Menjadi Istri

Menjadi Istri

oleh: Aldiles Delta Asmara

Telah dikabarkan kepadamu duhai wanita, tentang sebuah jalan keabadian yang di sana terdapat singgasana terindah dan kau ibarat pemiliknya, sebab kau bebas masuk dari pintu yang mana saja. Dan jalan itu salah satunya bermula dari menjadi seorang istri.

“Jika seorang wanita selalu menjaga shalat lima waktu, juga berpuasa sebulan (di bulan Ramadhan), menjaga kemaluannya (dari perbuatan zina) dan taat pada suaminya, maka dikatakan pada wanita tersebut, “Masuklah ke surga melalui pintu manapun yang engkau suka.” (HR. Ahmad; shahih)


Pintu langit telah terketuk, pintu hati telah terbuka untuk satu jiwa, yang karenanya taatmu beralih. Dan pintu keberkahan, semoga mengalir terus menerus.


Dalam rupa sepertiga malam, kau kan terbangun dalam tunduk sujud bersama, melantunkan doa, mengeja tiap harapan dalam kehidupan yang sampai surga.

Menjadi istri adalah menjadi bidadari, dalam miniatur surga yang terketuk dengan salam dan kata-kata lemah lembut penuh cinta yang menyejukkan hati. Menjadi istri adalah melatih diri menjadi bidadari, tak mudah mengeluh, tak mudah mengubah raut wajah dari riang menjadi berang, tak mudah untuk ucap kata-kata yang menyakiti hati, selalu tersenyum dan membahagiakan suami.

Menjadi istri adalah menjadi separuh ragawi bagi suami. Melengkapi, menyertai, memperbaiki, dengan tanpa melupakan posisinya sebagai imam dalam rumah tangga iman ini. Jika surga menjadi tujuan, maka tetaplah berupaya bergandeng tangan dalam perbaikan. Tak perlu menuntut diperbaiki, tapi cobalah memperbaiki, tak menagih untuk dilayani tapi cobalah melayani.

Menjadi istri adalah menjadi penerang hati, kala gundah meliputi hari sang suami, senyummu bak rona mentari dalam penat lelah mengais rizki. Memberi cahaya yang menyinari, memberi kesejukan yang menentramkan hati. Menjadi penerang dan penyejuk dengan terjaga dari ketergesaan memburu tanya "ada apa?" pada tiap ubah ekspresi suami. Cukup menjadi tempat bersandar hingga sang suami tanpa ragu berbisik "mohon selimuti". Dan menjadi Qurrota a'yun bukan sekadar mimpi.

Menjadilah kamu seorang istri, yang mampu memahami suasana hati, bukan hanya menuntut untuk dipahami lagi dan lagi. Sebab suami bukan yang Maha Tahu, maka diammu tak akan mengubah kondisi. Pahami bahwa dia makhluk penuh khilaf diri.

Menjadilah kamu istri yang diridhoi, dalam langkah kemanapun kamu pergi, bukan dengan gerutu dihati. Agar cintanya dan cintamu berujung surgawi.

Suatu hari saat menjadi istri, akan banyak pertanyaan yang kau tanyakan pada Robbmu terkait takdir ini. Kadang kau syukuri, kadang kau ingkari.

"Mengapa dia?"

"Mengapa aku?"

"Mengapa tak seperti yang lainnya?"

Percayalah bahwa kau dipilih untuknya bukan tanpa sebab. Berlelah hari ini, bahagia suatu hari nanti. jika kau meyakini.

Maka kini genggamlah tangannya, tatap matanya, dan bisik dalam mesra "jadikan aku bidadarimu, di dunia dan di surgaNya".

Pengingat diri dihari menggenapnya adik tercinta pagi tadi, Ayu Sulistia dan suami.

Barokallahu Laka wa baroka 'Alaika wa jama'a bainakuma fii khoir..

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Copyright © / Mendidik Mencintai

Template by : Urang-kurai / powered by :blogger