Awal Kebaikan -2016-

1 Januari 2016

Meninggalkan 2015 dengan keharuan, kebahagian, tawa, duka, aaah semoga bukan dengan menumpuknya dosa. Jika iya? Mohon ampuni Robb.

2015 dengan serbaserbi, penuh mimpi, berkecamuk tanpa ilusi, prestasi? Duhai, apa yang telah kau persembahkan untuk ad-Din?
Mari evaluasi!

***
Dulu diawal tahun 2015, punya target untuk selalu menulis, minimal 10 tulisan tiap bulannya mampir di blog senyumdonkdiles.blogspot.com

Mengapa menargetkan menulis? Karena menulis adalah terapi bagi jiwa yang berkelana mencari makna. Menulis adalah sapa halus untuk perintah membaca, sebab sebelum menulis harus diawali dengan membaca. Menulis adalah pengasah nurani dalam lingkup memahami jiwa, dengannya ia bisa merevisi makian menjadi untaian, kerinduan menjadi harapan, dan kesedihan menjadi lompatan kebangkitan. Menulis adalah dorongan tak langsung untuk berbisik pada Allah, dengan setelahnya menuangkan pada aksara. Maka blog hadir sebagai 'rumah' bagi segala mimpi dan upaya. Menulis adalah perebut takhta kebathilan dunia, dengannya ia bisa meluruskan, menunjukkan, mengenalkan, dan menjaga diri dari bathilnya jiwa.

Menulis?
Ah, entah dengan apa harus ku ukir bahagia jika bukan melewati aksara.

Suatu hari:
"Ih nulis kok curhat mulu, nulis tuh yang manfaat kek". Kata seorang teman saat melihat hobi ini.

Tak apa kawan, jika kau tak suka, aku tak pernah memintamu membaca seluruhnya hingga kau bisa menilai bahwa semua tulisan adalah curahan.

Lainnya:
"Hah, ini beneran tulisan kamu? Kok beda sama aslinya? Aslinya cerewet, bawel, gak bisa diem, kok tulisannya 'kalem' dan 'lembut'". Kata teman yang lain.

Itulah sebabnya kawan, aku tak pernah ingin ada yang tertipu dengan tulisanku, sebab bisa jadi jiwa yang nyata ini masih butuh nasehat, jiwa yang nyata ini tak sebaik tulisannya(begitukan maksudmu?). Jiwa yang nyata ini masih bertumpuk-tumpuk dosa, dan semoga kebaikan-kebaikan yang ada dalam tulisan mampu menghapusnya.
Tak apa ya? Setidaknya masih ada sisi kebaikan dari diri ini.

Semoga Allah masih mampukan tahun 2016 ini untuk tetap menulis, lebih baik dari tahun sebelumnya. Semoga kepekaan jiwa semakin terasah, sebab tulisan rajin mengasahnya. Semoga keshalihan makin menebal, bukan menipis, sebab tulisan yang jadi penasehatnya, iya, menulis adalah menasehati diri sendiri.

Apa yang paling diharapkan dari sebuah tulisan?
BerkahNya dan ridhoNya, meski mungkin salah dalam pencatutan sumber, meski mungkin hilang nama dalam tersebarnya, tak apa, semoga tak hilang berkahNya.

***

Nah sekarang tentang impian dan doa yang lain. Suatu hari di 2015 pernah ada yang bertanya "Diles, kapan target menikah?"
"Tahun ini, insyaa Allah". Jawab dengan keoptimisan.

Iya, selalu optimis tiap tahunnya, bahwa akan menggenapkan agama ditahun ini, tahun berapapun saat orang bertanya.

Makaaaa, meski 2015 kemarin nyatanya belum tergenapkan, tak apa, optimislah untuk 2016. Semoga 2016 adalah tahun pertemuan :)


Begitupun untuk teman-teman yang lain yaaaa, optimislah untuk sebuah kebaikan, apalagi yang tercatat sebagai janji Allah.

*Ini kenapa jadi ngomongin nikah? :D

***
Impian berikutnya, membawa mama melangkah menuju baitullah. 2015 belum terwujud, semoga Allah mudahkan ditahun 2016. Melangkah bersama, meski tak setangguh Uwais yang menggendong ibundanya menuju rumah Allah. Aamiin ya Rob..

***

Intinya?
Iya, semoga membaik, baik tulisan, lisan, keshalihan, ketaatan, impian, perbuatan, serta keikhlasan, harus lebih baik dari tahun sebelumnya.

Semoga Allah mudahkan lirih-lirih doa selama ini.
Aamiin, insyaa Allah.

Eh iya, setelah Januari akan selalu ada Februari kan? (jika Allah ridho)

-Aldiles Delta Asmara-


0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Copyright © / Mendidik Mencintai

Template by : Urang-kurai / powered by :blogger