Semua akan berlalu

Saat kaki-kaki mulai lemah, menginjak dan terinjak pada apa yang membuat kita tegar berdiri, menyiapkan hati, memperbaiki diri, serta mengasah nurani. Percayalah, semua akan berlalu. Mengalun dalam ayun menuju keridhoan dariNya tentang sebuah lelah dalam lillah.

Ketika peluh tersandarkan pada keluh, tentang sebuah rasa yang tak terenyuh, meski hati memilih menyingkap jenuh. Percayalah, semua akan berlalu. Dalam hati yang ridho pada ketetapanNya yang menyentuh dengan kepasrahan yang utuh.

Jika matamu menderas air duka, pada linangan penuh kecewa, tentang rasa sakit yang menganga, tersibak dalam rasa yang tak biasa. Percayalah, semua akan berlalu. Tertampaklah bahagia untukmu dalam balutan baik sangka padaNya yang membuat bahagia semakin merona.

Pada yang terlampiaskan rindu dalam jarak yang tak tertempuh jejak, meresapi hidup dalam pengulangan sebuah kenangan, mengorek gelisah, menanti tentang sebuah pertemuan. Percayalah, semuanya akan berlalu. Hingga pada suatu masa, tatapmu tak lagi bercahayakan kelopak bening tanda kerinduan, yang ada hanya pelukan hangat dan belaian nyata.

Sekejap rasa kau ciptakan untuk merasakan kecewa, hingga tak ada lagi tatap baik sangka, tentang rasa yang terbelah dalam biduk suatu masalah. Senyap pun menghinggapi, menyoal keengganan untuk pergi. Percayalah, semua akan berlalu. Teriring beruntai dan bertumpuk-tumpuk kata pengikat segala kecewa. Maaf, katamu. Hingga luluh rasa menghilangkan kecewa.

KataNya, Ia tak akan mengubah nasib kita sebelum kita sendiri yang mengubahnya. Dan kini, usahamu dalam penyempurnaan takdirmu memang tak semulus imaji dalam khayalmu. Tak mengapa. Percayalah, semua akan berlalu. Hingga disuatu masa, entah kini ataukah nanti, kan terhadir bahagia tersebab upaya dalam lelahmu.

Masa-masa bahagia akan dipergilirkan, pun begitu dengan masa-masa duka yang kau rasa selama panjang usia. Percayalah, semua akan berlalu. Kelak, Senyum simpul tak lagi malu-malu menjadi teman setia sebagai pertanda, kau telah bahagia.

Semua memang akan berlalu, berlalu dengan menjadi bahagia, ataukah duka, tergantung pada pencapaianmu dalam melewatinya. Apakah kau tapaki tiap jejaknya, ataukah hanya pandang yang menelusuri jalannya, atau yang berbahaya ketika tak ada usaha dalam pengubahan capaianmu. Karena, memang semua akan berlalu seperti halnya hidup kita pun pasti berlalu, hingga aksara meninggalkan nama. Sedang kebaikankah yang kita bawa?ataukah nestapa dalam hisabNya?

Maka, biarkan ia berlalu dengan ketaatanmu dalam penyempurnaan takdirNya. Selalu.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Copyright © / Mendidik Mencintai

Template by : Urang-kurai / powered by :blogger