Ibumu, ibumu, ibumu, kemudian ayahmu

Mungkin suatu kali, ketika ada marah kepada ibumu, coba tengok perut ibumu yang mengendur.
Dulu, kau ada di sana, di perutnya dengan segala sakit yg tak pernah membuatnya marah..

Mungkin suatu hari, ketika kau merasa lelah dan berat membiayai hidup ibumu, cb tengok sebentar saja perutnya yang nampak mengendur..
Dulu ia kelelahan membawamu ke mana pun, namun ia tak pernah meninggalkanmu dengan keluh dan merasa berat ..

Mungkin suatu pagi, ada helaan panjang kau rasakan ibumu sebagai penghalang dalam gerak, coba tengok sekejap perut ibumu.
Dulu, 9 bulan kau menghalangi geraknya namun tak sebersitpun terlintas rasa itu di hatinya..

Mungkin suatu senja, kau rasakan rumah tak lagi sebagai tempat ternyaman utk kau pulang karena keberadaan ibumu, coba kau lihat perut ibumu sebentar saja
Dulu, kau akui atau tidak, di sanalah tempat ternyaman itu, di dekatnya..

Mungkin suatu malam, kau terganggu dg keluh sakitnya, coba tengok perut ibumu yang kini mengendur..
Dulu kau adalah penyebab sakitnya, namun tak pernah ia merasa terganggu..

Suatu hari aku berkata "mama perutnya jeleeeekkkk, hehehe"
Katamu "mama bangga, karena dari perut mama lahir 4 kebanggaan mama"

Semoga tak akan pernah kita rasakan segala yang "mungkin" tersebut...

Ibumu, ibumu, ibumu
Kemudian ayahmu :)

Cinta pertama dan tak pernah berakhir

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Copyright © / Mendidik Mencintai

Template by : Urang-kurai / powered by :blogger