Menghafal Al-qur'an semudah tersenyum

Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al Khottob radiallahuanhu, dia berkata: Saya mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Sesungguhnya setiap  perbuatan tergantung niatnya.  Dan  sesungguhnya  setiap  orang  (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan.

(Riwayat dua imam hadits, Abu Abdullah Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim bin Al Mughirah bin Bardizbah Al Bukhori dan Abu Al Husain, Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim Al Qusyairi An Naishaburi dan kedua kitab Shahihnya yang merupakan kitab yang paling shahih yang pernah dikarang) .

Ada yang berbeda dari i'tikaf 10 hari terakhir di masjid At-tin tahun ini. Sejak tahun 2012, saya dan mama sudah rutin tiap harinya di 10 hari terakhir ramadhan untuk beritikaf di sana. Kegiatan yang tak berbeda pada umumnya dari tahun ke tahun. Bakda sholat taraweh dilanjutkan dengan kajian sampai kira-kira jam 22.00 untuk kemudian lanjut qiyamul lail jam 02.00

Tapi tidak untuk tahun ini, selepas taraweh ada kegiatan menghafal Alquran terlebih surat An-Najm dengan tema "menghafal alqur-an semudah tersenyum". Jama'ah sangat antusias mengikuti kegiatan tersebut, terlebih dimalam 26 sampai malam 29 akan ada perlombaan menghafal surat An-Najm yang berhadiah umroh. Wah masyaa Allah. Banyak sekali yang ingin mengikuti perlombaan tersebut meskipun seleksinya susahnyaaaaa masyaa Allah. Jama'ah bukan hanya diminta untuk membacakan surat An-Najm sampai selesai, tetapi juga menghafal plus arti, bukan lagi arti tiap ayat, tapi arti tiap kata. Susah.

Maka jama'ah dibuat berdecak kagum diiringi takbir berkali-kali ketika melihat ada peserta yang dengan mudahnya menjawab semua pertanyaan yang diajukan sang ustadz. Seolah berkata, ini adalah keajaiban al-qur'an, karena begitu mudahnya dipahami. Plus membuat sebagian yang masih bermalas-malasan menghafal malu karena masih abai dalam kewajiban menjaga al-qur'an.

Suatu pagi saat berada di parkiran motor masjid At-tin, saya mendengar dua orang pemuda terlibat pembicaraan serius mengenai perlombaan berhadiah umroh ini. Pemuda 1 berkata:
"kita hafalin An-Najm yuk, siapa tau kita bisa dapet umroh".
Pemuda 2 membalas "hei kalau gitu, niat menghafalnya bukan lagi karena Allah, ayo lurusin niat".

Saya langsung tertegun mendengar pernyataan pemuda 2. Banyak sekali godaan-godaan dalam menghafal al-qur'an, salah satunya adalah hadiah-hadiah dunia yang diberikan kepada para penghafal. Bulan ramadhan ini Allah beri kesempatan pada saya dan teman-teman untuk menjadi kakak mentor dalam program hafizh quran di Trans7, betapa kami berkali-kali mengingatkan pada mereka bahwa tujuan menghafal adalah menjadi juara di hadapan Allah, bukan untuk juara diacara ini.

Berkali-kali, karena seringnya terlihat niat yang agak berbelok dari para hafizh cilik. Kami hanya takut, motivasi mereka menghafal bukan karena Allah, tetapi hanya karena ingin juara dalam acara ini. Alhamdulillah, mereka paham, dan berjanji bahwa program menghafal mereka tak akan berhenti meski mungkin tidak juara dalam acara ini.

Sulitnya menjaga niat, setan begitu jahatnya membuat kegiatan baik jadi hangus hanya karena salah niat. Dan salah satu sebab hafalan bisa tetap melekat adalah dengan meluruskan niat. Saya berkesempatan mewawancarai salah satu penerima umroh dari program menghafal di At-tin. Yang menjadi pertanyaan inti saya adalah "amalan rahasia apa yang membuat kamu bisa mendapat anugerah Allah menuju rumahNya". Jawabnya "ga ada amalan khusus, yang terpenting adalah menjaga hati saat menghafal al-qur-an, menjaga hati dari niat yang salah, serta menjaga hati dari keburukan-keburukan lainnya".

Masyaa Allah, semoga Allah tak salah memilihmu menuju rumahNya duhai saudari.

"Menghafal Al-qur'an itu mudah, yang sulit adalah menjaga hati agar gak pamer kalo sudah punya hafalan". Tambahnya, yang membuat saya dan teman-teman yang bersamanya saat itu merasa ditampar berkali-kali.

Semoga kita mampu, menjadi penghafal al-qur'an yang terjaga keikhlasannya, agar kelak di hari akhir nanti, kita bukan salah satu makhluk yang bangkrut amalnya hanya karena salah niat. Aamiin, insyaa Allah..

Ya Allah.. curahkanlah rahmat kepadaku dengan Al-Qur’an, dan jadikan Al-Qur’an sebagai pemimpin, petunjuk, dan rahmat bagiku.

-Aldiles Delta Asmara-
3 Syawal dengan azzam yang baru.


0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Copyright © / Mendidik Mencintai

Template by : Urang-kurai / powered by :blogger