Catatan Harian Se-ramadhan Ini (CHSI)

Apa yang terjadi pada bulan Ramadhan?
Ini riwayatnya...

"Catatan harian seRamadhan Ini (CHSI)"

Bismillahirrahmanirrahim

29 juli/ 1 ramadhan diawali dengan jadwal raker bagi pengajar BIP Nurul Fikri dan Aksel. Mendapat tugas presentasi, yang karena ide hanya muncul jika keadaan terdesak, maka slide pun dibuat setelah sholat subuh pada hari tersebut. Maka, maaf agak agak kacau, hahahha..

Nah hari-hari berikutnya diisi hanya dengan ngantor dan ngantor dikarenakan KBM di bimbel belum dimulai. Membosankan? Sangat!

Selain itu, awal-awal ramadhan adalah masa yang berat karena perjuangan dalam coprascapres, meskipun gak terlibat dalam struktur, saya tetap mengikuti segala berita dan mengambil peran di dunia maya. Dunia nyata untuk coprascapres cukup lah pada rekan kerja dan keluarga.

Hingga tiba saatnya, aku pun melihat(mirip lirik) perjuangan coprascapres kali ini adalah perjuangan yang terberat dari coprascapres sebelumnya, entah karena dulu saya masih kecil(19 thn maksudnya) atau karena saat ini nyata betul antara pilihan para ulama dengan pilihan aktivis kebebasan yang ngakunya berdiri di antara kebenaran. Ah entahlah... jangan lagi ada dusta diantara kita :p

Sampailah kita pada tanggal 9 Juli atau 11 ramadhan. Semua lelah, semua gundah semoga berujung lillah. Hari ini, bukan hanya spesial karena memilih pemimpin untuk negeri, tetapi juga spesial karena ini adalah hari ketika 24 tahun yang lalu saya dan dila dilahirkan. Menjadi spesial karena ada banyak doa yang mengangkasa tinggi di langit cintaNya, tentang betapa Maha Hebat Allah menutupi aib seorang Aldiles hingga begitu banyak doa penuh cinta

Hari penuh haru untuk usia yang tak lagi baru :)
Oh iya, rasanya saya perlu memperkenalkan nama saya, hahaha.
Nama saya Aldiles Delta Asmara, jika kau mau tahu artinya silakan baca di sini meski "delta asmara" nya gak dibahas, hehe.

Oke lanjut, apa lagi yang istimewa di Ramadhan ini?

16 Juli 18 Ramadhan, hari ini adalah hari pertama KBM di Bimbel berlangsung, hari  yang bahagia karena bisa berjumpa lagi dengan siswa siswa yang penuh ilmu. Banyak mendapatkan ilmu dari mereka, apalagi di bulan ini, bulan yang membahas tentang keutamaan puasa. Banyak anak-anak ajaib menurut saya, yang hadir di antara banyaknya siswa yang saya temui. Ada siswa kelas 5 yang sudah mulai puasa full sejak ia kelas 1 SD, dia pun mengakui beratnya ramadhan, tetapi terlihat kesungguhan dari mata dan bicaranya bahwa dari tahun ke tahun selalu berazzam untuk tidak membatalkan puasa, seberat apapun godaannya. Ketika saya tanya, apa yang membuat tekad kamu sedemikian besar? Saya pikir dia akan menjawab karena "hadiah" yang sudah dipersiapkan orang tuanya, tetapi dengan mantap dia menjawab "karena Allah kak, aku mau dapetin pahala dari Allah sebanyakbanyaknya".

Siswa yang lain pun juga hebat, siswa kelas 5 juga tetapi di lokasi mengajar yang beda, dia bertanya "kak kenapa ya, kalau lebaran harus beli baju baru? Padahal bajunya paling cuma dipakai sehari, lebih baik pakai baju yang biasa aja". Ada lagi yang di ramadhan ini berjuang menambah hafalannya yang sudah 5 juz. Ada lagi yang bercerita tentang puasa dia tahun lalu di negeri orang. Intinya banyak kisah spektakuler dari siswa-siswa saya ini.

Dan ditanggal ini pun, adalah hari yang menegangkan bagi saya sebagai pengajar dan siswa-siswa saya yang mengikuti SBMPTN ini. Sedih ternyata tidak semua yang saya bimbing bisa lulus, tetapi haru ketika siswa-siswa yang lulus menelepon, sms dan mengabari bahwa mereka lulus sambil mengucapkan terima kasih atas konsul-konsul unyu nya (ini kata mereka loh). Dan kemudian seperti mengulang saat mereka konsultasi, ada yang selalu menangis tiap konsul, ada yang penuh semangat dan keyakinan optimal bahwa akan lulus. Kemudian ada bisik ketika memandangi tempat konsul saya dan mereka "saya kangen" :'(
Barakallah atas satu takdir Allah yang tergaris indah untuk semua adik-adik saya di Aksel dan Nurul Fikri.

Sampailah kita pada 10 hari terakhir ramadhan. Seperti tahun-tahun sebelumnya, saya dan mama memilih menghabiskan 10 hari terakhir untuk itikaf di Attin. Attin adalah tempat favorit bagi mama. Hari-hari pertama dari 10 hari terakhir adalah hari terberat karena saat itu belum libur mengajar. Jadilah malam itikaf, dan siang mengajar 4 sesi tanpa jeda menahan ngantuk yang luar biasssaa.
***
Oh iya, ada kabar sedih di 10 hari terakhir ini, kisah sedih diiii hari minggu, ah sebut saja begitu. Kisah tentang publik figur yang tak mampu mempertahankan hidayah, tak sanggup saya membaca segala fakta yang nampak tentangnya, hingga tulisan saya pun terinspirasi dari kisahnya.
Semoga kita mampu mengambil hikmah dari kisahnya.
***
10 hari awal, tengah bahkan akhir adalah kisah paling memilukan bagi saudara kita di Gaza. Ah duhai diri, apa yang sudah kita lakukan untuk membantu saudara-saudara kita di sana? Maka 10 hari terakhir ketika waktu qiyamullail adalah masa paling penuh isak teriring doa berjamaah untuk saudara di sana. Surgakan mereka duhai Pemilik Surga.

Hingga ketika takbir menggemakan namaMu, kekejian di sana tak kunjung usai. Ketika kami menyambut iedul fitri, saudara-saudara kami di Gaza menyambut iedul Syahid, masyaa Allah. Kemudian hati pun bertanya, siapakah yang beruntung? Kita yang hidup di negeri damai ataukah mereka yang dengan mudahnya merebut surga?

Jika memang hari kemenangan adalah milik kita, maka pantaskan diri untuk menang menuju surga Allah bukan malah menang(gung) dosa penuh derita beujung neraka.

Shodakallahuladzim, semoga kemenangan diri itu nyata adanya.

Salam.

@diles_delta

Sajak "Maka" Ramadhan

Maka pada senja yg kemarau di tengah jiwa, ia merindukan hati yang berdoa...

Maka pada pagi yang menelantarkan terik, adakah peduli terusik?ataukah hanya menjadi penonton bagi gaza yang tercabik?

Maka pada malam yang tertaburi bintang dan bulan yang terpampang, kemanakah kau sandarkan kening? pada sajadah dalam harapan yang hening, ataukah pada bantal yang tak bergeming?

Maka pada terik yang tak berarti kemarau, ku sebut pinta dalam doa yang parau. Ia gelisah, menyebut pagi yang masih rahasia dalam usia, sedang angka kealpaan menjejak nyata.

Maka ketika pagi menyingkap kelam malam, akankah nurani terdiam? ataukah larut dalam doa-doa panjang yang mendalam, tentang kekejian yang terekam?

Maka pada deru takbir yang menderu, aku menyisakan harapku yang membeku, beratus, berjuta bersekian pun terangkum menjadi satu, yang aku mau kamu :)

Maka, ramadhan pun berlalu dalam suatu pinta yang kian syahdu. Aku tentang ibadahku dan pengharapanku..
Rabbku, Kau Maha Tahu :)


Taqabbalallahu minna wa minkum..

Jejak ramadhan 1435 H

@diles_delta

Dia, Penggenggam Hati

Bismillahirrahmanirrahim..

Ya muqollibal quluub, tsabbit qolbi 'ala diinik
Wahai zat yang membolakbalikan hati, tetapkan hatiku di atas agamamu...

Duhai, Pemilik segala hati-hati yang resah, duhai yang padaNya termuara segala bahagia, duhai Yang Maha Mengetahui yang tersembunyi pada hati, segala resah, segala desah, segala lelah, telahkah tersandar penuh Lillah?

***
Hidayah itu diraih, bukan dinanti. Begitu yang ku tahu tentang hidayah. Hey, kita bukan sedang membicarakan siapa, tapi ini adalah tentang apa. Tentang pencarian kebenaran yang padanya Allah lengkapi akal untuk menuntunkan langkah. Malu kita pada Allah, yang tak segera taat padaNya, tapi sering memaksa dalam pinta. Ketika Ia perintahkan "ulurkan jilbabmu", kau bilang "nanti dulu, aku belum dapat hidayah". Tanpa sesal, tanpa malu, dan tanpa pikir dulu. 

Padahal kita sama-sama tahu, hidayah bukan tunjangan yang diberi pada pekerja, yang sifatnya adalah hak kita, tapi ia adalah bagaikan rizki yg mesti diraih, diupayakan, bahkan dipertahankan. Pernah saya bahas tentang kisah beberapa sahabat yang berjuang menjemput hidayah di sini, betapa berat. Mungkin, kau pun juga merasakan, aku pun begitu, jika mengingat masa itu, berazzam tak akan melepas hidayah Maha Dahsyat dariNya. Kau memang layak untuk berbahagia, tapi bukan dengan menggadaikan kewajibanmu.

Kau memang layak berbahagia dengan segala keputusanmu tanpa mempertimbangkan pendapat dari yang lain, tapi? Tidakkah terpikir untuk menyertakan Ia dalam setiap pilihan, dalam setiap keputusan, dalam setiap sedu sedan?
Karena, tak mengapa jika tak ingin mendengar segala nasihat dari hamba Allah yang penuh maksiat. Namun, tetaplah Allah sebagai pertimbangan akhirat.

Tiada daya, jika tanpa upaya untuk mempertahankan hidayah ini. Tak berdaya, tanpa meminta Sang Pemilik hidayah untuk tetap mengenggam hati kita. Berdoalah, mintalah padaNya, Bukan hanya tentang bahagia, tapi juga tentang berada di jalanNya, selamaNya.. 

('Āli `Imrān):8 - (Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)".

***
Ya Allah, ramadhanMu akan pergi, meski kami tak mau ia pergi.
Ya Allah, ramadhan memang pergi, namun bantu kami agar hidayahMu tak jua ikut pergi.

-Langit pinta milikNya, 29 Ramadhan-


Keluarga Baru itu Keluargaku :)

Bismillahirrahmanirrahim..

Ketika kita telah memutuskan untuk menikah, artinya kita pun juga memutuskan untuk menerima keluarga calon pasangan kita. Karena, seperti yang kita ketahui, bahwa menikah bukan hanya menyatukan dua insan, namun menikah adalah menyatukan 2 keluarga. Kebanyakan dari kita sangat hafal dan paham dengan kalimat tersebut, dan semoga kebanyakan kita juga ikhlas menerima apapun kondisi keluarga pasangan kita.

Ah ngomong apaan sikk, kek ngerti aja...hahahaha

Intinya ini adalah harapan, atau ajakan untuk semua saudara-saudara saya, jika memang sudah siap menikah, siap menerima calon pasangan, semestinya siap pula menerima calon keluarga baru. Mereka memang orang baru, tapi tak melulu harus berseteru kan? Kalau bisa mencintai yang akan jadi pasangan kita, semestinya juga bisa mencintai bagian yang telah dilalui pasangan kita. Tapi sulit beradaptasi? Banyak yang bilang seperti itu, saya pun sebenarnya belum tahu, hehe.
Tapi, sulit bukan berarti memutus silaturrahim kan?
Jangan batasi, jangan halangi pasangan kita dari keluarganya. Karena, salah satu kemungkinan bisa menikah dengannya, bisa jadi karena dukungan dari keluarganya, maka pantaskah memusuhinya?

Pun bagi kita, sebuah keluarga yang akan menerima "orang baru" dari anggota keluarga lainnya, atau mungkin kau mengistilahkan dengan ipar.
Ketika kau memutuskan untuk mengikhlaskan bagian dari keluargamu untuk menikah, maka dalam sekejap pun kau juga mesti memutuskan bahwa "orang baru" itu akan jadi keluarga. Tak ada lagi waktu "ingin seperti dulu" karena jika mengucapkan itu artinya kamu tidak mengharapkan hadirnya "orang baru" tersebut. Family time, bukan lagi tentang, orang tuamu, kamu, dan adik atau kakakmu, tapi kini family time adalah tentang orang tuamu, kamu, serta keluarga dari adik/ kakakmu. Yang dulu kau ikhlaskan pernikahannya, yang dulu kau bahagia karena bahagianya.

Maka? Saling menerima lebih baik dari pada saling berselisih..

***
Maafkan jika tulisan ini sangat terbaca sok tahu, dengan pandangan "diles kan belum ngerasain ribetnya berurusan sama orang baru".
Ya saya memang belum merasakan, mohon doakan semoga bisa melakukan apa yang saya tulis di sini. 

Ini cuma nasihat pribadi kok ...
Salam :)


*dalam dekapan penuh pinta di langit 28 ramadhan*
diles_delta

Aksara Jiwa

Dia menciptakan semburat cahaya, pada langit yang ternampak jingga, mengadu segala pesona pada alam nyata..
duhai dunia, adakah segala indahmu sepertinya?

Pada kerak bahagia, ada rasa yang membuncah meloncati asa.
ia tersedu tanpa sedan, sesekali berkelana mencari arti dari tiap definisi bahagia yang ada.

Tanpa Sang Pemilik Cinta, apalah arti segala rasa yang kita punya?
tanpa Sang Pemilik Asa, masihkah bahagia menyambut segala rupa takdirNya?

Tak mesti manis dalam tiap kata, jika pahitpun nyatanya membuat kita berkarya.
kita tak bisa meminta pada semua manusia, untuk menyembunyikan segala keburukannya, seperti halnya kitapun tak mampu memaksa diri menyembunyikan keburukan diri.

Ah prasangka, kau macam anak panah, pisau belati, silet tipis, atau gergaji bertaring..
siap mengolah dan mengaduk emosi jika tak dijaga sampai batas maksimal..

TanpaNya aku terpedaya, dengan segala tipu daya macam cerita cinderella..
Robbi, aku tak mau hidup hanya dunia khayal, karena yang ku tahu, dunia Mu adalah nyata..

Kemudian aku menginsyafi alfa pada denyut nadi yang tersisa. Bertarung melawan sunyi, mencabik segala dengki, menyayat segala iri hati. Terluka? namun lebih baik dari pada ku pelihara sejak dini.

Lalu rengekanku padaMu hadir lagi, rengekan yang nampak seperti isakan. Tak bertata dalam krama menyusun kata.
satu persatu hingga perseratus pun Engkau tetap sama, tetap mendengarkanku mengutarakan rasa, bahkan Kau bilang "Aku dekat"

Segala puji teruntukMu, duhai Robb alam semesta.

Salah satu takdirNya #pengumumanSBMPTN

Tidak diterima di PTN pilihan kamu, itu bukan kiamat kan?bukan juga suatu aib kan?

Allah mencintaimu dg caraNya yg luar biasa, Ia sudah menempatkan kebahagiaan lain selain #PengumumanSBMPTN yg mengecewakan itu

Apapun, sy sbg guru BIP sdh sangat bangga dg kerja keras tmn2 dlm perjuangan meraih PTN ini.. semoga jd pemberat amal kebaikan di sisi Allah

Semoga, apapun yang terjadi kalian tetap menikmati, pahatan takdirNya  #AYTKTM

Selamat bagi teman-teman yang diterima di PTN tahun ini, saat daftar ulang segera merapat ke Lembaga @Dakwah_Kampus yaa

Salam, dari kami para pengajar BIP di AKSEL dan Nurul Fikri

Menanti keputusanNya

2 hari lagi
Apakah iya
Apakah tidak

Lalu kenapa?

Kita tetap menjadi hamba Allah kan apapun hasilnya?
Kita tetap berbaik sangka pada keputusan Allah kan?
Kita tetap percaya bahwa Allah Maha Tahu kan?

Lalu apa lagi?

Pada yang bermuarakan segala pinta, semoga berujung bahagia, pada apapun takdirNya..

*coretan buat adik2 yang menanti pengumuman SBMPTN*

@diles_delta

Tak akan ada

Pada yang Allah ciptakan selain kita, ada muhasabah yang Allah minta meski tak kita sadari caraNya.
Agar segala tuduhan kita kepada Allah pun terbantahkan.
Ya, tanpa kita minta, tanpa kita sengaja, kadang ada bisik "mengapa Allah tak adil kepadaku?"
Dan lihat? Lagi-lagi Allah mengajakmu membuka mata

Di sisi mana Allah tak adil?ketika Allah membiarkanmu hidup di negeri penuh kedamaian, meski kini agak terguncang bakda coprascapres. Setidaknya, kau tidak menatap langsung salah satu keluargamu atau bahkan satu persatu keluargamu pergi melepas raga menuju Rabbnya..
Di sisi mana Allah tak adil?ketika Allah membiarkanmu menyantap ilmu di sekolah-sekolah yang terbayang pun tidak oleh mereka, mereka yang kesehariannya dipenuhi sesak akankah masih hidup esok hari?
Di sisi mana Allah tak adil?ketika Allah mengizinkanmu menatap tawa ceria anak-anak bangsa yang tak pernah jadi luka menganga seperti mereka.
Di sisi mana Allah tak adil?ketika kau mampu membangun rumah hingga menggapai langit sedang di sana mereka hidup dengan sisa puing bangunan hati yang mulai terkoyak, terampas paksa oleh penjajah.
Di sisi mana Allah tak adil?

hei tak sadarkah bahwa sebenarnya kitalah yang tak adil pada Allah
Mereka yang hari dan hati terpenuhi duka, tak pernah sedikitpun terlupa akan nikmat Allah, hingga mereka menjadi kuat karena iman yang bergemuruh dalam dada, berbekal ayat Allah yang selalu tertanam dijiwa.
Mungkin itu rahasianya, rahasia mereka mampu berbahagia dengan segala kondisi mereka, karena hidup mereka bukan lagi menuntut keadilan Allah, tapi justru membawa firman Allah dalam tiap kata dalam rutinitas.
Kini jangan lagi menuntut bahagia, jika sumber bahagia pun tak kau dekati dan kau bawa dalam tiap agenda.

Berbahagialah dengan apa yang kau punya
Berbahagialah dengan dekat padaNya
Berbahagialah dengan syukur yang mengakar dalam jiwa

hingga kau rasakan indahnya surat cinta untukmu..
duhai jiwa, nikmat Aku yang mana yang kau dustakan?
Tak akan ada

Cinta anak atau cinta gadget??

Perkenalkan, tulisan ini adalah tulisan aldila delta asmara, saudari kembar yang sudah Allah anugerahkan anak yang Alhamdulillah akan 2. Semoga tulisan ini dapat mengevaluasi kondisi cinta di rumah kita.. demi terciptanya saat berharga untuk anak kita..

Cinta anak or cinta gadget?

Status ini bercerita tentang sebuah keluarga yg saya temui disebuah resto cepat saji amerika (inshaa Allah itu yg terakhir saya dan keluarga makan di resto zionis itu)

Kalau dari kaca mata saya, mereka keluarga tajirr,,liat saja dari 5 orang anggota keluarga tersebut, semuanya pegang gadget, si papah sibuk dengan tab-ny, mamah dengan BBnya, kk yg kira-kira umur 10-an asik dg tab-nya jg si tengah umur 7-an serius main game di tab juga, tinggallah si adek malang usia 4-an makan sendiri, ngajak ngomong papah dijawab seadanya, mamah jg, kaka boro2 dijawab.
Kalau sudah begini, untuk apa sih mereka makan bareng-bareng?

Kenapa ada orang yg full banget menghabiskan sisa umurnya(waktunya) untuk gadget?walau sedang bersama keluarga? sudah tak penting lagikah ngobrol atau bermain dengan orang-orang yg dicintainya?

Teringat waktu saya kecil, paling sebel kalau ada pertandingan tinju di tv krn ayah sama sekali gak bisa diganggu. Itu 1minggu sekali loh acaranya. Wooow gimana perasaan anak-anak kita ya? yg mungkin malah setiap saat ga bisa diganggu karena si ayah(atau mungkin ibunya jg) lbh memilih mainin gadget dari pada main sm mereka.

Yaaah kalo sudah begini sih,,harusnya ibu lebih berperan. Kalau lihat si bapak sibuk ngegadget, jangan sampe ibunya ikut-ikutan! kasian si anak,mungkin dr lubuk hati yg terdalam anak kita bisa menilai seberapa pentingkah dirinya bagi orangtuanya?

Ayo dong mak-bapak,ayah-ibu,ummi-abi fokuss dg anak kita,jangan habiskan waktumu dg benda mati itu,sebelum menyesaall.
Toh hidup ga akan berakhir-karir ga akan hancur-perut ga akan kelaparan kalo kita berhenti bergadget,setidaknya saat dirumah,saat berharga untuk anak kita.

mencintai lewat do'a

"Kak kehadiran kakak sangat mewarnai hidup aku hingga aku bisa lebih baik lagi sekarang, hanya Allah yang tahu betapa aku mencintai kakak karena Allah"

Siapa yang tak haru membaca pesan ini, betapa Maha Hebatnya Allah yang menutupi segala aibku hingga kata cinta mudah diucapkan untukku. Aku haru didetik pertama membacanya, dihari ketika semua orang mendoakan dengan tulus, tapi ia bukan hanya doa, ini kata cinta, cinta yang tersirat tak terlukis karena hanya Allah yang tahu. Semoga Allah pun juga mencintaimu karena kamu mencintaiku karena Allah.

Bahagia itu bukan karena berlimpahnya kado dan makanan dihari lahir, tapi bahagia adalah ketika hari lahir dihujani segala doa yang mengangkasa tinggi menuju langit cintaNya, banyak sekali, hingga jemari pun tak sanggup untuk menuliskannya kembali. Didoakan dalam ramadhan yang penuh berkah, Robbi, mohon ijabahi doa kami.

"Kak, semoga selalu sehat agar terus beribadah padaNya, agar bidadari cemburu padamu"

Ya Allah, bantu kami agar mampu menjadi wanita dunia yang mampu membuat bidadari surga cemburu.

Terima kasih untuk segala doa, doakan pula untuk saudara kita di Gaza, surgakan mereka duhai Rabbana..

23:08
Hari ini dd ultah. Ajo tahu itu. Banyak yg mengucap tahniah. Berharap jadi yg pertama. Sementara ajo justru berharap jadi yg terakhir. Sebab, sebagai seorang abang, ajo ingin menjadi yg terakhir mencintai dd di saat orang lain cintanya sudah meredup karena sibuk dengan urusannya. Malam ini ajo kirimkan ucapan ini. Semoga Allah berkahi umur dd dalam banyak kebaikan. Baarakallahu fii umrik 

Dari Abu Darda’ ra. bahwasannya ia mendengar Rasulullah saw. bersabda: “Tiada seorang muslim yang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan saudaranya, kecuali malaikat berkata: “Dan untukmu pula seperti itu.” (HR Muslim)

Dua Elegi Rasa

Rindu yang tenggelam
Gelora semangat telah padam
Hati yang remuk redam
Luluh mengadu pada malam

Tubuh pun kelelahan terkapar
Kendati akal terus mengejar
Berusaha menjaga agar jiwa tak liar

Asa, masihkah ia bersemangat jingga?
Harap, tetapkah ada bersemayam di dada?
Pinta, teruskah naik mengangkasa?
Doa, benarkah tulus mengetuk ArsyNya?

#ElegiDuaJiwa.5.3
Nunu Karlina

***
Harapan yang setia
Dalam pinta tak pernah jera
Tentang suatu rahasia

Kata, lelah kah merajut mesra dalam tiap lima waktuNya
Setia, masihkah tetap bersabar menanti takdirNya?
Rabbana, kapankah Kau buka tabir rahasia?

Tak jera kita meminta padaNya
Tentang sebuah nama
Yang kitapun tak tahu siapa
Hanya Dia, Sang Pemilik Semesta
Penggenggam segala nama

Untuk mu dan untuk ku
Dalam bahagia, apapun takdirNya

#duaElegiRasa
Aldiles Delta Asmara

Dua Puluh Empat tahun menjadi hambaNya

24 tahun, ya Rabbana hamba di dunia
Nyanyi dikit mengawali tulisan menyambut 24 tahun.
Ini tentang takdir, cemburu, syukur dan bahagia, ah satu lagi yang setia, yaitu rindu.
Oke mulai ya..


bismillahirrahmanirrahim..

kamu tau? kebutuhanku untuk merindukanmu lebih besar dibanding kebutuhanku memikirkan takdirku. Karena yang aku tahu, takdirku sudah tertulis dengan baik dalam catatanNya, dan yang ku tahu pula, bahwa merindumu adalah bagian dari takdirku.

Mungkin benar, takdirku akan selalu merindumu, merindukan masa ketika kita bisa beriringan bersama, mengeja waktu dalam pergantian masa tentang kita.

Dan diusia 24 tahun kita, aku merasa kita saling mengisi, terlebih kamu. Mengisi kekosonganku dan harapan-harapan yang belum bertemu. Mengisi bahagiaku dengan tawa riang anakmu. Mengisi bahagiaku, dengan waktu yang selalu tersedia bagi sedihku.

Cinta, terima kasih sudah melengkapi 24 tahunku.
Maafkan, aku pernah mencemburui bahagiamu, hingga bahagiamu menyadarkan aku bahwa, kau pun mencemburui bahagiaku.
Ya, Rabb kita Maha baik yah
Hingga masing-masing kita memiliki bahagia, jeda cemburu pun kita pakai untuk mensyukuri nikmatNya :)

Pendar cahaya yang dikelilingi oleh Nya,
Dalam rahim penuh cinta
Kita pernah bersama 
9 bulan di sana
hingga 24 tahun di sini..

Kau tahu? adalah kau urutan ketiga yang paling aku syukuri dalam hidupku setelah terlahir sebagai muslim dan dilahirkan dari orang tua kita. 

24 tahun dalam jejak kata dan rasa
saling mengisi dalam asa
meski tertakdir tak serupa

Aku mencintaimu, dan ku yakin cinta ini telah hadir sejak perjumpaan kita dalam rahim mama, twina sayang :*

Allah mencintaimu, diles :)

21:58
Kak, maafin aku batalin rencana bukber kita, bapak sakit sudah akut, dan menanti keputusan apakah akan dioperasi atau enggak.
22.45
Kak, aku sakit, mual, pusing demam, maaf ga bisa selesaikan target harian ramadhan
23.20
Kak aku mengidap penyakit ini, sudah kronis kak, aku sedih

***
Bismillahirrahmanirrahim
Malam ini, Allah sukses membuat aku bermuhasabah, atas amanah kehidupan yang Allah kasih kepadaku. Benar-benar dibuat malu mendengar cerita mereka, Ya Allah ampuni atas kurangnya syukurku.

Beberapa hari menjelang usia 24, semakin membuat aku sedih, karena sampai saat ini, Allah masih merahasiakan tentang siapa yang akan menjadi qowwam keluarga baruku, ya berminggu ini merasa terpuruk dengan usia yang semakin bertambah tapi belum juga menggenapkan dien, padahal teman-teman bahkan kembaranku pun sudah hampir memiliki dua anak. Kerdil hati memang, sibuk mengurusi urusan hati, bahkan sulit menerima keadaan diri. Sibuk mengurusi taqdir orang lain, tapi lupa menyibuki diri dengan taqdir sendiri.

Tapi malam ini, Allah tegur aku dengan cerita mereka. Betapa selama ini aku terlupa untuk bersyukur di usia 24 aku masih dalam keadaan sehat, mampu beribadah, dan beraktivitas dalam taat. Kurangkah ini untuk aku syukuri? ya Allah mohon ampuni :'(

Berparagraf sudah aku tulis tentang sabar, sabar dan sabar, namun hari ini aku tersadar bahwa aku adalah hamba yang paling tidak sabar. Mengeluh, membandingkan, meratapi, ah Allah, aku malu padaMu.

Aku hanya disibukan oleh rasa sakit dihati oleh ejekan-ejakan atas belum menikahnya diri, padahal aku tahu, bahwa ini bagian dari rencanaMu, Engkau adalah sutradara, maka semestinya aku tak perlu khawatir atas peran yang Kau tulis untukku. Ya, sakit, hanya sakit itu saja. Berlebihan, dan baru aku sadari bahwa ini berlebihan mengganggap dan merasakan sakit ini, padahal di sana, mereka bukan hanya sakit tentang hati, tapi raga, ya raga yang kadang membuat mereka menyeleksi mana ibadah yang wajib dikerjakan, agar tak semakin membuat sakit raga mereka. Sedangkan aku? Ah ya Allah, tak mampu ku uraikan betapa malu diri ini dihadapanMu :'(

Tak mampu, aku berkata lagi, tentang bagaimana rasa berdosanya aku karena tak mengiringi syukur dalam hidupku selama ini. Bukankah, masih bisa bercengkerama denganMu tanpa rasa sakit adalah suatu kenikmatan? Bukankah, masih bisa menjemput rizkiMu dengan raga yang bersemangat adalah bentuk kenikmatan?lalu, mengapa selama ini bersedih pada hal yang semestinya tak membuatmu sedih, wahai diri...

Berapa kali kau baca firmanNya?
Nikmat Allah yang mana?? Yang mana duhai diri, yang mana yang masih kau dustakan?

Mohon ampunlah kepada Rabbmu, atas ketidaksyukuran ini. Percayalah, bahwa Allah telah melukiskan taqdir terbaik untuk kita miliki dan kita genggam bersama. 

Ya Allah, beri peran terbaik untuk kami, dan sertai kami dengan ketaatan padaMu dalam menjalankan peran ini.


*3 Juli 2014, bersama tenggalamnya 5 ramadhan yang akan menuju 6*

Diberdayakan oleh Blogger.

Copyright © / Mendidik Mencintai

Template by : Urang-kurai / powered by :blogger