung pakai helm) tapi sayang dagu tak terselamatkan karena helmnya gak full face. Maka terjadilah pendarahan luar biasa karena robek di dagu yang kata dokter cukup dalam lukanya. Bersyukur banyak yang nolongin dan bersyukur di sana ada klinik jadi langsung ditangani. Pengalaman pertama berurusan dengan jahitmenjahit bagian kulit. Saat proses menjahit, yang teringat itu wajah mama saat melepas keberangkatan, dan langsung istighfar. Duh Allah, tadi Engkau sudah melarangku pergi dengan tatapan ragunya, tapi kenapa aku tetap pergi :(. TadzkirohMu luar biasa. Niat irit 16 ribu eh ternyata keluar lebih besar untuk biaya jahit dagu, ah gak masalah. Rizki dari Mu maka Engkau berhak mengambil kembali. Ternyata ada seorang penolong yang Allah kirimkan di klinik untuk membayar semua tagihan rumah sakit, dan dia mengantar pulang. Tadinya saya pikir dia mungkin mobil yang tadi hendak saya hindari dan menolong karena merasa bersalah. Tapi saya salah, dia mobil yang ada disamping saya ketika jatuh, dia murni menolong. Bahkan dia bilang : "mba kalau motornya rusak bilang saya ya, biar saya yang bawa ke bengkel" dan saya jawab "kenapa mas yang bawa, kan bukan mas yang salah kok" berusaha untuk tetap menjaga ceritanya ^.^
Sampai di rumah, pastilah mama dan seluruh orang di rumah kaget karena saya pulang dengan keadaan berlumuran darah dan dagu penuh plesteran. Orang yang mengantar itu kemudian menceritakan kejadiannya, dan kemudian mengantarkan kakak saya untuk kembali ke TKP untuk mengambil motor yang tadi tertinggal. Oh ya sebelum orang tersebut pergi, saya meminta mama untuk membayar pengobatan di klinik yang tadi telah dia bayar, karena saya TIDAK MAU BERHUTANG BUDI dengan laki-laki yang baru saja saya kenal, meskipun menurut kakak saya, dia menolak pemberian kami. Untungnya proses pemaksaan terjadi.

Setelah kecelakaan ini sangat banyak pelajaran yang dapat saya ambil, bahwa jangan pernah sedikitpun mengabaikan atau mengerjakan apa yang tidak mama ridhoi, kejadian ini membuat saya semakin yakin bahwa ridho Allah memang terletak pada ridho orang tua. Kecelakaan ini juga membuat saya istirahat total selama satu minggu, mungkin ini jawaban Allah atas keluhan saya beberapa minggu sebelumnya bahwa saya merindukan libur, maka Allah kasih dengan cara seperti ini. 
BAGAIMANAPUN, ASALKAN ITU RENCANA MU ALLAH AKU YAKIN INI TERBAIK.
Bersyukur pada Mu Allah, telah menganugerahkan seorang mama yang sayangnya tak terhingga, benar-benar merawat saya selama sakit ini, sering saya merasa sangat merepotkan mama. Makan harus dengan bubur, buah yang mesti di jus dulu, keramas juga minta bantuan mama. Duh apa jadinya kalau tanpa mama. love you yang teramat sangat. Alhamdulillah ada dila juga, dia dalam keadaan hamil pun rela membantu saya dalam membuat makanan, meskipun kadang kesel juga, dia ngunyah seenaknya di depan saya yang kesulitan ngunyah..klo gak inget dia lagi hamil, udah saya jitakin ituuuu..beneran deehh..

Sebenarnya pengen bilang "bosen di rumah" ups tapi ini kan suatu nikmat yah, tragedi yang membuat saya istirahat total, tragedi yang akhirnya mewujudkan impian saya untuk menikmati libur di rumah bersama mama dan dila. 

Allah, rencana Mu yang sungguh tak bisa kami tahu benar-benar merupakan suatu nikmat bagi kami...maka jadikan kami hamba yang penuh syukur :)

Tentang Hujan


Hujan tak pernah meminta izin utk memberi :-)
Hujan merekatkan retak tanah yang kering setelah lama diterjang terik..
Hujan menitipkan pesan keteduhan dalam linangannya
Hujan menitipkan pesan keteduhan dalam linangannya
Hujan menjadi tempat ku bersembunyi dari air mata atas rindu yang tak terbendung
Hujan adalah harapan petani yang tengah merapal doa dalam panjangnya kemarau...
Hujan adalah kebahagiaan..meski banyak yg tak mengharap hadirnya
Hujan adalah pesan cinta, dari Rabb untuk hamba yg bersyukur
Hujan mengkonversi rindu dan rahmat dalam bulir air yang mengalir. Maka syukurilah..
Hujan menjelma dalam bentuk syukur tanpa keluh
Hujan menyampaikan salam cinta darinya melalui angin dengan perjalanannya yg sangat jauh hingga mengubahnya menjadi hujan
Hujan menguatkan ikatan semesta raya ketika mereka berdoa penuh takzim dalam ketundukan alirannya.
Hujan menarik perlahan garis bibir hingga tercipta gurat bahagia
Hujan melunturkan arogansi jiwa dan menyuburkan ladang ingatan dari gersangnya cinta...
Hujan melunturkan arogansi jiwa dan menyuburkan ladang ingatan dari gersangnya cinta.
Hujan mengikuti perintahNya..untuk memberi tanpa pilih kasih
Hujan memberikan pesan semangat darinya agar aku segera menyelesaikan SKRIPSI ini untuk bisa bertemu dengannya lagi 
Hujan..padamu ku titipkan doa agar tersampai pada Nya tentang jalan hidup ciptaanNya
Hujan dapat melembutkan kata walau guntur menggelegar di langit sana.
Hujan dapat menghangatkan rasa meski dingin tercipta..
Hujan mendidik kita untuk tetap bersyukur dan terus bersabar.
Hujan..meski menyisakan pemberiannya..tapi ia terus memberi..dengan izinNya
Hujan memandu sungai untuk bertemu di muara luasnya samudera...
hujan menuntun jalan pulang
Hujan, saatmu aku berdoa untuk waktu yang Ia kirimkan pada kami

Kumpulan bait dari kami, tentangmu..Hujan

Bisakah??

Bismillahirrahamanirrohim..

Percaya bahwa Allah sudah menetapkan segalanya yang saya tidak tahu tentang masa depan. Sungguh, Allah hanya ingin melihat usaha saya atas perjuangan ini. Perjuangan atas diabaikannya kita, dan dibiarkan berlomba dengan waktu ketika sebelumnya ada ketidakpastian. Ada lelah yang luar biasa mengikuti, sesak, sampai bernapas pun terkadang terasa sakit. Berlari mengejar ini, mengejar itu, dan mengejar dia yang sebenarnya kita segan untuk "meneror" keberadaannya tiap hari. Jika bukan karena Allah, saya ingin berhenti di sini. Atau jika boleh (namun mustahil) sebentar saja melihat apakah ada kejelasan tentang masa depan ini.
Hei, masa depan itu kita yang usahakan. Jika ingin sesuai dengan takdir Allah, maka berusahalah, dan hilangkan putus asa.

*semoga masih ada riak semangat itu

lima pelangi untuk hujan

Keputusasaan yang kita alami kini, sebelumnya pernah aku alami. Berada pada posisi bahwa ini tidak mungkin, dan selanjutnya berpikir..biarkan sajalah. Mencoba tak peduli walau air mata masih tetap membanjiri. Tetapi Allah mengirimkan lima pelangi yang ternyata dapat mengubah tetes air mata menjadi kekuatan yang terdahsyat, yang sampai saat ini, jika dalam keputusasaan terjadi lagi, selalu mengingatnya. Mereka, lima pelangi itu memberi sesamudera harapan, bahwa apa yang menjadi putus asa itu bisa kita selesaikan bersama. Dan cerita itu pun berlanjut, pelangi-pelangi itu membantu agar tidak ada lagi putus asa. Menyelesaikan tugas yang harus dikumpulkan dalam waktu satu jam karena hilang terkena virus. Saat itu kita masih bersama-sama belajar. Dan harapan itu pun hadir, yang aku yakini, bukan karena tangan yang terulur tugas tersebut selesai, tetapi karena ada lima pelangi yang berdoa dan memberi samudera harapan tak bertepi agar putus asa itu menjadi optimisme kembali.
Kini, izinkan saya membalas semua yang telah pelangi-pelangi tersebut lakukan. Memberikan mereka samudera harapan bahwa Allah Maha Segala-galanya..dan kini berganti, tangan ini yang siap terulur untuk mereka, lisan ini yang tak akan pernah berhenti untuk meminta agar Allah memberikan kita kemudahan, kekuatan bahkan dikuatkan dalam kesabaran hingga benar-benar pada Maret nanti kita bersama-sama tersenyum sambil mengingat masa-masa perjuangan kita selama empat tahun di kampus ini. Semoga..

*lagilagi, bahagia itu jika aku, kamu dan kita samasama bahagia, bukan hanya aku yang bahagia.

Episode 22 tahun

Allah, rasa terima kasih ku yang tak terkira pada Mu karena masih mengizinkanku melewati hari dengannya, di sini.
Di jemari yang semakin tererat dan bergandengan..
Dan kini, di detik yang semakin dekat dalam memisahkan kami, masih ada harap dalam tiap doaku
Agar ridhoMu atas kebersamaan kami, di bumi yang Kau hujani cinta yang merekah..
Dari sudut kamar, lapangnya tanah, dan terik matahari yang dulu kami lalui bersama..

Masihkah ada cukup waktu bagi kami untuk merangkai kata dalam bahasa diary kami??
Membuat paragraf dari tiap jalan yang kami lalui..

Kini, hanya berharap yang terbaik bagi kami
Meski mungkin saat nanti Engkau takdirkan kami melewati hari
Menyendiri..
Dengan kisahnya, dan dengan kisahku..
Bukan lagi tentang kisah kami
Meski lagi-lagi, mendambakannya dalam tiap sujud dan tangan yang menengadah penuh harap..

Berikan kami jalan terbaik wahai Allah..

Menjemput bahagiamu

bukan karena tak cinta kau meninggalkanku, bukan juga karena tak cinta aku melepasmu pergi..
kita sama-sama tahu, bahwa bukan itu alasan tercipta jarak antara kita..
Baik sangka ku, karena cinta lah ini harus terjadi,
jika bukan karena cintamu, tak lain adalah karena cinta Nya padaku..
pada kita..
Pada tiap waktu yang akan kita urai setelah ini...

Selamat menjemput bahagiamu...
cinta..

hanya tak ingin kau tahu..


Aku hanya tak ingin kau melihat air mataku, yang tiap malam selalu bermain dan menemaniku..
Dan detikpun berlalu, aku semakin tidak ingin berjumpa dengan waktu itu, saat kau dan aku berbeda arah...
Aku hanya tak ingin kau melihat tangisku, yang ku tahu akan mencipta pula denganmu.
ah aku tak ingin...
Rindu yang kau rasa saja sudah membuat luka, aku tak ingin lagi menambah lukamu, dengan melihat tangisku..
Berbahagialah bersamanya, meski mungkin tak seperti yang kita harap...
Ada kau dan aku, dalam tiap waktu yang terlewati sampai saat kita benar-benar terpisah karena nyawa...
Merinduimu, saat waktu itu tiba, membuatku sakit...
Bahkan sebelum kau benar-benar pergi...
Dan cukuplah kau melihatku menyemangati kepedihanmu karena tak bersamanya...
Karena, aku tak ingin kau melihatku menangis...

Aku tak tahu, berapa lama lagi kita akan bersama seperti ini...
Sangat menjemukan menanti waktu yang pada nyatanya kita tak ingin waktu itu hadir,,,
aaahh, mungkin hanya pada rasaku..

dila & diles : antara planet dan satelitnya


Kita serupa, bersama sejak rahim, bersama sejak dua malaikat kita  -ayah dan mama- menjaga dan menyelimuti kita dengan cinta.

Ada khawatir yang menjelma, meski harap selalu hadir bahwa kekhawatiran ini tak perlu terjadi, kita seperti teori bintang kembar yang ketika bertabrakan hanya satu yang bertahan, sedangkan satu lagi hancur menjadi bagian-bagian kecil..

Aku ingin, kita bersama layaknya bumi dengan satelitnya, sang satelit tetap membersamai bumi, meski bumi dengan lincahnya berputar mengelilingi matahari..

Tapi tak mengapa jika kita tak dapat bersama dalam raga, karena aku yakin aku ataupun kau yang menjadi satelit, akan tetap membersamai dalam rasa, tetap terikat dan mengikat, tetap terjaga dan menjaga. lagi-lagi karena cinta Nya yang luar biasa untuk kita.

Dimanapun Rabb menempatkan kita di bumi Nya, aku sangat yakin bahwa kau dan aku selalu dapat berbaik sangka, berbaik sangka atas ketetapanNya.
Sebening prasangka, semoga selalu tercipta antara kita, karenakau percaya kita satu rasa, satu pencipta yang saling menjaga dan mencinta.

19 Maret 2012, kuliah IAD saat makin tersadar kita akan tidak bersama.

tentang wanita


Ini tentang wanita, itu kau, aku, dan mereka, perempuan...

Pada mata lelah yang tercipta dari fisik tua seorang penjaja makanan, pinggir jalan, seorang perempuan..

Pada tubuh ringkih, muka lelah campur debu, memeluk sang yatim piatu yang bukan anaknya, pengemis kasih, seorang perempuan..

Pada tubuh tegap yang berdiri bertopang pada sebelah kaki, kenek patas, seorang perempuan...

Pada peluh yang menetes dibalik jibab usang,penyapu jalan, seorang perempuan..

Pada suara sumbang, serak terbatuk dan menggendong anak, pengamen jalan, juga perempuan...

Dan dia, penerjemah cinta, penasihat hati, pemberi makna, pengobat perih, kau...MAMA..
seorang perempuan...


Terima kasih Allah, telah Kau ciptakan perempuan-perempuan luar biasa pengobat luka, penawar rindu fan penyegar haus saat keringnya hati kami..

Beri mereka bahagia, jadikan anak mereka kesatria penyayang yang soleh, solehah yang menyayani mereka bagaimanapun kondisi mereka, ,,

Karena yang ku tahu, adalah obat bagi lelah mereka...

Dan pintaku, jadikan aku setangguh mereka...

berharap kasih dari sang Maha Pengasih


Allaaaaaaaaaaahhhh...
Rengkuh aku dalam cinta Mu..
Saat semua orang pergi, mohon Kau jangan ikut pergi..
Wahai Yang Maha Pengasih..
Kasihani aku yang perlahan rapuh, retak, dan hampir patah ini..
Wahai Yang Maha Penyayang,
Sayangi aku tanpa batas saat yang lain mulai membatasi sayangnya untukku..
Ya Rahman, Ya Rohiim..
Iringi aku dalam jejak ini..

cahaya diatas cahaya

Allah, dalam takdir malam yang kau ciptakan untukku,
berharap Kau iringkan juga siang sebagai penyempurna bagi perjalanan yang melewati hariku..
Mengajak aku, memerintahkan, dan merasai, agar aku meyakini..
Bahwa dalam gelap selali akan hadir terang..
Wahai Cahaya diatas Cahaya..
beri kami bahagia, baik dalam gelap maupun terang, sesuai kehendak Mu..
dan itu selalu menjadi baik untuk kami..
nuurun alannuur...

warna

aku tahu, kitalah yang membuat warnawarni itu..
warna yang Pencipta titipkan melalui rasa pada hati kita..
mencoba mengiringi warna yang kau buat, agar tak pudar tertelan kecewa..
ahh, warna itu selalu membuatku ingin tetap bersamamu..
melewati hari, menjaga dan memperbarui rasa yang tercipta dari warna..
antara aku dan kau..
antara kau dan dia..
warna cinta..


*mencintaimu meski cintamu tlah berbagi

menjelang hari bahagia (mu)

dibuat tanggal 24 november menjelang pernikahannya belahan hati, jiwa dan raga, juga rasa..


Menjelang pernikahanmu..
Kini sulit bagiku untuk mendefinisikan dua kata sederhana yang dulu selalu aku nyatakan padamu dan selalu aku ungkapkan saat bersamamu..
Tanganku membatu
Lidahku kelu
Dan cara berpikirku pun tak lagi  seperti dulu
Saat berusaha mendefinisikan dua kata itu saat ini..
Definisi cinta dan bahagia
Bukan aku tak bahagia atas pernikahanmu,,
Tak juga aku bersedih atau cemburu dan iri padamu..bukan itu
Rasa ini terlalu sulit untuk aku ungkap lewat lidah kelu ku..
Aku bahagia, sangat bahagia mendapati senyum bahagiamu pada hari itu
Di hari perpisahan hati kita..
Kini aku tak mampu lagi menuliskan kata-kata..
Saat air mata ini lebih cepat mengalir dibandingkan pena yang menuliskan tentang bahagiamu
Dan tentang cinta..
Rasanya sedang bermimpi saat menyadari bahwa kau akan membagi cintamu pada laki-laki yang kini di sampingmu..
Kesal, tak rela namun tak mampu menghalangi karena ini adalah bahagiamu
Berharap kau lebih berbahagia bersamanya..
Dan untuk laki-laki yang kini sah berada di sampingmu..
Aku titip dia untuk kau jaga..
Untuk kau hapus air matanya saat ia berduka dan berbahagia..
Untuk kau peluk raganya saat ia butuh sandaran
Bahagiakan dirinya melebihi bahagianya ia bersamaku...
Untuk engkau, yang selama 21 tahun telah menjadi belahan jiwaku..
Doakan aku agar bisa melewati hari-hari setelah ini.
Mendapatkan cinta dan bahagia seperti engkau hari ini..

*di tulis dengan tangis
24 nov 2011

kau dan aku, saling cinta

jika engkau cinta, maka jadikan cinta itu kekuatan
yang mengobatimu dari segala duka, sakit dan lelah
dalam raga dan rasa..

jika engkau cinta, selayaknya nabi yang mengenang umatnya
merintih, kesakitan, tetap mengenang dan peduli pada ummatnya
umatku..umatku..

cinta tak kan pernah membuatmu patah dan jatuh
cintalah yang membuatmu merangkai serpihan-serpihan patah
dan menarikmu untuk bangkit dari jatuhmu...

jika engkau cinta, ragamu pun berkata seperti itu
menyambutnya dengan senyum bahagia
meski rasa (mungkin) terluka

jika engkau cinta, sampaikanlah
agar sekelilingmu ikut merasakan naluri cinta
membuatmu memperbarui cinta dalam pergantian waktu

jika engkau cinta, air mata pun menjadi aliran cinta
yang mengalir hingga ke hati hamba yang mencinta

jika engkau cinta, maka aku, kau dan kita semua
sempurna dan menyempurnakan



perjalanan menjemput dan mempertahankan hidayah


Satu lagi kisah tentang:
HIDAYAH..
Kisah ini dari beberapa aktivis, yang baik sengaja saya todong atau dengan suka rela menceritakan proses perjalanan mereka mendapatkan kebahagiaan hakiki, hidayah Allah. Bahwa hidayah itu harus dijemput, bukan hanya dengan duduk berpangku tangan, kaki, bantal atau apapun sambil bilang “ntar aja berubahnya kalo udah dapet hidayah”.
Gubrak, plaak...helloooo hidayah Allah gak gratis teman, surga mahal, tak akan didapat hanya dengan mengiba , menunggu bahkan bersantai ria sambil berharap hal yang tak mungkin kalau hidayah itu bisa ujugujug dateng sendiri, gak lah yak. Kejar dooonk!!layaknya untuk mendapatkan segenggam emas, emas yang mahal itu gak bisa yaaa kita dapatkan dengan dudukduduk doank, meski memang hidayah jauh lebih mahal dari emas, karena kalau emas mungkin bisa didapat dengan bersantai kalau orang tua kaya misalnya, kalau hidayah kan gak pandang tuh, orang tua soleh kalau kita gak berusaha menjemput hidayah juga gak bakal dateng sendiri lah. Di sini, saya bukan mau mendefinisikan apa itu hidayah, cukup dengan sebuah cerita sampai kalian sendiri yang mendefinisikan dari kisah yang telah saya buat.

Inspirasi 1:
Hari ini adalah jadwal mengisi halaqoh untuk mutarobbi usia SMP, senang bisa membina mereka karena semangat mereka begitu besar. Tapi hari ini ada yang berbeda, dia yang merupakan orang baru dalam kelompok ini, datang dan langsung menangis dihadapanku, ah ada apa ini, ini sangat berbeda dengan hari-hari cerah dia biasanya. Ku tunggu jeda tangisnya berharap ada yang ingin ia sampaikan padaku. Dan mengalirlah ceritanya...
Hari ini untuk kesekian kalinya, dia dilarang keras, dimaki dan dihina karena keinginannya untuk menghadiri agenda halaqoh itu, dan ini oleh ayahnya sendiri. Ini bukan pertama kalinya dia bercerita begitu sulitnya ia untuk hadir pada lingkaran itu, bahkan aku sering mendengar perjuangannya dalam hal lain, menutup aurat dengan sempurna misalnya, dia bercerita kalau keinginannya untuk berhijab sesuai syariat tidak mendapat dukungan dari kedua orang tuanya, bahkan menentang habis-habisan, menurutnya dia pernah diancam oleh ayahnya untuk membumihanguskan semua perangkat takwanya (jilbab, manset, kauskaki, gamis). Tapi itu tak membuatnya menyrutkan langkah untuk menyempurnakan ketakwaannya. Kau fikir gadis itu akan pergi dari rumahnya??tidak, justru dibalik tertekannya dia pada kedua orangtuanya, dia semakin berbakti pada mereka, karena menurutnya, itu adalah dakwah agar suatu hari dengan berlapang dada orang tuanya ikhlas menerima ketakwaannya
Akhwat itu baru berusia 14 tahun saat harus berjuang untuk menunjukkan keistiqomahannya dalam jalan ini, begitu ku tanya apa yang membuatnya begitu kuat dengan segala rintangannya, dia menjawab dengan tegas, “hidayah ini mahal, aku takkan melepasnya hanya karena apapun yang menyulitkanku, anggap saja ini sebagai  rasa syukurku pada Allah yang telah memberiku hidayah ini, takkan ku lepas!” jawabnya sangat mantap.
Harubirukelabu mendengarnya, aku jadi teringat tentang si fulanah, yang orang tuanya soleh tetapi justru fulanah tersebut tidak berusaha untuk menjemput hidayah itu, ia tetap dengan pakaian ala kadarnya. Beruntungnya akhwat tersebut, bisa menjemput hidayah dalam usia yang tergolong muda.

Inspirasi 2
Korban kekerasan seksual oleh kakaknya sendiri, sudah tidak punya harapan untuk menatap matahari, sampai merasa tak berharga sebagai diri, bahkan pernah mencoba membunuh nurani. Usahanya mendekati orang-orang soleh tak sia-sia, hidayah itu sudi menghampirinya, kini dengan segala keterpurukannya, ia bangkit walau sesekali tersandung, tapi tak pernah lama, karena menurutnya, “aku punya Allah”. Ya, akhwat ini benar, Allah takkan meninggalkannya.
“kau tahu?kalau bukan karena hidayah ini, kalau bukan karena Sang Pemberi hidayah ini, aku takkan bisa sekuat ini, dan mungkin kau takkan menemuiku dimasjid ini, seperti biasanya kita bertemu. Ya, Allah yang menyelamatkanku, Allah yang menyembuhkanku dari sakit masa laluku”.
Satu lagi perempuan tangguh yang ku temui dalam hidup ini, entah bagaimana jika aku yang berada pada posisi hidupnya. Seseorang yang kesholihah-annya merupakan inspirasi bagiku.
Lagi-lagi karena, hidayah Nya yang sangat mahal, yang membuat ia berjuang untuk tetap ada di sini, walau dengan sakit karena masa lalunya.

Inspirasi 3:
Siswa baru itu terlihat anggun, dengan jilbab sangat lebar datang ke sekolah ini. Tetapi sayang, ternyata pihak sekolah memandang aneh penampilannya, memberikan ultimatum jika tidak segera mungkin mengubah penampilannya tersebut, menurut mereka ini terlalu berlebihan, mereka ingin murid mereka yang biasa-biasa saja, maka memaksalah pihak sekolah pada akhwat ini.
Hari ini, aku menunggunya, menunggu kedatangannya, apakah ia akan datang dengan penampilan baru atau tetap dengan keanggunannya. Itu dia, dia datang, akhirnyaaa...
Dia datang masih tetap dengan keanggunannya, sepertinya pihak sekolah belum berhasil memaksanya untuk mengubah penampilannya tersebut, harapku, semoga ia akan tetap seperti ini, tetap dalam anggunnya berbusana sesuai syariat.
Huh, bencinya aku terhadap sekolah ini, di mana letak keberimanan mereka sebagai seorang muslim, bukannya mendukung mereka malah semakin gencar memaksanya mengubah penampilan itu, dan kali ini aku sangat benci dengan cara mereka, pihak sekolah yang seharusnya mendukung setiap kebaikan dari muridnya, bukan dengan menyebarkan fitnah. Ya, saudariku ini difitnah, sangat kejam dan keji bagi perempuan sesolehah dia, dia difitnah HAMIL makanya memakai busana yang serba besar itu. Ya Allah, semoga akhwat itu tetap kuat dan menjaga penampilan takwanya.
Berita yang ku dapat membuat hatiku membenci sekolah ini, saudariku, karena fitnah tersebut, kini mengalami frustrasi tingkat tinggi, bahkan menurut cerita yang ku dengar, dia selalu mengalami psikosomatis saat bertemu dengan salah satu pihak sekolah yang memfitnahnya, badannya terasa menggigil kencang. Ah aku mengerti perasaannya, fitnah ini terlalu kejam bagi seorang perempuan soleh sepertinya. Aku jadi teringat kisah istri Rosulullah Salallahu alaihi wassalam, Aisyah, yang juga pernah di fitnah. Padahal, siapa yang meragukan ketakwaan seorang Aisyah pada Allah. Semoga, kelak ia bisa setangguh Aisyah ra.
Emmm, menurutmu, bagaimana keadaan ia sekarang, apakah masih tetap dengan keanggunannya?? Seorang saudari yang sangat ku cinta ini, sampai saat ini, tetap terjaga dengan keanggunan busana takwanya, bahkan kini ia sudah membesarkan seorang anak yang ia jaga agar juga anggun dalam balutan takwa, meski baru menginjak 2 tahun usianya kini.
Berharap semoga Allah selalu menjaga hidayahmu saudariku yang ku cintai karena Allah.

Inspirasi 4
Dia, teman seperjuanganku di OSIS saat SMA dulu, seorang lelaki yang menjadi idola bagi angkatan kami, adik kelas, bahkan bagi kakak kelas kami, tapi maaf, saya tidak termasuk yang mengidolakannya. Aku tahulah, bagaimana perempuan-perempuan di sekolah ini berlomba untuk mendapatkannya, dan aku pun juga tahu, ini sudah yang keberapa kalinya ia menjalin hubungan pacaran dengan seorang perempuan. Sampai hidayah itu ia jemput.
Ternyata temanku yang juga di OSIS berhasil mengajaknya untuk bergabung di rohis, bukan cuma dalam kegiatan-kegiatan rohis, tapi juga mengajak untuk terus menghadiri agenda halaqoh seperti yang biasa dilakukan oleh teman-teman rohis. Ku lihat dari wajahnya sepertinya dia agak keberatan, tapi aku yakin dia ragu untuk menolak. Singkat cerita, ia tenggelam dalam indahnya ukhuwah yang ia dapatkan dalam rohis ini, ia menjadi sedikit lebih soleh menurutku. Usahanya untuk menjemput hidayah berhasil, hidayah itu datang dan mengubah hidupnya.
Ternyata, tidak banyak yang senang akan perubahannya, terutama kaum perempuan itu, mereka kecewa karena idola mereka kini tak mau lagi berjabat tangan dengan mereka, tak mau lagi berdekatan dengan mereka, bahkan kabar yang ku dengar, ia sudah tidak mau lagi menjalin hubungan dengan seorang perempuan. Lagi-lagi memang karena hidayah Allah yang membuka hatinya.
Kabar terakhir tentangnya, kini ia menjadi salah satu pembesar dakwah di salah satu kampus di Bogor, semoga tetap istiqomah kawan!

Inspirasi 5
Saya adalah seorang siswa yang senang berorganisasi, maka dari awal perjumpaan saya dengan SMA ini pun saya mulai dengan organisasi. Saya bergabung di OSIS, dan iseng-iseng di Rohis. Ya, kau pasti tahulah agenda rutinan OSIS, yap benar, akan selalu ada orientasi siswa, dan itu merupakan ajangku untuk menjadi terkenal, karena keterlibatan saya di acara tersebut, jadilah saya seseorang yang dikenal oleh adik kelas saya. Banyak yang berusaha untuk mencari perhatian, dari mulai meminta no telp, kirim-kirim salam, bahkan hal yang jadoel pun mereka lakukan, kirim surat. Ugh, sudah berapa lembar surat yang saya dapatkan dari adik kelas saya. Dan ternyata, ada satu orang yang membuat saya merasakan virus itu, kalau kata banyak orang siyh virus merah jambu, sampai pada akhirnya kami pun jadian. Banyak yang tidak terima dengan keputusanku ini, bukan karena saya salah satu anggota rohis, tapi lebih karena anggapan “kenapa dia, kenapa bukan gue yang jadian sama dia”. Haha, begitulah mereka mengidolakan saya. Bahkan banyak yang masih berusaha untuk mendapatkan saya.
Waktu berlanjut sampai saya kelas 12, ah ini sangat menyebalkan, saya harus bertemu dengan sesuatu yang menakutkan, Ujian Akhir Nasional. Saya kuatkan diri untuk tetap fokus pada UAN ini, sampai akhirnya saya memutuskan untuk mengakhiri hubungan saya dengan perempuan tersebut. Ya dengan alasan untuk fokus ujian pastinya, keputusan ini sangat menyakitkan baginya, tapi ini demi keberhasilanku.
Sampai akhirnya, saya lulus dan di terima di salah satu universitas negeri yang ada di Jakarta (padahal universitas negeri di Jakarta Cuma ada satu), saya berkomitmen untuk mengubah diri saya, berkomitmen untuk memperbaiki diri, tak mau lagi mendekati hal-hal yang akan mengingatkan pada masa lalu. Beruntunglah saya bergabung pada suatu komunitas keIslaman yang ada di fakultas saya, berawal karena promosinya yang menurut saya menarik. Tapi siapa yang menyangka, saya bahagia berada di sana, bahkan, saya pun kembali bergabung dengan halaqoh yang dulu sempat saya tinggalkan. Oh Robbi, dalam usaha menjemput hidayahMu ini tetaplah tak semudah yang saya bayangkan, ternyata banyak cobaannya teman. Sampai pada akhirnya Allah pun ridho memberikan hidayah yang telah lama saya cari selama ini. Saya berkenalan dengan dunia dakwah, dunia yang seharusnya dulu saya adalah obyek yang harus didakwahi,didekati dan disinari, kini, saya lah yang mengemban amanah yang berat itu, saya harus menyinari kampus ini, karena dari kampus inilah yang mengenalkan saya pada jalan mulia ini. Lagi-lagi karena keridhoan Allah yang memberiku hidayah dalam perjalanan ini.
Dan sebagai wujud syukurku pada Rabb yang memberiku cahaya, saya harus memberi cahaya pada yang lain, agar tidak hanya saya yang merasakan cahaya yang berasal dari Rabb ini, ini adalah sebuah kenikmatan yang mahal, kenikmatan yang melebihi kejayaanku saat SMA dulu.

***
Teman, 5 kisah ini adalah pelajaran bahwa hidayah itu butuh usaha kita, seperti yang saya ungkapkan dari awal, tak akan datang dengan sendiri menghampiri kita yang tengah duduk bermaksiat. Kita yang membutuhkan hidayah itu, karena keimanan yang kita dapat adalah sebuah kenikmatan yang harus kita jaga dan pelihara, bahkan nikmat ini harus kita perbarui, sebagai wujud terima kasih kita pada Allah yang telah memberi kita cahaya.
Kalau ada yang bertanya, ini kisah nyata atau bukan, saya akan katakan, ini adalah nyata, sangat nyata, inspirasi-inpirasi ini saya dapatkan dari orang-orang dekat yang berada di sekeliling saya. Kami ingin, agar kisah dalam menjemput hidayah ini menginspirasi kalian agar tidak duduk termangu menanti datangnya hidayah, sekali lagi, hidayah tak datang sendiri teman!!

*Selamat menjemput hidayah

Ketika ajo ben akan pergi dan kembali


“dedek sebel sama ajo”, sms ku siang itu untuknya, untuk seorang kakak yang aku tahu sangat mencintaiku.
Hff selalu, selalu dengan air mata ku keluarkan kecewa ini, dengan kamar gelap yang menjadi saksi tangisku yang meledak siang itu. Tangisku pun justru semakin meledak saat mendapat balasan darinya.
“walaupun dedek benci ajo, tapi ajo tetap sayang dedek, selalu dan selamanya”
Ah kata-kata itu justru yang membuat tangisku tak bisa ku hentikan, aku marah pada diriku, pada diri yang tak bersyukur memiliki seorang kakak yang begitu mencintaiku tanpa syarat, tanpa lelah, dan tanpa henti. Tidak seperti aku yang mencintainya dengan jeda, ya, dengan jeda. Jika ku hitung, ini sudah kedua kalinya aku meneriakkan bahwa aku sedang kesal, dan marah padanya, dan aku bersyukur karena itu tidak berlama-lama, ia, dengan ketulusan cintanya lagi-lagi bisa membuat tangisku berubah, dari tangis kekesalan menjadi tangis bahagia.
***
Pagi hari pukul 06.00
Sms pertama masuk, dan aku sudah bisa menebak itu dari siapa, ku lihat hapeku, tersenyum. “benar kan dugaanku, pasti dari ajo”
“dd sayang met aktivitas yah, doa ajo untuk adik kecilku”
Itu baru sebagian kecil perhatiannya setiap pagi, setiap hari. Lama-lama seperti sarapan, lapar jika tak terpenuhi.
***
Tapi hari ini ada yang berbeda dari ajoku, pagi ini, 1 Januari 2012 dia memberitahuku bahwa tak bisa menemaniku saat hari penting itu, hari di mana aku sangat butuh dirinya, ajo bilang dia pergi hanya sementara, untuk suatu tugas kerja. Ah tetap saja aku tak rela melepasnya, ini hari terpenting bagiku, hari pertama saat aku harus berpisah dengan belahan jiwaku yang lain, aku tak sanggup menjalani ini sendirian. Aku menangis, memohon padanya agar mengubah niatnya untuk pergi, dan dia tetap memberi pengertian bahwa dia harus pergi.
Entahlah, sudah berapa tangis hari ini, yang jelas aku sangat terpukul dengan berita kepergiaannya pada hari itu, bagiku rasanya aku tidak siap menghadapi masa depan, tidak siap menghadapi hari itu, hari yang aku yakini akan banyak pertanyaan menyakitkan untukku, hari yang aku yakini tak ada lagi teman setia untukku, dan aku tak siap tentang hal itu, tentang perpisahan ini, dan tentang kepergiaanya.
Nangis lagi, hhhhhfffffff
“ya Allah ya Rabb, Penentu segala tindakan hambaMu, mohon biarkan ajo tetap disampingku pada hari itu, mohon dengan sangat ya Allah”
Doaku sepanjang selesai solat, setiap saat, dengan tangis yang lagi-lagi tak bisa tertahan. Aku lelah, sangat lelah dengan tangis ini, sangat lelah berharap pada dia yang nyatanya tak mengubah keputusannya untuk pergi meninggalkanku, walau dalihnya hanya sementara, tapi tetap tak menghiburku, tak mengobati sakitnya hatiku. Aku tahu, berkali-kali dia ucapkan bahwa dia pergia siang hari, tidak dari pagi. Tapi aku butuh dia, butuh kekuatan darinya hari itu, sepanjang hari bukan hanya saat pagi, dan itu tetap tak mengubah keputusannya, dia bilang dia akan pergi.
Dalam lelah yang teramat, aku mencoba untuk tak lagi memaksanya, karena aku tahu, bahwa bukan dia yang dapat mengubah segala, maka aku putuskan untuk berharap pada Allah, untuk ridho dirinya membersamaiku hari itu.
***
Sudah 3 hari sejak keputusannya untuk pergi tetap tidak berubah, jarak pun semakin terbentang antara kami. Entah mengapa, ada malas yang memaksaku untuk tidak lagi bersikap manis padanya, menjawab pertanyaan seadanya, menghindar dari bertemu dengannya, mungkin karena aku merasa terlalu lelah telah berharap padanya yang nyatanya tetap tidak berubah. Dalam penghindaran itu, aku belajar untuk menata hati kembali, mempersiapkan yang harus aku lakukan pada hari penting itu, yang aku rasa lebih baik daripada harus terus memohon tanpa hasil padanya, meskipun aku terus berharap padaNya untuk mengubah keputusannya.
Dan malam ini, tepat 3 hari setelah keputusannya untuk pergi, Allah mengabulkan doaku, untuk kesekian kalinya. Dia pulang dengan membawa kabar sangat bahagia untukku. Yap, akhirnya dia memutuskan untuk membatalkan kepergiannya ke Malaysia pada hari itu, walaupun dengan konsekuensi dia harus membayar ganti rugi untuk pembayaran tiket yang sudah terlanjur dibeli dari pihak Malaysia itu. Lagi-lagi karena..
 Cintanya padaku, terlebih karena cintaNya yang tak akan membiarkan aku terpuruk.

“sebab ajo gak mau melihat dedek sedih, bagi ajo rugi sedikit tapi demi melihat dedek bisa tersenyum, gapapa. Anggap aja ini bentuk sayang ajo”.

Katanya malam itu menjelaskan pembatalan kepergiaannya yang katanya demi senyumku. Ah ajo, lagilagi membuat aku menangis, kali ini tangis bahagia dan penuh syukur telah memilikinya.

*dan berharaplah pada yang mampu mengabulkan segala harapan

Kini untuk kesekian kalinya, aku membuktikan kata-kata ini, berharap pada Allah agar keinginan ajo untuk pergi tidak terlaksana, dan dia mengembalikan ajo sebelum benar-benar ajo harus pergi untuk hari itu.


Terima kasih bijaksana untuk cintamu yang luar biasa, terlebih cinta Kau ya Rabb, padaku...

Diberdayakan oleh Blogger.

Copyright © / Mendidik Mencintai

Template by : Urang-kurai / powered by :blogger