Diberi Judul: Adab

Malam ini saya berkali-kali dibuat takjub oleh celoteh Rafa saat melihat Ummanya 'repot'.
"Ummi, abang bobonya nanti ya, abang mau bantu umma"
"Abang mau bantu umma".

Terharu? Yes!

Meski kita semua tahu bahwa kata 'bantu' bagi anak berumur 2,5 tahun berarti 'memainkan apa yang dikerjakan' oleh orang dewasa di sekitarnya. Tapi toh ketulusan dan tatap yakin saat ia mengucapkan patut dihargai. Dan saya ingin mengaitkan hal ini dengan adab.

Ini tentang adab, lebih tepatnya adab dalam bersosial. Bahwa dalam hidup bersama dengan orang lain, bermasyarakat, berjama'ah atau apalah istilahnya. Patut rasanya mengasah nurani saat melihat orang lain kesulitan dengan sedikit pernyataan "mari saya bantu" dan atau pertanyaan "perlu bantuan?". Untuk apa? Agar silaturrahim tak kering, agar sapa tak dingin, agar nurani tak berubah jadi kusut masai. Bergeraklah, meski hanya dengan sekadar tanya. Pedulilah, meski dalam rupa sapa. Sebab, kita hidup tak sendiri. Sebab dunia kita luas, tak sesempit tikungan rumah. Maka, apa jadinya jika adab ini hilang?
Bukan sekadar basabasi kan?
Pedih jika mendapati dalam satu organisasi, dalam satu kantor, dalam satu rumah ada bagian yang perlu dibantu tapi di sisi lain ada bagian yang enggan membantu.

Ah Aldiles, jangan seperti itu ya.

-Aldiles Delta Asmara-
Nulis itu nabok diri sendiri


0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Copyright © / Mendidik Mencintai

Template by : Urang-kurai / powered by :blogger