PROPOSAL PERMINTAAN

"Dek, kan bentar lagi jadi seorang ibu, bicaranya dijaga ya, kurangi ngeluh, kurangi ketus, judes, dan lain2. Ganti aja jadi istighfar" -Pesan mama-

Menjadi seorang ibu artinya menjadi "manusia sakti". Yang dari lisannya, kehidupan seorang anak seolah terletak padanya. Baik dan buruk anak tergantung pada ucap saktinya. Kita banyak mendengar ada seorang ulama yang menjadi imam besar masjid di kota suci merupakan dampak dari ucap sakti seorang ibu. Maka, apa yang menghalangimu untuk berkata yang baik pada anakmu jika hal itu adalah yang menentukan masa depan anakmu??

Tak berhenti sampai di situ. Ketika mama menitipkan nasihat yang berharga ini, tiba-tiba jiwa saya menjelajahi waktu. Jika suatu saat nanti Allah beri amanah pada kami seorang anak perempuan, maka semoga Allah bimbing kami agar mengasuh anak perempuan kami menjaga lisan. Agar ia sedari dini hanya mengucapkan kata-kata yang baik yang semoga terbawa sampai kelak mereka menjadi seorang ibu.

Sebab di jaman kini, semakin banyak wanita-wanita yang berkata penuh makian dan hinaan. Saya pernah beberapa kali mendapati siswi saya dengan lancarnya berbicara buruk. Entah bagaimana ia dibesarkan di keluarga, dan entah bagaimana ia akan membesarkan keluarganya nanti. Yang semakin membuat sedih, mereka mengira bicara kasar adalah batas wajar, dan dengan bangga menyebut dirinya 'bad girl'.
Menghina teman, "batas wajar"
Berbicara kasar, "batas wajar'
Pulang malam, "batas wajar"
Pacaran berduaan, "batas wajar"
Membuka aurat, "batas wajar"

Duhai anakku, semoga tak terjadi padamu. Dan semoga kami mampu mengenalkan padamu apa itu "batas wajar" yang Allah ridhoi. Termasuk dalam menjaga ucapan-ucapanmu.

Di waktu yang lain, suami saya pernah berpesan "Adek kan bentar lagi jadi seorang ibu, kalau lagi ngambek atau cemberut tetap doa yang baik ya. Tuh doa adek sekarang banyak diijabahnya sama Allah".

Pesan ini memberikan lagi beberapa hikmah, bahwa wajar jika dalam perjalanan seorang perempuan pasti ada berbagai macam rasa, dan artinya menjadi seorang perempuan haruslah melatih diri agar apapun yang dirasa, jangan sampai mengubah keadaan menjadi buruk dengan ucap yang tidak patut. Saya pernah ngambek sengambek-ngambeknya pada suami yang lembur, pulang malam, entah apa yang waktu itu saya ucapkan, intinya saya ngambek. Dan ngambeknya saya berbuah musibah bagi suami saya yang menyebabkan saya menyesal sejadi-jadinya dan ketika suami sudah sampai di rumah, saya langsung memeluknya sambil berkali-kali minta maaf. Duh, perempuan.

Sejak itu saya melatih diri untuk mengatur emosi dengan sangkaan yang baik dan juga ucapan yang baik agar tak ada musibah yang terjadi karena emosi yang buruk.

Lagi-lagi teringat, betapa pentingnya meminta bimbingan Allah agar kita mampu mengasuh seorang anak perempuan agar mampu mengontrol emosinya. Marah, sedih, kecewa, pasti akan dirasakan oleh anak kita. Hanya saja cara menyelesaikannya perlulah kita bimbing karena kita orang tuanya. Itulah perlunya seorang ibu berlatih mengontrol emosi, sebab sang anak pasti meniru. Artinya, mengontrol emosi bagi seorang ibu adalah cara membimbing anak perempuan agar kelak mampu mengontrol emosi mereka pula. Sebab kini, banyak kerusakan yang terjadi karena perempuan-perempuan tak sanggup mengontrol emosi.

Saya pernah mendapati seorang siswi SMP kelas awal yang marah hanya karena pendingin di ruang belajar rusak. "GIMANA SIH, SAYA UDAH BAYAR, MASA SAYA GA DAPET FASILITAS". lawan bicaranya tentu bukan yang seumur olehnya, tapi jauh-jauh sekali.

PR menjadi ibu banyak sekali ya Diles, mengajarkan anak perempuan kita menjaga lisannya, mengontrol emosinya serta mengajari mereka untuk menerima keadaan dengan hati dan prasangka yang lapang. Agar makian tak terucap, agar hati yang lapang membawa kedamaian untuk sekitar.


Sanggup?? Hanya kepada Allah lah kita memohon bimbingan. Sebab anak kita adalah ciptaan Allah, hati mereka, lisan mereka, dan pikir mereka adalah Allah yang menguasai. Ajukan 'proposal permintaan' anak sedari dini dengan doa-doamu. Sebab mengikuti seminar parenting tak akan cukup menggenggam hati anakmu jika tak kau barengi dengan mengajukan 'proposal permintaan' dalam bentuk doa pada Allah.

Ya Allah, inilah sebagian 'proposal permintaan'ku bagi anak perempuan kami kelak. Mohon ridhoi.

-Aldiles Delta Asmara-

'proposal permintaan' untuk anak laki-laki segera dibuat.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Copyright © / Mendidik Mencintai

Template by : Urang-kurai / powered by :blogger