Ibu, kemarin ku baca-baca kisah Maryam
Sang perawan suci yang Allah berikan bayi dengan akhlak rupawan
Menurut kisahnya, Maryam begitu berpayah dalam lelah
Mendekati putus asa, menyerah dalam segala upaya
Lalu tiba-tiba aku ingat cerita engkau saat mengandungku
Engkau memang belum seistimewa Maryam
Kisahmu pun tak banyak diperdengarkan orang awam
Tapi aku tahu..
Sakitmu tiap waktu dalam 9 bulan
Pastilah persis seperti yang dialami oleh Maryam
Kadang tegar pada karunia Tuhan
Kadang pernah, meski sedikit, berputus asa sebab ujiannya dalam setiap malam
Ah, pantas saja surga layak untuk kau dapatkan
Ibu, kemarin ku baca-baca kisah Bunda Hajar
Yang tegar dalam membesarkan bayi merah
Di padang kering tanpa harapan hidup mewah
Berlari bolakbalik dari Safa menuju Marwah
Marwah menuju Safa
Begitu seterusnya hingga 7 kali hitungan
Berlelah, berpayah, berupaya karena satu tujuan
Bayi merah dalam pangkuan menangis karena kehausan
Hingga ikhtiarnya Allah karuniakan air dalam hentak-hentak kaki mungil bayi rupawan
Keluarlah air yang tiada henti tercurah untuk mereka
Zam-zam
Kemudian saja aku teringat kisahmu dalam membesarkanku yang penuh perjuangan
Memang tak seheroik Hajar dalam bolakbalik Safa dan Marwah
Tapi bayi kehausan dalam dekapanmu membuat lecet yang tak kecil pada tempat menyusu sang bayi yang kehausan
Namun kau tak henti menyusuiku hingga 2 tahun silam
Meski gigi tumbuh sebagai tanda bahwa akan ada lecet yang lebih dalam
Kau pun melanjutkan kisahmu dalam perjuangan memenuhi giziku, mencerdaskan akalku, membiasakan kebaikan bagi akhlakku.
Yang ku tahu, tak semudah kedipan mata dalam memandang.
Ah ibu, pantas saja surga layak untuk kau dapatkan.
24 jam dalam 7 hari kisahmu sebagai ibu
Adakah terselip bahagia di sana?
Nyatanya aku sering mendapatkan kau menangis panjang mengadu pada Tuhan
Meski kau selalu berkata, bahwa menangis karena bahagia telah memiliku.
Padahal bisa saja karena aku yang selalu menguji kesabaranmu.
Sabar dan syukur bedanya memang setipis sajadahmu
Namun kisah sabar dan syukurmu dalam mengasuhku, telah berurai panjang seperti air matamu sejak awal mengandung hingga aku besar
Ah ibu, pantas saja surga layak untuk kau dapatkan.
Atas perih dan segala sakit karena mengandungku
Atas pedih dan lelah dalam membesarkanku
Atas segala tangis sabar dan syukur dalam memperbaiki akhlakku
Adalah surga, yang tak pernah luput ku sebut agar Allah hadiahkan untukmu.
Ibu.
Sebab hanya surga yang sebanding untuk membayar segala perjuanganmu.
-Aldiles Delta Asmara
0 komentar:
Posting Komentar