Penjaga utusan Allah :)

Malam itu sekitar jam 09.15 ada nomor asing mampir ke ponselku, tanpa curiga aku mengangkatnya. Pikirku, mungkin itu panggilan ngajar tapi mana mungkin pada malam hari, langsung menerima dengan salam.
“assalamualaikum, dek ini abang”
“waalaikumussalam, abang siapa yah??
“itu loh…..”
Maka cerita pun berlanjut, intinya seorang lelaki di sana mengaku masih saudara denganku dan bercerita dengan panjang lebarnya tentang nasib keluarga barunya. Ah rasanya mau segera ku putus saja pembicaraan ini karena seperti ada firasat, aku mengetahui alur dari cerita ini. Benar saja, setelah ku biarkan dia bercerita karena ku anggap dia masih bersaudara yang tidak enak jika diputus ternyata dia memintaku untuk jadi istrinya, hufffff sebal bin kesal bin menyesal, kenapa tidak seperti yang sudah-sudah, kalau ada nomor asing tidak perlu diangkat. Ketika dia bicara, ada rasa yang membuat ku menangis ketakutan, entah apa. Orang tersebut meminta untuk bertemu, dan ku tolak dengan berbagai alasan, beruntunglah ketika itu adalah malam hari sehingga aku punya alasan untuk memutus pembicaraan ini.
“maaf, saya mau istirahat, assalamualaikum”.
Tanpa menunggu konfirmasi dan jawaban salamnya, langsung saya putuskan pembicaraan di handphone.
Haaaaa mama aku takuuuutttttt…
Selesai bicara dengannya, tanpa pikir panjang aku langsung menghubungi mama yang kini berada di Samarinda, bercerita bahwa tadi ada laki-laki kurang ngajar yang mengaku masih saudara namun mengajak menikah. Tadinya aku ragu cerita, khawatir mama mendukung rencana lelaki itu, maklum tadi dia menyebutkan pekerjaannya dan termasuk mapan. Tetapi setelah aku bercerita sambil menangis ketakutan, mama merespon dengan sangat menenangkannya.
“udah ga usah nangis, dia itu gak pantes buat dd, dia ngerokok dan gak ngaji, tenang aja mama yang akan melindungi dd”
Aaaaahhhh tangis yang berubah jadi senyum mengembang. Mama dengan jarak terpisah pulaupun masih melindungi dan menenangkan dengan ketegasannya, yang buat aku senang teramat ketika mama bilang “dia gak ngaji” seolah tahu kebutuhan dan kriteriaku, bahagiaaaa tanpa sedikitpun kekhawatiran tersisa kembali. Terima kasih dengan keterjagaanmu mama J
Ya Allah terima kasih sudah menghadirkan malaikat penjaga yang ku sebut sebagai mama J
Tulisan ini sengaja ditulis bukan untuk mengingat-ingat atau menyebarkan keburukan seseorang, namun hanya ingin membuat saya mengingat selalu tentang romantisnya mama dengan penjagaan ekstranya meskipun berada jauh di seberang pulau.
Nobember, 26


0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Copyright © / Mendidik Mencintai

Template by : Urang-kurai / powered by :blogger