Dialog rasa

Jika bersama adalah jawaban, maka hadirmu adalah harapan..
Dalam memori yang tak hilang, ada namamu dalam doa panjang..
Pada suatu masa, kita pernah bertanya tentang hakikat bahagia..
ingatkah kau cinta? tentang dialog rasa dari masing-masing kita
"Jika aku masuk neraka dan kau masuk surga, mau kah kau bersama denganku?" Tanyamu suatu waktu
"Jika aku masuk surga, maka akan ku bawa kau bersamaku dalam bahagia, karena inginku kita bahagia bersama, bukan bersama dalam siksa" jawabku menjawab kekhawatiranmu..

Kita menyeka duka dan suka dalam genggaman bahagia..
taukah kau? yang ku pinta adalah bisa menggenggammu kembali, bukan hanya lewat imaji tapi juga lewat jemari, penuh arti
J

Seseorang pernah bertanya padaku tentang apa nikmatnya terlahir kembar, ah kau, aku yakin kau pun tahu jawabannya dan jawabanku padanya..
Aku menganalogikan seperti seorang sahabat, jika setiap manusia memiliki sahabat pada tiap rentang pendidikan, berganti dan terus berganti sesuai dengan tingkatan pendidikannya, tidak demikian dengan kita. Aku memiliki sahabat yang bahkan sudah dari rahim, hingga kini, hingga nanti. Tanpa jeda, tanpa prasangka. 

Saling mengerti, penuh arti. Kau dan aku, kita J
Seolah kata tak pernah jenuh menceritakan kita
Seolah kata tak pernah letih mengulang kisah kasih kita
Seolah kata tak pernah terjebak dalam prasangka
Seolah kata, hanya lagi dan lagi tentang kita



*Menyeka butir bening pada mata, yang setia menjaga dalam jarak yang memisahkan raga.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Copyright © / Mendidik Mencintai

Template by : Urang-kurai / powered by :blogger