Saat Kau dekat denganku

Saat Kau dekat denganku, hari terasa lapang, senin kamis terasa longgar, jumat ke jumat pun penuh riang.


Saat Kau dekat denganku, aku bagaikan ratu, yang tak sedih karena pilu, yang tak murka karena cemburu.


Kau dekat, dalam Muharrom hingga Dzulhijjah. Tak terhitung banyaknya bahagia, meski hilir mudik sedih hadir dengan setia. Namun Kau buat semua menjadi pahala, saat ku pilih syukur dan sabar dalam mengiringinya.


Kau dekat, dalam penantian maupun kesakinahan. Asal takwa menjadi pegangan, takdir apapun yang Kau berikan, selalu bersanding dengan keberkahan. Bagi jiwa-jiwa yang tak lelah meminta dekat padaMu di waktu siang dan malam.


Kau dekat, dalam tiap usahaku sebagai seorang hamba untuk selalu mendekat. Dalam sendiri maupun ramai yang memenuhi rintik-rintik asa. Mendekat padaMu adalah kekuatannya.


Aku berusaha mendekat, meski bergelimang harta adalah masih impian, berganti dengan tumpukan-tumpukan rincian. Namun Kau ingin aku mendekatiMu dengan sedekah-sedekah jariah, meski kembang kempis napasku mengusahakannya.


Aku berusaha mendekat, meski goda fana tampak silau memukau mata, menjadi terkenal dalam satu klik saja, yang mencari cara untuk dikenal banyak masa dunia, agar mengangguk-ngangguk semua jiwa saat ku sebutkan hanya nama. Namun Kau ingin aku memilih untuk dekati Kau dengan kelapangan jiwa, dalam kerendahan hati tanpa ingin dipuji dan puja. Sebab terkenal di langit lebih menyenangkan gelombang rasa, dekat padaMu seumpama telah memiliki semua.


Saat Kau dekat denganku, ku tandai dengan banyaknya sholeh-sholeha yang mendekat pada raga. Menasehati dengan jiwa, menegur dengan penuh rahasia, dan menyayangi dengan setulus-tulus harga, Fillah. Tak terhitung banyaknya dari orang tua, suami, keluarga, kerabat, dan yang lainnya.


Saat Kau dekat denganku, ku rasakan kehadiranMu memenuhi relung-relung jiwa yang hampa. Ketika belahan jiwa tak bersisian raga, namun ucapnya, bahwa Kau selalu ada. Membuat hati ringan seketika.


Saat Kau dekat denganku, selalu aku meyakini bahwa dimulai dengan usahaku mendekatiMu, dimulai dengan meyakini bahwa Kau selalu dekat dan mendengarkan doaku, dimulai dengan mengimani Kau dekat bahkan dari urat dan detak nafasku.


Saat Kau dekat denganku, adalah bertumpuk bahagia dalam nikmat hidup di duniaMu.


Kau dekat, tanpa sekat.
Saat ku mendekat, Kau makin merapat.
Sejengkal, sehasta, sedepa.
Kau dekat dan mendekatkan.


Maka buat aku lebih mendekat, di 1438 HijriahMu.


-Aldiles Delta Asmara-
*doa dalam tulisan*

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Copyright © / Mendidik Mencintai

Template by : Urang-kurai / powered by :blogger