Ayo Sini Main Sama Aku

"Gampang banget tau Dil bikin anak anteng gak rewel, gak ganggu umminya"
Saya: "masa? gimana caranya??"
"kasih aja hape"
-_-
"Iya bener Dil, tapi gue gak akan melakukan itu. Sesekali bolehlah, asal jangan seharian pegang hape."
****
Bener juga ya, beberapa kali menemukan anak-anak yang anteng banget -bahkan mendekati ga peduli sekitar- saat dia pegang hape. Mau anak ada reaksinya?? Copot aja hape dari genggamannya, dijamin dia bakal teriak-teriak ngamuk seolah keadaannya jauuuhhh beda saat dia pegang hp. Mau anak gak 'ganggu' kita?? kasih aja hape, maka dijamin kita senang dia amat senang. Sayangnya senang yang sementara :(

Sedih sih, anak anteng tapi 'pergi jauh' dari dunianya, anak anteng tapi 'ngamuk ganas' saat berhadapan dengan kita. Apalagi jika keinginan untuk pegang hape tidak terpenuhi.
Haruskah bermusuhan dengan hape? mungkin iya, mungkin juga tidak, asal dengan batas dan tak membuat anak terlena.

Ya Allah, adakah cara agar anak-anak kami hatinya terikat pada kami bukan pada hape?

Ada, ternyata ada. Hanya saja mari jawab pertanyaan "maukah luangkan waktu tinggalkan hape kita untuk bercengkerama, bermain, berkisah dengan anak kita??"
"Maukah berlelah sedikit dan banyak untuk menjadi alat peraga permainan mereka? Entah menjadi perahu, kuda, dan atau lainnya"
"Maukah mengeluarkan beberapa rupiah untuk membeli barang-barang penunjang kecerdasan mereka? Tak mesti yang mahal."

Karena mungkin saja anak terikat dengan hape karena merasa diabaikan oleh orang tuanya yang sibuk dengan hape -entah apapun alasanya-. Maka ikat hati mereka dengan mulai menjauhi hape dari tangan kita. Agar mudah ia dinasehati, agar mudah ia berakhlak terpuji.

Jangan pernah mengabaikan kalimat permintaan sederhana dari anak "ayah/ibu, ayo sini main sama aku." Justru semestinya berbahagialah, sebab itu berarti masih ada kita di hati mereka.

Teringat ucapan seorang mbak yang bilang "lebih baik berlelah-lelah saat mereka kecil untuk melatih kecerdasan, akhlak dan kesholehan anak kita dibanding saat mereka kecil kita maunya santai dengan menuruti semua keinginan mereka, apalagi untuk pegang hape, tapi saat mereka besar kita justru lelah mendapati segala keburukan mereka. Sebab pengasuhan adalah hutang." (ini ucapan mba Nita istri AjoBendri beberapa tahun yang lalu saat cerita tentang pengasuhan di rumahnya).

Jadi??? Mari belajar lagi wahai (calon) orang tua.
Tak apa ya Umma, saat suatu hari nanti kegiatanmu hanya "nyuci nyapu ngepel nyusui dan ngajarin" ia yang sepertinya harus berulang-ulang dan terlihat membosankan, sebab itu lebih baik dibanding rumah rapi tapi hape dalam genggamnya seharian.

Tak apa ya Umma, saat ia lebih banyak menangis untuk menyatakan keinginannya, semoga tak menyerah dengan memberinya jalan pintas berupa hape dalam genggamnya.

Tak apa ya Umma, untuk belajar lebih cerdik lagi agar menarik dihadapannya saat ia mulai GTM, jangan menyerah dengan memberinya hape sebagai syarat ia harus makan.

Tak apa ya Umma, saat buku-buku harganya sedikit mahal untuk membuatnya candu membaca daripada ia candu terhadap hape.

Tak apa ya Umma, saat sendok, garpu, tutup panci, bahkan kulkas menjadi alat eksplorasinya daripada ia hanya menggerak-gerakkan jari pada hapenya.

Tak apa ya Umma, semoga sabar dengan segalanya, sabar dengan tanpa teriakan "SABAR DONG ADEK, UMMA LAGI MAKAN"

Tak apa ya Umma, semoga syukur dengan mengingat bahwa dulu ia berupa garis dua pada alat tes yang membuat kita berlonjak kegirangan bahkan bahagia menantinya.

Tak apa yaaa..
Kan ada Allah

Pada Allah kita titipkan segala keluh kesah. Semoga berbuah Jannah.

-Hasil obrolan pengasuhan dengan Dila-
Aldiles Delta Asmara (hanya seorang Umma)

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Copyright © / Mendidik Mencintai

Template by : Urang-kurai / powered by :blogger