Duhai Allah

Duhai Allah duhai Allah
Pemilik segala alam raya
Kepada-Mu bermuara doa
Kepada-Mu bermuara cinta

Duhai Allah duhai Allah
Hanya kepada-Mu daku mengadu
Kuberdoa hanya pada-Mu
Ya Allah jangan tinggalkan daku

Duhai Allah Yang Kuasa
Cahya-Mu mulya alangkah indahnya
Terangi hati yang lama resah
Tentramkan jiwa yang gelisah

Duhai Allah duhai Allah
Rinduku biru hanyalah milik-mu
Dekatkanlah daku dengan-Mu
Ya Allah jangan tinggalkan daku

Duhai Allah Yang Kuasa
Cinta-Mu mulya alangkah indahnya
Sirami hati yang lelah resah
Teduhi jiwa yang gelisah


*duhai Allah, dipopulerkan oleh seismic

Ini Hobiku


Jika mengajar dan mendidik adalah sebuah hobi, maka inilah hobiku. Yap, mendidik. Satu kata yang menurut ku begiiittuu bermakna. Hmm tapi sebelumnya, mari kita lepas belenggu pemikiran kita yang jika disebutkan mendidik itu berarti berdiri di suatu kelas dan menerangkan seseuatu. Ini terlalu sempit untuk dikategorikan sebagai mendidik. Saya yakin, kita semua adalah pendidik, tak perlu kuliah di IKIP (kecuali kalau mau dapet gelar S. Pd) untuk mendidik. Mendidik bagi saya, tidak terlepas dari seorang anak(mengapa harus anak? karena berawal dari sinilah pendidikan itu dimulai), mengucapkan kata cinta pada mereka adalah mendidik, bertanya kabar pada mereka adalah mendidik, memberi contoh pada mereka pun juga mendidik, bercerita, berkisah, mengelus rambut mereka, menggendong dengan penuh cinta bagiku itulah mendidik dan mengubah kata-kata negative menjadi positif juga mendidik, missal:
“nak, jangan berlari” diubah menjadi kalimat positif “nak, berjalan saja yak” atau..
“nak, jangan naik-naik nanti kamu jatuh” diubah menjadi, “nak, kita bermain dibawah saja yuk”
Luar biasa pendidikan itu, dan saya sudah jatuh cinta dengan hobi ini. Walaupun sebenarnya, pengalaman saya dengan para pendidik tidak terlalu baik, lebih banyak buruknya malah, tapi yaaahh jika Allah sudah berkehendak, maka tidak ada yang bisa menolak. Begitu pun dengan hobi saya ini. Dan yang ada dalam mimpi pun, semua tentang mereka, orang-orang yang sudah Allah titipkan untuk saya didik, murid, binaan, dan apapun sebutan untuk mereka. Mereka tak kan pernah pergi sedikitpun dalam pikiran, karena..
Saya sudah terlanjur mencintai mereka..

Jika mendidik adalah cinta
Maka akan ku korbankan, waktu ku, harta ku dan seluruh nya untuk mendidik..
Jika mendidik adalah sebuah hobi,
Maka aku tak kan menyesal memilih mendidik sebagai hobi..
Jika mendidik adalah ungkapan syukur
Maka aku selalu bersyukur karena Allah sudah mendidik ku dengan cara seperti..
“tarbiyah Allah memang benar-benar luar biasa.”

Untuk mereka


Teruntuk dua mujahidah ku yang semoga kesolehahannya terjaga kelak sampai mereka meninggal dengan tetap memegang amanah sebagai da’i..
Sheila dan Riska sayang,
Aaahh lagi-lagi memang aku harus selalu bersyukur pada Allah
Karena Allah mengizinkan aku berjumpa dan bersaudara dengan kalian
Tidak ada persaudaraan yang lebih mulia, selain yang diikat dengan keimanan..
Aku tak tahu, sejak kapan sayangku ini tumbuh untuk kalian..
Ada perasaan dan semangat yang menggebu-gebu,
Yang menghapuskan segala lelahku..
Dan rasa marahku, yaitu untuk bertemu kalian..
Sheila dan riska adikku sayang..
Lagi-lagi memang aku harus bersyukur..
Karena kalian telah memberi kebahagiaan untuk seseorang yang aku dan kalian cintai..
Kalian tahu siapa yang aku maksud??
Dila namanya..

Aku yakin, jika ikatan ini karena Allah,
Maka rasa cinta yang ada pada diri kita
Tak akan berhenti sampai kita berpisah di sini..
Kita akan tetap bersaudara bukan??
Yaa..karena itu sudah janji Allah pada kita..
Aku ingin mengungkapkan sesuatu pada kalian..
Beru kali ini aku mencintai dan begitu menyayangi seseorang yang juga dicintai dan disayangi oleh orang yang benar-benar aku cinta.. Semoga kalian paham maksud ku :D
*dari kak diles, yang selalu mengharapkan senyum kalian

Penuh Harap

Allah..
terima kasih karena telah mengajarkan seni bersyukur padaku..
Allah..
terima kasih karena telah memberikan aku nikmatnya bersabar dalam hidupku..
Allah..kalau bukan karena Mu..
maka aku tak akan sekuat ini..

Allah..
izinkan aku memetik hikmah dari yang ada di bumi Mu..
agar aku dapat terus memperbarui rasa cintaku pada Engkau Ya Rabb semesta
biarkan aku tertatih, terperosok bahkan jatuh
agar aku bisa terus bersyukur dan bersabar atas segala kehendakmu..

Generasi ini


Bismillahirrahmanirrohiim..
Malam itu di masjid dekat rumah, mendengar ustadz yang ceramah(yang hampir tiap tahun isinya sama), seorang perempuan muda berusia 21 tahun memilih tilawah al-qur’an daripada mendengar ceramah sang ustadz, tiba-tiba seorang anak kelas 2 SD bertanya padanya.
“kakak lagi baca apa?”
Perempuan yang sedang tilawah menengok pada anak itu sambil menutupi keterkejutan. Dan menjawab, “menurut kamu ini apa?” berharap bahwa pertanyaan anak itu adalah pura-pura. Ah tapi tidak, ternyata dia menggeleng sebagai jawaban atas ketidaktahuannya.
“ini alqur’an sayang, kakak lagi baca alqur’an”.
“oooh, alqur’an yah kak”. Bocah itu menyahut.
Berpikir dan menganalisa, pendidikan seperti apa yang diterapkan oleh orang tuanya untuk anak ini? Teringat saat pagi tadi membaca salah satu koran nasional, intinya koran itu menceritakan bahwa kebanyakan masyarakat saat ini menyerahkan sepenuhnya pendidikan islam kepada guru ngaji anak-anak mereka, tanpa bertanya dan mengevaluasi tiap perkembangan anaknya, “sudah iqro’ berapa nak ngajinya?”, “sudah sampai mana nak hafalan qur’an nya?”. Tapi kebanyakan tidak, mereka benar-benar menyerahkan tanggung jawab itu kepada guru ngaji anak-anak mereka. Hfff, maka inilah yang terjadi, silakan cek murid-murid kita, anak-anak disekitar kita, dan remaja-remaja itu.
Mereka cermin kita, ya lagi-lagi saya katakan bahwa mereka memang cermin-cermin kita, orang tua, dan guru mereka. Mungkin kita lalai mengevaluasi kemampuan bacaan alqur’an murid/anak kita, mungkin kita lupa untuk terus mengupgrade pengetahuan mereka tentang agamanya, dan membantu mereka untuk mempraktekannya dalam kehidupan mereka. Mungkin kita terlalu sibuk, hingga si kecil itu terlupakan.
Rabb, bantu kami memperbaiki diri, memperbaiki diri kami sendiri sama saja memperbaiki generasi ini. Ampuni ketidakpekaan atas segala tanda-tanda dari-Mu tentang generasi ini.
Izinkan wahai Rabb semesta alam..

untuk kalian, SANG PENDIDIK

"Bukanlah tanpa sebab Allah menitipkan amanah itu kepada kita. Karena setiap anak pastilah berharga. Setiap anak adalah istimewa. Kepayahan kita hari ini, kebahagiaan kita nanti. Tak lelah dalam mendidik, tak henti mendampingi. Bulir-bulir air mata dan peluh yang membasahi adalah mewangi surga yang mengiring kita ke dalam rumah Nya" -Bendri JR-

Untuk kalian..wahai para pemikul amanah yang berat ini, pendidik bangsa..apapun itu namanya..guru, mentor, tutor, ustadz..ahhh hanya sebuah nama, yang terpenting kalian adalah para pendidik. Dan gelar itu sudah terhormat menurut ku untuk kalian.

aku sudah terlanjur mengagumi profesi ini, dimanapun berada..
dan di tempat ini, istana ini, aku kembali menemukan gairah itu, gairah mendidik generasi itu.
Bahagianya saat berkumpul bersama SANG PENDIDIK lain, mengkolaborasikan ilmu dengan mereka, betapa sempurnanya kami dibalik keterbasan diri kami.
berusaha terus memperbaiki diri dan mengupgrade ilmu kami agar bisa mendidik mereka, anak-anak luar biasa dari belahan bumi Indonesia.

tak ada kata yang bisa menggambarkan kalian. Luar biasa! semoga semangat mendidik akan terus bersama kita, selamanya..

Cerianya Istana Kita

Kalau ada yang tanya, kenapa saya betah ada di sini..hmmm mereka yang bertanya harus merasakan dulu hidup sehari disini, baru akan tahu jawabannya. Begitu juga dengan kakakku, dulu sering bertanya dan meminta untuk terus di rumah, tapiii... waktu sekali iseng kesana, hmmm besok-besok minta balik lagi.
Di sini, ukhuwah begitu terasa, walau baru berjumpa beberapa jam, sudah merasa memiliki.

Ukhuwah seutuhnya berbicara tentang rindu, ah ya itu dia. karena ukhuwah kita, aku terlalu rindu yang menyebabkan terus kembali ke istana ini.

Aku

Merindukan aku yang dulu..
yang semangat memenuhi panggilan itu..
aahhh itu aku yang dulu..
walau sebenarnya ingin seperti itu lagi..
kenapa sekarang sulit?
sulit atau menyuliti diri sendiri..

mencari tahu ada apa..
hfff...semoga saja bisa kembali..
sebelum benar-benar hilang..

tentang negeriku..

aku meragu, pada kehebatan negeriku..
seperti halnya aku meragukan kehebatan diriku..
di tempat ini aku menemukan banyak hal-hal yang membingungkan..
yang membuat aku terkadang, berhenti sejenak untuk berfikir..
karena menurutku melelahkan memikirkan bangsa ini..

aahh ya, entah apa yang ku ragukan..

Diberdayakan oleh Blogger.

Copyright © / Mendidik Mencintai

Template by : Urang-kurai / powered by :blogger