Aku menitipkan rasa pada sebuah citacita..
Ah ini bukan lagi tentang rasa, dia adalah asa..
Asa yang menggantung dan perlahan terbang tinggi di Langit cintaNya..
Menembus cakrawala seolah-olah ingin menghapus segala jarak yang membentang antara
Jakarta-Samarinda
Ya, rindu bukan lagi tentang sebuah rasa..
Tapi kini ia berubah menjadi sebuah asa..
Sebuah citacita..
Cita yang kau dan aku berharap sama..
Agar tak ada lagi jarak kita..
Jakarta-Samarinda
Sudahlah, aku rindu..
Bahkan ketika aku tak dapat mendefinisikannya :'(
Bumi adalah tempatku menapak jejak..
Menulis adalah tempatku menapak rasa..
Cirebon 091113
***
"Mengapa kamu menulis?" tanyanya suatu hari.
"Karena menulis adalah rasa, dan rasa terungkap lewat tulisan yang menjelma dari sebuah kata-kata"
"Mengapa tidak menulis sebuah fiksi?"tanya yang lainnya.
"Karena tak ada rasa"
Sesederhana itu :)
Ketika rasa tak terucap dengan kata
Ketika rasa tak terungkap dengan raga
Ketika rasa bahkan tak terwakilkan dengan linangan air mata
Maka apakah yang dapat mewakilkannya??
"Menulislah dengan rasamu"
Tulislah dengan Tulus
Tuluslah dalam Tulis
Sore dengan
disaksikan petir yang bersautan dan hujan yang merintih meneduhkan, mama
berucap dengan lembut namun langsung terdengar oleh semesta..