PROPOSAL PERMINTAAN (2)

Saat menuliskan 'proposal permintaan' untuk anak perempuan, saya lupa melibatkan suami dalam pembuatannya, karena proposal tersebut dibuat ketika menanti kepulangan suami. Maka untuk 'proposal permintaan' bagi anak laki-laki, saya tak lupa menyertakannya. Sekaligus ingin tahu harapan ia kepada anak laki-lakinya nanti.

"Emas, proposal permintaan apa yang emas minta pada Allah untuk anak laki-laki kita nanti." Pembuka obrolan disuatu subuh.

Kemudian mengalirlah dari lisannya Q.S Albaqoroh ayat 131-134 sebagai pembukanya..

"Ketika Rabb-nya berfirman kepadanya: 'Tunduk patuhlah!'. Ibrahim menjawab: 'Aku tunduk patuh kepada Rabb semesta alam'." – (QS.2:131)

"Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Yakub. (Ibrahim berkata): 'Hai anak-anakku! Sesungguhnya, Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati, kecuali dalam memeluk agama yang lurus (Islam)'." – (QS.2:132)

"Adakah kamu (Muhammad) hadir ketika Yakub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya: 'Apa yang kamu sembah sepeninggalku'. Mereka menjawab: 'Kami akan menyembah Rabb-mu dan Rabb nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail, dan Ishak, (yaitu) Rabb Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk kepada-Nya'." – (QS.2:133)

"Itu adalah umat yang lalu; baginya apa yang telah diusahakannya, dan bagimu apa yang sudah kamu usahakan, dan kamu tidak dimintai pertanggung-jawaban, tentang apa yang telah mereka kerjakan." – (QS.2:134)

"Seperti yang para nabi pesankan kepada anaknya bahkan sampai mendekati ajal, yang dipesankan dan diminta hanya agar anak-anak keturunannya hanya menyembah Allah, bukan wasiat atau pertanyaan tentang harta benda. Begitupun Emas ingin anak-anak kita kelak menjadi pejuang tauhid. Yang mengEsakan Allah di atas segalanya, di atas harta, di atas nafsu, di atas syahwat dunia lainnya. Emas ingin anak laki-laki kita menjadi sebenar-benarnya lelaki dalam kehidupannya, dari awal kelahiran hingga wafatnya. Gak akan Emas biarkan ia menyerupai perempuan, meski apapun alasannya, entah karena hanya ingin mendapatkan rupiah atau karena dorongan syahwat yang katanya naluriah". Penjelasan suami dengan panjang dan tepat.


Kemudian saya mengingat apa yang melatarbelakangi suami saya punya harapan seperti itu. Beberapa hari yang lalu, kami kaget dengan akun personal seorang laki-laki yang mencari nafkah untuk keluarganya, untuk anak istrinya dengan menyerupai perempuan. Memakai baju perempuan, dan bergaya layaknya perempuan. Yang membuat kami kaget karena ia yakin apa yang ia lakukan adalah kebaikan dan HALAL karena tidak merampok, korupsi, dan lain-lain.


Kami langsung sama-sama istighfar, betapa 'halal' melenceng begitu jauh dari maknanya. Hati kami ngilu. Dan berharap agar kami mampu mendidik anak kami, mengenalkan kepadanya ketaatan-ketaatan yang berupa perintah dan larangan Allah, bukan sekadar menjauhi larangan yang akan merugikan orang, tapi juga larangan yang dalam bentuk menukar akhirat dengan dunianya. Kami meminta pada Allah, agar kami mampu mengasuh anak kami sesuai dengan fitrahnya. Berlandaskan pada perintah Allah, bukan pada perasaan belas kasih sayang sebagai orang tua. Sebab kami khawatir, rasa sayang kami mendahului ketaatan pada Allah, hingga meridhoi permintaan anak meskipun tidak sesuai dengan fitrah dirinya sebagai laki-laki atau sebagai perempuan. Bukankah kini semakin banyak terjadi???


Kami sebagai orang tua, akan meminta bimbingan Allah agar mengajarkanmu tentang kelembutan pada sesama. Kelembutan yang tak menghilangkan kelelakianmu, sebab menjadi lembut, mengerti perasaan orang lain, memahami kondisi, dan ringan tangan membantu pekerjaan perempuan terdekatmu (umma dan keluargamu) tetap bisa engkau lakukan tanpa harus mengubah sosokmu menjadi yang Allah murkai. Bapakmu akan mengajarkanmu dengan berusaha agar menjadi contoh yang baik untukm.


Anak lelakiku, berjalanlah di atas bumi Allah dengan segala aturannya. Bukan dengan 'batas wajar' yang kau karang sendiri. Tumbuhlah dengan belas kasih pada sesama sebagai bentuk ketaatan pada Allah bukan karena kau mengharapkan nilai dari dunia.
Anakku, banyak-banyaklah berkaca pada Rosul kita tentang bagaimana memahami perempuan (umma, adik/kakakmu, istrimu nanti) yang kau cinta. Besarlah menjadi segagah-gagahnya laki-laki yang berdiri tegap membela agamamu, bukan yang dengan ikhlas membela para penista dan pencela. kenali pahlawan negerimu yang dengan pekik takbirnya bergetarlah kemerdekaan di negerimu. Hiduplah dengan pemahaman yang baik tentang orang-orang di sekitarmu. Jadilah lelaki yang terjaga dan menjaga, dirimu dan keluargamu dari panasnya api neraka.

Anak lelakiku, hanya kepada Allahlah kami meminta bimbingan.


Duhai Allah, inilah 'proposal permintaan' untuk anak laki-laki kami. Mohon ridhoi...


-Aldiles Delta Asmara-

'proposal permintaan' bagi calon pemuda kami di hari SUMPAH PEMUDA

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Copyright © / Mendidik Mencintai

Template by : Urang-kurai / powered by :blogger