"kamu KEPO deeeehhhhh"

Kepo, suatu kata yang lagi naik daun belakangan ini, kurang lebih satu atau dua tahun inilah sebelum kata cabe-cabean, miapah, ciyus. Dsb.

Kata yang bisa membuat anak kecil terlihat kurang ajar di depan orang yang lebih tua. Contohnya aja, ketika dulu saya pernah mengajar di TK, bertanya pada siswa “apa kabar sayaang?” dan dijawab “ih ibu kepo deh”. Ada lagi ketika bertanya pada siswa kelas 2 SD, “hei, kamu sekolah di mana?” dan terjawab lagi “ih kakak kepo deh”. Marah? Jelas, tapi untuk apa? Mereka pun tak mengerti apa yang mereka katakan, jadi?hmmm

Kepo pula yang menjadikan seseorang yang sedikit dewasa terlihat menjadi kekanak-kanakan ketika ada yang bertanya, “gimana hasil rapat hari ini” jawaban sudah bisa ditebak “kepo”. Dan pertanyaan-pertanyaan lain yang tetap berujung pada satu jawaban “kepo”.

Kepo itu apa siiihhh???batasan kepo apa siiihhh???pada siapa aja kaah kepo boleh diucapkaannn??
Sebenarnya saya merasa tulisan ini tidak penting, apa pentingnya coba saya ikut-ikut arus merepotkan dan meributkan “kepo”. Tapi kemudian pikir berubah ketika semakin lama, semakin hari kepo semakin menyakiti saya sebagai lawan bicara. Lebay yah?haha bodo amat.

Jadi sebenarnya kepo adalah Knowing every Particular Object, ah saya yakin semua mah sudah tau arti kata kepo, tapi kira-kira tau gak yaa kapan dan pada siapa saja kepo itu pantas diucapkan??

Bagi saya, jika kamu merasa sudah dewasa seharusnya tahu betul kapan dan pada saat apa kepo itu layak untuk diucapkan, jangan sampai seseorang jadi malas dan hilang kepedulian hanya karena takut dianggap “kepo”. Jika sudah dewasa, harusnya kamu juga sudah sadar mana batas “kepo” dengan “kepodulian” (maksa). Jawablah mana pertanyaan-pertanyaan kepodulian dengan baik, dan tanggapilah dengan baik juga pertanyaan-pertanyaan yang keponya nyata. Misal, kalau ada yang bertanya “gimana keadaannya??” ya masa kita jawab “kepo deeeh”. Jadi mana donk yang termasuk pertanyaan kepo? Yaa kalau kamu sudah dewasa saya yakin sudah bisa membedakan. Saya kasih contoh pertanyaan yang keKEPOannya terlihat nyata, begini: “eh, sudah proses dengan ikhwan lagi belum?” nah itu tuh kepo. (ini kepo atau curhat sih) ^^

Yaaa gak penting kan nanya sama orang sudah taaruf lagi apa belum, lah emang taaruf itu untuk diberitakan??enggak kaaan?? Oke fokusfokus bahas kepo, taarufnya skip dulu.

Hati-hatilah terhadap penggunaan kata-kata yang terdengar tidak sopan dan kurang ajar, bukan hanya menyakiti lawan bicara, tetapi juga bisa menjadi contoh bagi anak-anak di sekitar kita. Lihat saja, berapa banyak anak-anak yang dengan kepolosan menjawab pertanyaan orang tuanya dengan jawaban “ih kepo deeehh”. Bahkan ada yang sangaat menyakitkan ketika seorang ibu mengajak anaknya makan “nak makan yuk” jawaban anaknya meski bukan keo, tapi dengan jawaban yang sejenis dengan itu “kalo aku gak makan masalah buat lo?” pengsan.

Nah, karena anak-anak adalah peniru terbaik, maka kita punya peran sangat besar dalam membentuk sifat kekurangajaran dan ketidaksopanan mereka. Perbaiki dari sekarang, kurangi dan hilangkan betul kata-kata yang memang tidak pantas untuk diucapkan sebelum generasi-generasi sekarang hilang kepedulian pada lingkungan sekitarnya.

Mari berkaca pada teladan yang kesopanannya diakui oleh orang yang mencintainya maupun yang membencinya, siapakah dia? Siapa lagi kalau bukan Rasulullah. Rasulullah sebagai sumber ilmu gak pernah tuh jawab pertanyaan-pertanyaan sahabat dengan jawaban sekenanya, beliau selalu jawab dengan jawaban yang paling manis. Misalnya saja, ketika ada sahabat yang bertanya “siapakah orang yang pantas aku hormati?” Rosulullah langsung menjawab “ibumu”, sahabat nanya lagi “lalu siapa ya Rosulullah?” Rosulullah tetap mau menjawab “ibumu”, sahabat masih nanya jugaa “lalu siapa lagi?” tetap Rosulullah jawab dengan jawaban yang benar “ibumu”, bahkan ketika sahabat mengajukan pertanyaan yang sama untuk keempat kalinya, Rosulullah gak menjawab “antum kepo deh, nanya mulu” tapi Rosulullah menjawab “kemudian ayahmu”.

Alhamdulillah, kita punya contoh terbaik sepanjang masa yah, bahkan untuk masalah “kepo” aja beliau bisa kita jadikan rujukan. Kita banyak mendapatkan ilmu, berjalan menuju calan cahaya karena Rosulullah mau menjawab segala permasalah-permasalahan yang ditanyakan oleh para sahabat. Semakin jelas lah bahwa kita betul-betul jauh dari pribadi beliau, karena setiap orang bertanya selalu, dan selalu, jawabnya “kepo deeehhh”.

Yuk ah, tinggalkan kata-kata tidak bermanfaat. Bayangkan sudah berapa banyak ilmu yang tidak kita sebar dan kita batasi hanya karena kita mengucap kata-kata yang membuat orang malas untuk bertanya. “ih kamu kepooo deeehhh”

Perbaiki diri, perbaiki hati, revisi kata, revisi tulisan dan sebarkanlah ilmu J

Sekian



1 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.

Copyright © / Mendidik Mencintai

Template by : Urang-kurai / powered by :blogger