Aksara Jiwa

Dia menciptakan semburat cahaya, pada langit yang ternampak jingga, mengadu segala pesona pada alam nyata..
duhai dunia, adakah segala indahmu sepertinya?

Pada kerak bahagia, ada rasa yang membuncah meloncati asa.
ia tersedu tanpa sedan, sesekali berkelana mencari arti dari tiap definisi bahagia yang ada.

Tanpa Sang Pemilik Cinta, apalah arti segala rasa yang kita punya?
tanpa Sang Pemilik Asa, masihkah bahagia menyambut segala rupa takdirNya?

Tak mesti manis dalam tiap kata, jika pahitpun nyatanya membuat kita berkarya.
kita tak bisa meminta pada semua manusia, untuk menyembunyikan segala keburukannya, seperti halnya kitapun tak mampu memaksa diri menyembunyikan keburukan diri.

Ah prasangka, kau macam anak panah, pisau belati, silet tipis, atau gergaji bertaring..
siap mengolah dan mengaduk emosi jika tak dijaga sampai batas maksimal..

TanpaNya aku terpedaya, dengan segala tipu daya macam cerita cinderella..
Robbi, aku tak mau hidup hanya dunia khayal, karena yang ku tahu, dunia Mu adalah nyata..

Kemudian aku menginsyafi alfa pada denyut nadi yang tersisa. Bertarung melawan sunyi, mencabik segala dengki, menyayat segala iri hati. Terluka? namun lebih baik dari pada ku pelihara sejak dini.

Lalu rengekanku padaMu hadir lagi, rengekan yang nampak seperti isakan. Tak bertata dalam krama menyusun kata.
satu persatu hingga perseratus pun Engkau tetap sama, tetap mendengarkanku mengutarakan rasa, bahkan Kau bilang "Aku dekat"

Segala puji teruntukMu, duhai Robb alam semesta.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Copyright © / Mendidik Mencintai

Template by : Urang-kurai / powered by :blogger