Dua Puluh Empat tahun menjadi hambaNya

24 tahun, ya Rabbana hamba di dunia
Nyanyi dikit mengawali tulisan menyambut 24 tahun.
Ini tentang takdir, cemburu, syukur dan bahagia, ah satu lagi yang setia, yaitu rindu.
Oke mulai ya..


bismillahirrahmanirrahim..

kamu tau? kebutuhanku untuk merindukanmu lebih besar dibanding kebutuhanku memikirkan takdirku. Karena yang aku tahu, takdirku sudah tertulis dengan baik dalam catatanNya, dan yang ku tahu pula, bahwa merindumu adalah bagian dari takdirku.

Mungkin benar, takdirku akan selalu merindumu, merindukan masa ketika kita bisa beriringan bersama, mengeja waktu dalam pergantian masa tentang kita.

Dan diusia 24 tahun kita, aku merasa kita saling mengisi, terlebih kamu. Mengisi kekosonganku dan harapan-harapan yang belum bertemu. Mengisi bahagiaku dengan tawa riang anakmu. Mengisi bahagiaku, dengan waktu yang selalu tersedia bagi sedihku.

Cinta, terima kasih sudah melengkapi 24 tahunku.
Maafkan, aku pernah mencemburui bahagiamu, hingga bahagiamu menyadarkan aku bahwa, kau pun mencemburui bahagiaku.
Ya, Rabb kita Maha baik yah
Hingga masing-masing kita memiliki bahagia, jeda cemburu pun kita pakai untuk mensyukuri nikmatNya :)

Pendar cahaya yang dikelilingi oleh Nya,
Dalam rahim penuh cinta
Kita pernah bersama 
9 bulan di sana
hingga 24 tahun di sini..

Kau tahu? adalah kau urutan ketiga yang paling aku syukuri dalam hidupku setelah terlahir sebagai muslim dan dilahirkan dari orang tua kita. 

24 tahun dalam jejak kata dan rasa
saling mengisi dalam asa
meski tertakdir tak serupa

Aku mencintaimu, dan ku yakin cinta ini telah hadir sejak perjumpaan kita dalam rahim mama, twina sayang :*

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Copyright © / Mendidik Mencintai

Template by : Urang-kurai / powered by :blogger