Merasakan Rasa


Mungkin ini yang mama rasakan pada anak tersayang saat usia si anak sudah sampai pada usia kesibukan.

Sibuk, jarang di rumah, jarang bersama, pergi pagi, pulang malam, keluar rumah, lagi dan lagi.

Katanya sih alasannya dakwah, untuk umat, ngisi, diisi, syuro, dan sebagainya, dan sebagainya.

Dari senin sampai jumat, mama bersabar atas waktu kebersamaan yang tersita karena kuliah dan amanah si anak. Bersabar untuk sabtu dan minggu, dengan segala angan kebersamaan, memasak makanan spesial, makan bareng, berlibur ke pantai atau sekadar ngobrol akrab tanpa batas. Tapi ternyata, sabtu dan minggu harus diikhlaskan lagi. Untuk dakwah kata si anak.
Pengennya sih memberontak, pengennya sih protes sambil bilang "waktu buat dakwahin mama kapan?" Atau jangan-jangan juga membatin "mama juga bagian dari umat kan?" Tapi takut dibilang ga mendukung dakwah, pemberat langkah, ujian dalam dakwah. Hffttt serba salah. Akhirnya mengikhlas si anak pergi. Dan membangun kesabaran kembali yang sampai entah kapan hingga si anak benar-benar menyediakan waktu untuk mama.

Sedih ya.

Dan kini aku merasakan, meski bukan dengan seorang anak seperti mama dulu. Tapi denganmu, oleh rasa yang (mungkin) sama.

-Aldiles Delta Asmara-
Setelah sepertinya akan gagal lagi untuk pergi ke Puncak karena amanah dakwah menunggu.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Copyright © / Mendidik Mencintai

Template by : Urang-kurai / powered by :blogger