Harmonisasi Pasutri..

Bismillahirrohmanirrohim..

Resume pertemuan pekanan SAHAJA, 17102015

Islamic Parenting
Oleh: ust Bendri Jaisyurrahman

Prinsip-prinsip pengasuhan yang ada di Al-Qur'an

-Masih dalam pembahasan harmonisasi pasutri-

Dalam pengasuhan terdapat relasi keluarga yang ditulis dalam Al-qur'an, yaitu;
1. Dari orang tua ke anak =  al-qur'an menyebutnya Qoulan Sadida

2. Antar suami istri = al-qur'an menyebutnya qoulan ma'rufa. Perbaiki hubungan suami istri, sebab jika tidak diperbaiki artinya merencanakan 80% kerusakan pada anak.

3. Dari anak ke orang tua = al-qur'an menyebutnya qoulan kariima.
Berbuat baik kepada orang tua semestinya bukan karena balas jasa atas kebaikan dan pengorbanan yang dilakukan orang tua. Sebab berbuat baik adalah perintah Tuhan ( Al-Isro: 23) meskipun orang tua tidak berperilaku baik kepada anak. Hal ini dibutuhkan penguatan aqidah agar anak berperilaku baik pada orang tua karena perintah Tuhan.

Menciptakan harmonisasi pasutri dengan memahami masing-masing peran antar suami istri. Al-qur'an membagi peran tersebut menjadi 4, yaitu;
1. Annisa: 34 "kaum lelaki itu pemimpin untuk kaum wanita..."
Suami sebagai pemimpin (qowwam), sedangkan istri sebagai yang dipimpin.
Suami akan hilang jiwa qowwam ketika suami sering berkeluh kesah. Sebab fungsi qowwam berarti menegakkan, meneguhkan keluh kesah istri. Pintu perselingkuhan terjadi karena diawali oleh suami yang menghilangkan fungsi qowwam sebagai penegak keluh kesah istri. Suami tidak mau mendengar bahkan menuduh istri selalu mengeluh. Padahal ketika istri berkeluh kesah kepada suami, sesungguhnya adalah penghargaan bagi suami karena artinya istri masih mempercayai suami. Terimalah keluh kesah istri sebagai bentuk keqowwaman suami.

Dampak dari keberhasilan keqowwaman suami yaitu ketika suami berhasil 'membintangkan' istri. Setiap suami harus memiliki target untuk perbaikan istri. Seperti Rosulullah yang sukses keqowwamannya ketika potensi para istri muncul. Sebab ciri pernikahan barokah jika berhasil mengembangkan potensi antar suami dan istri.

2. Suami sebagai petani yang bertugas menjaga dan melindungi istri sebagai ladang yang dimiliki.
(Al-Baqarah):223 - Isteri-isterimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki. Dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu, dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemui-Nya. Dan berilah kabar gembira orang-orang yang beriman.

Dari ayat ini ada beberapa makna bagi suami,

a. Fungsi penjagaan: ladang tak akan baik jika tak pernah dijaga oleh petani. Maka tugas suami adalah menjaga jiwa dan raga istrinya. Memperhatikan kebutuhan-kebutuhan istri, dan penjagaan lainnya.

b. Intensitas pertemuan: hasil ladang baik jika sering ditengok oleh petani.

c. Sabar memetik panen: panen raya suami adalah ketika muncul cint yang tulus dari istri. Ketika awal menikah tidak boleh memaksakan istri harus mencintai 100%, suami yang sukses memanenlah yang berhasil membuat cinta istri semakin lama semakin besar dengan komunikasi yang baik antar pasutri. Kegagalan panen suami adalah ketika cinta tak bertambah seiring bertambahnya usia pernikahan. Bagaimana agar cinta semakin lama semakin besar? Sabda sang nabi bahwa wanita tercipta dari tulang rusuk, yang jika dikasari akan patah, namun jika diabaikan akan bengkok, maka agar wanita tetap sesuai fitrahnya dan tumbuh cinta yang besar, suami harus sering membelai istri agar ia tetap menjadi jiwa yang lembut penuh cinta.

Mari membuat keluarga semakin harmonis dengan menjalankan seutuhnya peran suami dalam makna sebagai petani.

3. Suami dan istri setara, sama-sama berperan sebagai pakaian
Albaqoroh: 187
"... mereka adalah  pakaian bagimu, dan kamu adalah pakaian bagi mereka..."
Suami istri adalah pakaian, yang memiliki makna;

a. Melindungi: Suami harus melindungi istri meski dalam kondisi berselisih.
Suami harus memastikan bahwa istri aman di rumah, terhindar dari kelaparan, terlindungi dari bahaya, meski dalam keadaan semarah apapun suami kepada istri. Jika suatu hari berselisih, maka yang sebaiknya keluar rumah untuk menenangkan diri adalah suami bukan istri, suami harus memastikan istri tetap dalam rumah, biar suami yang keluar rumah untuk sementara. Inilah hakikat pakaian bagi suami. Tetap melindungi bagaimanapun keadaan hati.

b. Menutup aurat: Baik suami ataupun istri tidak boleh saling menceritakan keburukan pasangan dengan orang lain kecuali untuk menyelesaikan masalah, inipun harus dengan orang yang tepat, bukan pada sembarang orang. Baik keburukan kecil maupun keburukan besar. Suami istri haruslah saling menutupi.

c. Meningkatkan citra diri: Dalam berpakaian, yang memakai pakaian mestilah memiliki keinginan agar ketika berpakaian citra dirinya terjaga atau bahkan terangkat. Begitupun makna pakaian bagi suami istri. Tanda pernikahan gagal adalah ketika di antara keduanya malu untuk menunjukkan pasangan masing-masing, malu untuk diajak berkumpul, malu untuk diajak ke manapun. Jadilah kebanggaan suami, dan jadilah kebanggaan istri, dengan kesholehan yang dimiliki.

d. Disesuaikan waktu dan tempat: ketika berpakaian haruslah disesuaikan menurut tempatnya. Begitupun dalam berperan menjadi suami istri. Sesuaikan peran sesuai keadaan, apakah sebagai peran teman diskusi, sebagai kekasih, sebagai konselor atau peran lainnya. Suami tidak mesti selalu berperan jadi atasan, agar istri nyaman berada di dekat suami.

4. At-Taubah: 71
"... sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain..."

Saling tolong menolonglah dalam menjalankan peran sebagai suami istri, tanpa perlu memilah ini tugas siapa, itu tugas siapa. Harmonisasikan semuanya dan saling mengerti dan tolong menolong agar semua permasalahan yang dialami menjadi ringan.

Itulah empat peran suami istri yang dibahas dalam Al-qur'an. Buatlah peran tersebut menjadi suatu relasi yang harmonis antar pasutri, agar anakpun bahagia memiliki ayah ibunya, dan terselamatkan dari kerusakan yang disebabkan oleh rusaknya hubungan antara ayah dan ibu.

Robbi, bimbinglah kami menjalankan peran ini.

(Masih) Bersambung di pertemuan berikutnya.

Notulis: Aldiles Delta Asmara

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Copyright © / Mendidik Mencintai

Template by : Urang-kurai / powered by :blogger