Narasi pernikahan(perpisahan)

Bertuturlah cinta dalam keagungan janji-janji pertanggungjawaban yang sungguh berat. Berat yang tak hanya bagi penerus Adam, namun juga penerus Hawa. Ia berupa pengabdian dalam pagi, siang, petang, dan malam. Membisik kata-kata taat, bersembunyi dari godaan para penggoda, berlindung pada Ia, Sang Maha Cinta.

Duhai Saudari yang ku cintai karena Allah, diiringi doa syahdu dari jauh untuk keberkahan pernikahanmu, aku pun kembali mengingat kisah persaudaraan kita.

Memilikimu adalah cuaca,
Pada terik dalam semangat sorot mata kecil milikmu.
Pada mendung dalam rona murung wajah mungilmu.
Pada hujan yang melimpahruahkan nikmat dalam kebaikan-kebaikan akhlakmu.

Bersaudari adalah menguasai cuaca, membersamai asa, menyertai suka duka. Mengobati dengan cinta segala kecewa. Dan bayang-bayang kebersamaan kita kembali hadir dalam bentuk rupa kenangan. Mengiringinya dengan desah tasbih berwujud syukur atas bersaudarinya kita, aku dan kau, bersama.

Kita sudah saling menggenap sebelum hari ini kau menggenap bersamanya. Kita sudah saling menggenap, menyempurnakan deret puzzle atas tiap kisah hidup kita. Kita sudah saling menggenap.
Maka ketika menggenapmu kini bersamanya, tetaplah membawa kepingan puzzle persaudaraan kita agar persaudaraan kita tak kembali ganjil seperti ketika kita belum saling mengenal.

Tetaplah membawa kabar-kabar bahagia, tetaplah membawa eratnya persaudaraan kita, tetaplah membawa doa-doa kebersamaan kita yang telah telanjur mengangkasa.

Tetaplah membawanya, dengan tanpa meninggalkan kesedihan untuk kami di Jakarta. Tetaplah membawanya menuju miniatur surgamu di sana. Tetaplah membawanya, hingga dalam bahagiamu tetap ada kisah kebersamaan kita.

Dan, kabarkan segala bahagia bagi kami yang kini tak lagi mampu membersamai dalam jumpa canda tawa.

*ditulis dengan sedih-sedih bahagia karena kamu harus pergi bahkan sehari setelah menggenap, bahagia-bahagia sedih karena perjuanganmu menggenap akhirnya berakhir sudah.

Barokallahulaka wabaroka 'alaika wajama'a bainakumaa fii khoir untuk Afri Wulandari dan Suami.

-saudarimu terkasih Aldiles Delta Asmara-

6 September 2015

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Copyright © / Mendidik Mencintai

Template by : Urang-kurai / powered by :blogger