Bismillahirrahmanirrohiim..
Malam itu di masjid dekat rumah, mendengar ustadz yang ceramah(yang hampir tiap tahun isinya sama), seorang perempuan muda berusia 21 tahun memilih tilawah al-qur’an daripada mendengar ceramah sang ustadz, tiba-tiba seorang anak kelas 2 SD bertanya padanya.
“kakak lagi baca apa?”
Perempuan yang sedang tilawah menengok pada anak itu sambil menutupi keterkejutan. Dan menjawab, “menurut kamu ini apa?” berharap bahwa pertanyaan anak itu adalah pura-pura. Ah tapi tidak, ternyata dia menggeleng sebagai jawaban atas ketidaktahuannya.
“ini alqur’an sayang, kakak lagi baca alqur’an”.
“oooh, alqur’an yah kak”. Bocah itu menyahut.
Berpikir dan menganalisa, pendidikan seperti apa yang diterapkan oleh orang tuanya untuk anak ini? Teringat saat pagi tadi membaca salah satu koran nasional, intinya koran itu menceritakan bahwa kebanyakan masyarakat saat ini menyerahkan sepenuhnya pendidikan islam kepada guru ngaji anak-anak mereka, tanpa bertanya dan mengevaluasi tiap perkembangan anaknya, “sudah iqro’ berapa nak ngajinya?”, “sudah sampai mana nak hafalan qur’an nya?”. Tapi kebanyakan tidak, mereka benar-benar menyerahkan tanggung jawab itu kepada guru ngaji anak-anak mereka. Hfff, maka inilah yang terjadi, silakan cek murid-murid kita, anak-anak disekitar kita, dan remaja-remaja itu.
Mereka cermin kita, ya lagi-lagi saya katakan bahwa mereka memang cermin-cermin kita, orang tua, dan guru mereka. Mungkin kita lalai mengevaluasi kemampuan bacaan alqur’an murid/anak kita, mungkin kita lupa untuk terus mengupgrade pengetahuan mereka tentang agamanya, dan membantu mereka untuk mempraktekannya dalam kehidupan mereka. Mungkin kita terlalu sibuk, hingga si kecil itu terlupakan.
Rabb, bantu kami memperbaiki diri, memperbaiki diri kami sendiri sama saja memperbaiki generasi ini. Ampuni ketidakpekaan atas segala tanda-tanda dari-Mu tentang generasi ini.
Izinkan wahai Rabb semesta alam..
0 komentar:
Posting Komentar