Aldila Delta Asmara

Tenangkan resahku, saat langkahku terasa berat..
Teduhkan jiwaku, saat matahari bersinar terlalu pijar.. Karena dirimu, satu-satunya yang ku andalkan..
Saat diriku, tak mampu berdiri di sini..
Sendiri..
(So7)

Huaaah lagu ini menggambarkan Dila banget dah, yg ga melampiaskan perhatian lewat tulisan tapi langsung lewat lisan. Orang yg pekaaaa banget, sadar banget, paham banget tanpa diceritain ntar udah tau deh kalo lg ada apa2 sama diles, trus nelp deh sambil bilang "lu kaya ga punya saudara aja ya" atau "iya, kamu lg sedihkan" padahal kaga bilang sedih krn ga mau dia sedih, eeehhh dia nya udah tau. Seolah bilang "kita hadapi bersama ya"

Sesuatu banget deh telah memiliki Dila sejak rahim dulu.
Karena bersamamu sejak dalam rahim adalah urutan kesyukuran no tiga setelah bersyukur terlahir sebagai muelim dan bersyukur dilahirkan dr rahim mama.

Bahagiakan Dila ya Allah, bahagiakan Dila.. Eehhh jadi panjang banget yak, haha.. Mumpung dila ga punya blog..

#Dila #ummurafasya #twinaSayang


Jangan Lelah...

Kamu tahu gak? Susah loh tetap memaksakan senyum padahal hati udah kesel luar biasa. Susah. Meski tetap harus. Semoga senyum ini bernilai ibadah, bukankah Rosulullah bilang bahwa pahalamu tergantung kadar lelahmu? Iya lelah, sungguh deh. Lelah untuk tetap berhati pemaaf, lelah untuk tetap mengembangkan senyum dan mengeluarkan jurus memahami lagi dan lagi "iya, gak papah kok"
Uuuuggghhh...

Mungkin memang nasibmu untuk selalu menunggu, menunggu, menunggu, apapun peranmu.

Daaaaaannn mungkin memang harus selalu baik sangka, meski setiap hari, meski berulang kali, meski belum terlihat perubahan yang baik.

Semoga Allah mengaruniakan kesabaran yang tak hingga.

-Aldiles Delta Asmara-

Takdir yang Penyempurna...

Kalau kamu yakin bahwa Allah berkuasa menjadikan yang tak bertemu raga akan pula berjumpa di suatu masa, maka tak apa jika berawal dengan sebuah pinta, pinta yang hanya pada Ia.

Apa-apa yang Allah tetapkan, yang Allah takdirkan, yang Allah hadiahkan, adalah suatu rupa kebaikan bagi tiap jiwa yang menghamba. Tak mesti selalu bahagia memang, tak juga tentang berkesesuaiannya ia dengan tiap rencana yang terlebih dulu kita ukir sedepa demi sedepa dalam tiap jejaknya. Ada saja air mata, ada saja luka, ada saja kecewa. Jika sabar jadi teman setianya, maka itu pun tak mengapa.

Pada akhirnya kita akan tahu, bahwa pencapaian kita sangat bergantung dengan segala lelah yang meluruhkan raga serta bergantung pula pada ridhoNya. Ini bukan hanya tentang penyempurnaan yang mesti disempurnakan. Lebih dari itu, ini tentang kita yang tengah menghamba. Pada apapun, gores rahasia takdirNya.

-Aldiles Delta Asmara-

Membunuh rindu

Akan ku bunuh rindu, jika ia nya membuatmu malu..
Akan ku bunuh rindu, jika hadirnya membuatmu terganggu..
Akan ku bunuh rindu, sebab aku meragu..
Bahwa hanya aku yang merindu, tidak kamu..
Akan ku bunuh ia, sebuah rindu yang bahkan lama-lama membunuhku..

Akan ku bunuh dengan caraku, agar ia nya tidak mengganggumu jika memang kau terganggu, agar ia nya tidak lagi mengejar-ngejar kabarmu yang padanya kau tidak tahu, agar ia nya tak lagi mendesak sebuah jawab pada tanya di suatu waktu..

Akan ku bunuh, dengan hanya bertumpah duka padaMu...

-Aldiles Delta Asmara-

Ya Allah aku ingin...

Ya Allah aku ingin..
Tiap cerita menjadi pahala, tiap tatap menjadi penenang, tiap bergores-gores kata menjadi bertumpuk-tumpuk makna, dan tiap diam menjadi penyejuk duka.

Ya Allah aku ingin..
Mengajak semesta dengan cinta, mencinta semesta dengan percaya, mempercayai semesta dengan sebening prasangka, agar semesta pun perlahan menghadirkan cinta tanpa jeda bagi sesama manusia.

Ya Allah aku ingin..
Membaguskan akhlak, memperindah ucap, mempercantik tiap sangka agar tak sesat berujung siksa, karena sungguh merugi jika semua itu tiada dimiliki.

Ya Allah aku ingin..
Membersamai pergantian rasa bagi dia, dari jenuh menjadi teduh, dari resah menjadi berkah, dari duka menjadi suka, dari luka menjadi penawarnya. Bagi ia, yang Kau persaudarakan bahkan sejak dalam rahim yang penuh detakdetik doa.

Ya Allah aku ingin..
Menjadi perantara bahagia bagi ayah, mama dan para keluarga, lewat kata yang terjalin mesra menerbangkan segala gelisah menuju suatu cahaya, bermakna kepastian, kepastian dalam bahagia dengan suatu kata yang dapat mengguncang arsy-Nya

Ya Allah aku ingin..
Membangun rumah surga sebata demi sebata dengan kata-kata cintaMu yang kami susun menjadi bertumpuk-tumpuk akhlak surgawi, menjadi penghias diri, dalam berinteraksi dan bersinergi dengan yang Engkau ridhoi.

Ya Allah aku ingin..
Mengamalkan ilmu yang Kau karuniai, lewat jemari-jemari mungil untuk ku ajarkan agar senantiasa bermunajat padaMu, agar senantiasa menghamba kasihMu, agar senantiasa menjadikan surga terlahir di dunia, lewat rumah yang menjadi miniaturnya.

Ya Allah aku ingin..
Menjalani hidup sesuai dengan apa yang Kau inginkan, karena yang ku yakini, Engkau Maha Tahu, sedangkan aku hanya sok tahu, dengan segala ketetapan yang terbaik dariMu dan terbaik menurutMu, maka ya Allah aku ingin agar Kau anugerahi kami iman untuk mempercayai...

-Aldiles Delta Asmara- dalam sisa-sisa kuota :D

Kesabaran yang disyukuri...

Kalau mengamati kehidupan-kehidupan orang lain, baik kerabat dekat, teman biasa, bahkan kehidupan orang yang tidak sengaja dikenal lewat media sosial atau dari tulisan-tulisan yang bersangkutan, sepertinya memang kita tak boleh kehilangan syukur, pada apapun takdir kita. Sekali lagi, yap pada apapun, yang Allah tetapkan untuk kita.


Ini terinspirasi dari ‘celoteh” saudari kembar saya di FB, yang pada intinya menginginkan merasakan jadi wanita pekerja, yang selama ini, semenjak Allah tetapkan menikah ketika diakhir perkuliahan belum pernah ia rasakan, terlebih ketika Allah mengamanahkan dua manusia yang terlahir dari rahimnya. Saat membaca itu, sedikit terkejut. Sebenarnya dia bisa saja mencoba tanpa waktu lama, alias cicip-cicip sementara kehidupan yang dia inginkan lewat kehidupan saya, hehehe. Kehidupan perempuan pekerja yang malam hari pukul 20.30 saja masih di luar rumah *curhat selentingan* tinggal nanti dua anaknya saya yang asuh. Yaaa kalau mau mencoba, cobalah sehari, hehe. Agar kamu merasakan betapa nikmatnya hidupmu, nikmatnya menjalani  keseharian bersama celoteh riang dua anak yang menggemaskan, meski kadang lelah, meski kadang mencipta stress, meski kadang mau menjerit, meski kadang berkeluh kesah.

Eh tapi kalo baca tulisan ini kamu pasti bilang “iyak, udah tahu” ya kan ya kaaaan????? Kamu kan kece :D

Jadi pada intinya, saat kita iri dengan kehidupan orang lain, saat itu juga sebenarnya banyaaaak banget yang iri dengan kehidupan kita, dengan kebahagiaan yang kita miliki, dengan keriangan yang mengisi hari. Kemudian berkilah, tapi dari semua kehidupan saya tidak ada bahagia sedikitpun. Emmm kalau seperti itu, coba singgah sejenak ke negeri-negeri yang terjajah, atau baca kumpulan kisah-kisah mereka, betapa sengsaranya kita tidak ada apa-apanya dibanding sengsaranya mereka, dan sebaliknya, keshalihan kita tak sebanding dengan keshalihan mereka. Duh...

Atau kalau negeri-negeri itu terlalu jauh untuk diinsyafi, mampirlah ke panti-panti sosial untuk melihat anak-anak yang diuji dengan fisik dan perkembangan mereka. Semoga kemudian kesyukuran itu berkenan pula mampir di hati kita. Sedih kita tidak ada apa-apanya, kesulitan kita bukan yang terberat bagi penduduk bumi, kelelahan kita bahkan sesuatu yang dimimpikan oleh mereka.

Karena memang hidup kita berkisah antara sabar dan syukur kan? Bahkan kadang kita perlu memilih untuk mensyukuri kesabaran dan menyabari kesyukuran. Bukankah keduanya sama baik?? Bersyukur ketika musibah, bersyukur ketika bahagia, begitupun dengan bersabar ketika musibah dan bersabar dalam bahagia.

Hai Diles, kamu baru sekedar teori, belum merasakan kesulitan-kesulitan dan kejenuhan berumah tangga dan bertumpuk rasa..

Iya, maaf ya.. doa terbaik untuk kita semua, semoga Allah limpahi karunia kesyukuran dan kesabaran hingga menuju tempat yang bahagianya adalah mimpi dan cita para penduduk bumi.

Insyaa Allah..

-Aldiles Delta Asmara-

Teriring ucap jazakallah khoir bagi yang meminjamkan laptop hingga terurai sudah tulisan ini.

ada cinta yang bukan sisa..

Hei kamu..
Yang berdiam diri menyeka mata yang basah di pojok sana, bolehkah aku mendekat untuk mendekapmu agar tak meratap?

Di ujung sana, di suatu masa saat beranjaknya usia, percayakah kau akan sebuah cahaya yang mengantarkanmu menuju bahagia?? Meski bukan kini, percayalah, suatu hari...

Akan kau temukan, akan kau temukan, bahkan sebelum sampai di ujungnya jika Allah ridho. Ia yang akan membimbingmu penuh kasih dengan langkah-langkah perlahan menuju sebuah kepastian, tentang ketetapanNya yang memang sudah tetap dan tepat...

Telaga doa yang kau persembahkan, semoga tiada lelah untuk mengulang-ulang bait cinta dalam doa dengan lirih yang meluruhkan duka, menatap mesra, mengeja makna, pada Ia, Pemilik kebahagian kita.

Menyeka sisa-sisa kabut di mata, kau nampak lebih bercahaya, dengan cinta yang bukan sisa, untuk sekelilingmu, untuk bahagiamu, meski kini duka dulu, meski kini merindu yang terlalu...

Dan bisik kan lah kata pada ia,,,
"Aku pun bahagia dengan bahagiamu"


-Aldiles Delta Asmara-


Berjawab olehmu...

Alhamdulillahirobbil 'alamin..

Salam ku berjawab salam
Sapa ku berjawab sapa
Dan tanya ku pun terjawab sudah

Kini senyumku seakan tertahan  beberapa senti dari garis wajarnya
Ketika kau dengan riangnya mengetuk-ngetukkan jemari bertanda tiada abai dalam cakap kita
Aku melompat dalam riang, seakan ingin ku kabarkan pada semesta
Ketika kau dengan kata-kata sapa yang bukan lagi menjawab sekadarnya
Mataku seakan tiada henti menatap dalam harap-harap yang tiada terucap
Ketika kau dengan lincahnya membalas tanya demi tanya dengan keakraban yang dulu pernah tergambar rupa

Kemudian hatiku berujar,
"Selamat hadir kembali duhai saudariku"

Entah memang engkau yang kembali, ataukah kami yang memang baru peduli

Mohon jangan pergi lagi ya..

Aku, dan tentu saja kami, masih mencintaimu..

eh eh boleh kan yaaaa??

Kamu harus tahu sayang..

Bukan saudara namanya jika membiarkanmu tetap dalam kelam, dalam gelap gulita yang berlapis-lapis, dalam kesedihan yang mengurat akar, dalam lelah yang perlahan tak berujung lillah, apalagi kita pernah berjanji meski tak tersadari bahwa persaudaraan ini bukan persaudaraan yang biasa. Apa katamu dulu? Persaudaraan karena iman?
Iya karena iman, karenanya, nasihat adalah jalan untuk merawat persaudaraan ini agar tetap merekah indah dalam iman teruntuk-Nya.

Jika kamu meminta kami untuk berjarak agar terselesaikan dengan caramu, kamu sudah saksikan ya sayang, kami mengabulkan pintamu. Dan kini, rasanya sudah terlalu lama kita berjarak. Aku khawatir jika jarak ini dilanjutkan, persaudaraan kita akan benar-benar kering, tak terguyur oleh nasihat, dan tak terbasuh menyapu pekat.

Maka kini, mohon izinkan pinta kami terhadapmu, untuk kembali peduli padamu, pada apapun yang terjadi padamu. Kembali menjadi pundakmu, kembali menjadi sandar lelahmu, kembali menjadi bersusun-susun nikmat cinta yang telah kita bangun berlandaskan cinta karena-Nya.

Boleh ya, jika kami bertanya kembali tentang keadaanmu?
Boleh ya, jika kami menawarkan lagi bantuan untukmu yang berulang kali terabaikan?
Boleh ya, jika kami menjadi yang terdepan kembali dalam tiap masalahmu?

Bolehkan?

Celupan Warna

Pernah dengar tentang celupan warna??
Kali ini kita akan bahas itu ya. Berkisah tentang dua anak kembar yang berhasil mencelup warna pada orang-orang terkasih di sekitar mereka. Lihat dua foto ini, foto ini adalah sebagai bukti hasil dari celupan warna itu, hihihi..
Tahu doonk siapa yang kecelupan warna sama Diles, dengan yang kecelup sama Dila.

Kalau kebanyakan orang menularkan kesukaan warna sama anaknya, Dila pun melakukan itu. Membeli kebutuhan Raisya yang hampir semuanya dipilihkan warna pink. Hfffftt pusing deh aku liat pink -_-
Naaahh berhubung takdir Allah menetapkan bahwa Diles belum punya anak, jadilah Diles menularkan warna favoritnya pada mama. Membiasakan mama memilih sesuatu berdasarkan warna, jadikan warna adalah prioritas dalam membeli apapun. Warna kuning pastinya. Maka jadilaaaahhh warna yang dominan di rumah adalah warna kuning, termasuk barang-barang kecil milik mama.
Dan hari ini, saat waktunya pergi menyebar UNDANGAN bersama mama, sebelumnya mama minta saran baju dan jilbab, maka terpilihlah warna kuning tersebut. Ihihihi yes yes, kuning selalu...

Dan dari ini semua yang paling disyukuri adalah hadirnya celupan warna Allah dalam hidup kami, membuat cahaya, menarik langkah kami dari gelap menuju terang. Dengan Islam yang menuntun tiap langkah. Maka tak penting warna diri apapun asalkan tetap dalam celupan warna dari Allah, shibghatullah..

(Al-Baqarah):138 - Shibghah Allah. Dan siapakah yang lebih baik shibghahnya dari pada Allah? Dan hanya kepada-Nya-lah kami menyembah.

*yang dipake mama itu kuning loh yaaa kuning, efek cahaya aja jadi agak-agak putih*


'copas dari grup sebelah'

Fenomena 'copas dari grup sebelah'

Entah grup mana yang dimaksud, hanya saja aneh mendengar pencantuman sumber yang seperti ini. Eh maaf nih pembahasan kali ini sedikit 'ribet' bagi sebagian orang yang ga mau 'ribet'.

Semaraknya grup-grup yang kita ikuti, pasti akan ada informasi-informasi yang bertebaran mampir dalam alat komunikasi kita. Banyak ilmu yang kita dapat, tapi kiranya perlulah kita sedikit kritis menanyai ilmu yang baru saja mampir dan sempat kita baca, agar kita menjadi penyampai kebenaran yang bertanggung jawab akan kebenaran tersebut.

Jika kerabat kita memberi ilmu dengan sumber 'copas dari grup sebelah' perlu rasanya mencari tahu grup siapa yang dimaksud, karena biasanya grup sebelah itu juga dari grup sebelahnya, sebelahnya, sebelahnya dan begitu seterusnya. Lalu siapa yang bertanggung jawab kalau informasi tersebut keliru?

"Yaudah ambil hikmah dari isinya saja" biasanya orang yang share informasi akan menjawab seperti ini jika ditanyakan dari mana sumbernya. Hehe
Yaiya sih, hikmah akan bertebaran, tapi tetap kita butuh sumber yang jelas kan?

Tiba-tiba saya kepikiran, kalau gak percaya betapa 'grup sebelah' itu jauh dari kelayakan sebagai penyantuman sumber, coba saja bagi yang sedang skripsi menulis di skripsinya 'copas dari skripsi sebelah' pasti sang dosen akan mengkritisi habis-habisan, bahkan sangat mungkin kita dituduh 'pencuri' ehehe.


Jadi yaaa kalau sumbernya gak jelas, tapi informasi tersebut layak disebar, setidaknya informasi tersebut kita diskusikan terlebih dulu pada seorang ahli dalam bidangnya. Misal kalau informasi tersebut tentang agama, tanyalah kebenarannya pada ulama, ustadz, kiyai dan seterusnya yang paham tentang hal ini. Kalau informasinya berkaitan dengan kesehatan atau kedokteran yaa coba klarifikasi pada dokter. 

Intinya kalau kita tidak menemukan jawaban jelas terkait sumber informasi yang kita terima, karena biasanya akan dicuekin kalau tanya sumber pada yang 'copas dari grup sebelah', setidaknya kita bukan penerus informasi ketidakjelasan tersebut. Meski yaaa mungkin memang manfaat. Tapi informasi akan lebih manfaat jika sumbernya pun jelas. Jika memang dirasa manfaat yaa coba tanyakan pada ahlinya benarkah informasi tersebut.

Udah segitu aja coratcoret paginya, maaf ya kalau terlihat dan terkesan ribet.

-Aldiles Delta Asmara- yang mulai gatel matanya karena melihat 'copas dari grup sebelah'

Diberdayakan oleh Blogger.

Copyright © / Mendidik Mencintai

Template by : Urang-kurai / powered by :blogger