Jadi!!

30 Maret 2016. 0920

Menjadi hebat adalah,. ketika kau meleburkan diri dalam batasan-batasanmu, dari seorang pribadi menjadi banyak pribadi meski tetap dalam satu nama. Mengumpulkan banyak kebisaan-kebisaan yang ada pada orang lain untuk kemudian kau rangkum dalam dirimu. Kau harus bisa (belajar) seperti ibumu, ibunya, dan ibu-ibu yang lain. Kau harus mencontoh ketangguhannya, ketangguhan ia, ketangguhan perempuan lainnya.

Lalu di mana implementasi dari kata mutiara "jadilah dirimu sendiri!".
Menjadilah setegar karang, sesejuk pagi, seindah rembulan, sebening embun, seberkah nurani, seperkasa mentari.

Entah ini sebuah beban ataukah ini sebuah harapan, intinya??

Kau harus bisa, bisa berlapang dada
Kau harus bisa, bisa ambil hikmahnya..

Hahaha

-Aldiles Delta Asmara-

Bersamamu menuju Masa Depan


Fatherman punya misi menjadikan dirinya sebagai yang utama dijadikan narsum oleh anaknya. Disini kata kuncinya : “Kata Bapak Gue”, dan segala kalimat yang semisal dengannya. Kalimat ini menunjukkan betapa tak ada yang dipercaya oleh anak kecuali bapaknya. (Ajo Bendri)

Semenjak menikah dengannya, punya contoh 'fatherman' yang nyata banget selain ayah. Yaitu bapak. Tiap hari, tiap waktu ketika ada kejadian-kejadian kecil selalu menyelipkan "Bapak tuh dulu...."

Tentang tugas yang harus sama-sama dipikul anak laki-laki dan perempuan, tentang cara mendekati hati dengan mengajak anak lelakinya berkelana, tentang 'galaknya' bapak untuk menjaga anak-anak perempuannya. Dan tentang segalanya.

Aku jadi rindu, sosoknya seakan dekat, seakan hidup dalam penjagaannya melalui penjagaan anak lelakinya yang kini menjadi suami.

Pak, anak lelakimu kini memiliki istri, terima kasih atas pengasuhan hebat selama ini. Cara bapak mengasuh benar-benar membuat seseorang yang menjadi istrinya merasa amat bahagia. Semoga Allah kumpulkan kita kembali di surga ya pak. Bersama ayah, bersama semuanya.

Tiap akhir cerita, dihati ini selalu berdoa dan kemudian aku bisikkan pada ia "mas, semoga kelak saat engkau menjadi bapak, mas bisa lebih baik dari bapak ya". Agar pada masa yang akan datang aku bisa mendengar celoteh bahagia anak-anak kita serupa "kata Bapak aku" yang menjadi sumber daftar pustaka dalam tiap jejak hidupnya.

"Ibu tuh dulu.."
Dan kata ini tak kalah sering diucapkan, seakan menjadi motivasi, semoga bisa mengambil banyak pelajaran dari ibu, sebanyak yang telah diambil dari mama.

Hari ini tepat dua bulan kita menjadi sepasang pakaian, sekokoh bangunan bernama 'rumah tangga', seakrab canda tawa manja penuh pesona, berharap kita mampu tuk ambil cinta dari masa lalu untuk kita goreskan pada masa depan, seutuh keluarga, berkah dalam Samara, hingga semoga menuju surga.

-Aldiles Delta Asmara-

30 Januari dua bulan yang lalu.

Syahid dalam delta AsmaraNya

Beruntunglah para suami yang bersikap ma’ruf pada istrinya, sebab kebaikanya akan tersebar ke seantero jagat bumi dan langit. Dan semoga itu kamu, mas J

Maaf ya sayang, sebelum menikah adek memiliki azzam bahwa tak akan menceritakan keadaan rumah tangga kita pada yang lain, baik kecewa ataupun bahagia. Seperti kata mas, bahagia itu cukuplah hanya untuk membuat sakinah semakin sakinah dalam rumah tangga kita, iya kan? Tapi, kebaikan mas membuat lisan ini rasanya ingin mengabarkan pada penduduk langit bahwa mas adalah karunia di atas karunia yang Allah izinkan untuk adek miliki.

Kebaikan mas yang paling adek suka adalah kepedulian mas saat ‘ngambek’ hadir  tiba-tiba. Adek sudah berusahaaaaaaa banget untuk mengurangi kekurangan adek yang satu itu, tapi entah kenapa suka tiba-tiba muncul, godaan bangeet. Adek cerita ke Dila, apakah itu wajar dialami istri? Menurut Dila sih wajar, perempuan punya kadar sensitif dan cara mengekspresikannya ya cuma sama ngambek, karena ngambek adalah wujud ingin dapat sesuatu yang lebih dari suaminya. Tapi, gak semua istri dapat apa yang mereka inginkan saat ngambek terjadi, beruntungnya, adek selalu dapat itu dari mas. Kepekaan. Ah bahagianya. Apalagi saat ngambek gitu, mas menghadapkan wajah adek dan meminta adek menatap mata mas, uuhh itu seakan meluruhkan kekesalan, dan meluncurlah segala rasa saat itu. Ajaib, setelah semua tercurahkan, ngambek itu langsung hilang.

Tetap seperti itu ya mas, meski pernikahan kita sudah melewati banyak bulan dan tahun. Adek pun akan terus memperbaiki diri agar belajar dan belajar mengurangi kadar ngambek adek kalau mas gak suka. Eh tapi kayaknya mas suka ya kalo adek ngambek?? Ihihihi.

Mas, makasih ya. Mas benar-benar kriteria suami yang adek harapkan selama ini. Yang adek sebut-sebut dalam tiap doa, tiap kedzoliman yang terjadi dan ditiap waktu mustajab lainnya. Memandang mas saat tertidur bagai memandangi nikmat yang berlapis-lapis. Seolah memutar kelelahan penantian adek selama ini, nikmat betul.

Semoga, bertambahnya waktu pernikahan kita semakin membuatadek dan mas bersyukur karena telah menyatu ya mas. Adek berusaha, dan semoga mas pun juga.

Mencintai mas karena Allah, mohon jangan hilangkan ketaatan mas pada Allah yaaa.

-Aldiles Delta Asmara-

Menulis dengan berteman secangkir seduhan kopi. Kopi hitam yang pahit bisa menjadi manis jika mendapat bimbingan penyeduhan yang pas darimu. iya, aku butuh mas, bahkan untuk urusan seduh menyeduh kopi. Apalagi untuk menuju surgaNya. semoga tak lelah membimbing adek.

Barokah Cinta


Februari memainkan perannya dengan manis. Mengiringi pergantian waktu dari tanggal awal menuju tanggal akhir. Mengawali dengan ledakan bahagia dan mengakhiri dengan bahagia yang terus bahagia. Adakah barokah di dalamnya?

Katamu, ia yang kita cari, ia yang kita telusuri.

Dalam jejak-jejak trotoar yang memainkan syahdu irama keakraban kita.

Dalam bising deru motor, klakson mobil dan teriakan para pemaki jalanan.

Dalam pergeseran mentari dengan teriknya yang menuju gelap.


Barokah.


Tetaplah mengais barokah, pada Maret, April, hingga seerusnya dan seterusnya.
Agar sakinah menjadi rumah, tempat kita menyandarkan keluh kesah yang kita ubah menjadi tawa merekah.

Tetaplah mengais barokah, pada tiap pergantian tanggal 1 menuju 30 dan seterusnya.
Agar mawaddah sepanjang hayat, dalam jejak suka dan duka.

Tetaplah mengais barokah, pada tiap hari berganti pekan, dan pekan berganti bulan, bulan menuju tahun-tahun kebahagiaan.

Agar Rahmah dalam rumah kita, berkasih sayang menebar cinta, bukan hanya untukku tapi juga untuk sesama.

Barokah dalam Sakinah, mawaddah, dan rahmah, agar surga seakan tinggal beberapa senti jaraknya.

-Aldiles Delta Asmara-


Diberdayakan oleh Blogger.

Copyright © / Mendidik Mencintai

Template by : Urang-kurai / powered by :blogger