Bukan

Maaf ya, maaf sekali.

Aku tak nyaman. Aku utarakan ini pada lingkaran kata yang aku harap tak kau mengerti maknanya, agar apa? Agar kau tak perlu merasa bersalah.

Aku tak nyaman, dengan segala rengekanmu yang mewujud hinaan. Masalahmu di mana? Oh maaf, salahku atas takdir ini di mana? Kau tahu apa?

Kemudian kau berkilah bahwa ini wujud cinta?
Haha, mari kita tertawa.
Cintakah jika membuat luka?
Cintakah jika tercabik hati yang satunya?
Cinta bukan seperti ini.

Maaf, bahkan siswiku yang memiliki keterbatasan lebih tahu lebih dalam makna cinta.
Ia punya doa.

Kau punya apa?
Sekadar lisan bertutur tak beradab atas kepongahan diri.
Milikmu kah kebahagiaan itu?
Kuasamu kah kenikmatan itu?
Bukan.

Bahkan seujung kuku pun itu bukan milikmu dan kuasamu.
Maka, apa yang pantas kau banggakan?
Maka, apa yang pantas kau hinakan dariku?
Maaf, sebab aku cinta.
Maka cintaku mewujud diam, agar tak perih hatimu, hatiku, hati kita.

-Aldiles Delta Asmara-

251115

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Copyright © / Mendidik Mencintai

Template by : Urang-kurai / powered by :blogger